15. Laki-laki Posesif

1K 50 13
                                    

Kia menatap Bimo yang tengah menelepon pengirim pesan misterius tersebut dengan gelisah. Kia takut Bimo salah paham padahal dirinya pun tak tahu siapa pengirim pesan misterius tersebut. Apalagi dari tadi Bimo menatapnya tanpa jeda dengan ekspresi yang tak mampu didefinisikan. Tatapan yang baru pertama Kia terima dari laki-laki itu.

"Siapa kamu?" ucap Bimo dingin ketika panggilan teleponnya diterima oleh seseorang entah berantah tersebut.

"Jangan pernah mengganggu Kia lagi! Klo ada urusan penting silahkan bicara dengan saya, suaminya," imbuh Bimo seraya menahan emosi karena tak ada suara apapun dari seberang sana kecuali suara musik yang sedang diputar. Lalu tak lama sambungan telepon itu terputus yang sukses meloloskan umpatan kasar dari bibir Bimo.

Kia tercengang melihat ekspresi Bimo ketika marah yang baru pertama kali dilihatnya. Laki-laki yang biasa mengumbar senyuman manis dan jenaka itu seketika berubah menakutkan. Kia mengamati secara detail setiap perubahan wajah Bimo. Secara sadar Kia memperhatikan saat rahang laki-laki itu mengeras. Pun dengan perubahan sorot mata yang biasa lembut berubah dingin dan tajam.

"Katakan padaku klo dia berani mengirimkan pesan lagi," terang Bimo seraya menyerahkan ponsel tersebut kepada pemiliknya. "Aku sudah menyimpan nomornya di ponselku," lanjut Bimo tanpa menyadari perubahan ekspresi wajah Kia yang tampak terkejut.

"Mas Bimo tahu dari mana nomor ini?" Kia menyahut dengan tatapan penuh menyelidik. Seketika Bimo tersenyum hambar ketika menyadari kesalahannya. Khawatir Kia marah karena dirinya telah berbuat lancang dengan membuka pesan Kia beberapa hari lalu tanpa izin.

"Maaf Sayang. Waktu kamu demam kemarin aku membuka ponsel kamu tanpa izin," aku Bimo lalu meraih kedua tangan Kia. Menggenggamnya dengan erat sembari menatap ke dalam netra Kia yang masih terpaku padanya. "Maafkan aku," ulang Bimo karena Kia tak juga menanggapinya. "Please jangan  marah!" pinta Bimo lalu membawa kedua tangan Kia untuk diciumnya.

"Nggak. Aku nggak marah kok Mas. Sebenarnya aku juga ingin cerita sebelum sakit kemarin. Aku juga nggak tahu siapa dia Mas," terang Kia masih dengan perasaan ragu. Haruskah ia bercerita mengenai cokelat kiriman dari seseorang yang mengaku sebagai pengagum rahasianya tersebut.

"Sejak kapan nomor itu neror?" tanya Bimo dengan serius.

"Seminggu sebelum hari pernikahan kita. Dia mengirimkan pesan whatsapp berisi ucapan selamat untuk pernikahan kita. Aku pikir mungkin dia teman lamaku. Jadi aku balas dengan ucapan terima kasih. Udah gitu aja," terang Kia dengan jujur.

"Hanya itu?" Bimo memicingkan mata. Menuntut penjelasan lebih dari Kia.

"Sudahlah Mas nggak usah ngomongin itu. Aku males," sahut Kia seraya beranjak.

"Aku belum selesai bicara Kia!" Bimo meraih pinggang Kia. Membawa tubuh perempuan itu ke atas pangkuannya. "Aku cemburu. Aku nggak suka ada orang lain yang merindukan dirimu. Bahkan saat Ayah atau Bang Azka memelukmu saja aku cemburu apalagi orang lain," sambung Bimo dengan serius.

"Posesif!" cibir Kia menggelengkan kepala tak percaya dengan pengakuan Bimo. Mana ada laki-laki cemburu dengan Ayah dan kakak dari istrinya sendiri.

"Memang. Aku laki-laki posesif!" Aku Bimo. Sejujurnya Bimo sendiri bingung dengan dirinya. Rasa cinta yang ia miliki untuk Kia tak sanggup dijabarkan hanya dengan sebuah kata dan kalimat. Bahkan paragraf yang panjang pun tak mampu mewakili perasaan yang dirasakannya saat ini. Tapi satu yang pasti. Bimo begitu takut kehilangan Kia.

"Masalahnya aku juga nggak tau dia siapa Mas," kesal Kia dengan pasrah saat Bimo memeluknya.

Jantung Kia mendadak bekerja ekstra saat merasakan bagaimana Bimo menghidu aroma tubuhnya. Bayangan saat Bimo memanjakan dirinya semalam seketika membuat wajahnya memanas. Apalagi kegiatan mereka tadi pagi yang begitu panas dan mendebarkan. Kia seolah terhipnotis dalam sebuah kenikmatan yang hanya dalam satu malam menghadirkan rasa candu. Bibir Kia ingin menolak tapi tubuhnya berkata lain. Kia begitu menikmati aktivitas baru mereka sebagai pasangan suami dan istri. Dan ini akan menjadi aktivitas favorit Kia selain bekerja.

The Sweetest Love (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang