CHAPTER-1. ICE CREAM

31K 487 7
                                    

BEVERLY Montano duduk manis di sebuah sofa panjang yang terletak di dekat kolam renang setelah menghabiskan sebagian waktunya berenang dengan kakak iparnya, Kayla Montano. Alunan musik dari musisi ternama mengiringi kepalanya yang mengangguk-angguk sesuai irama. Bikini dengan warna merah bermotif membalut bagian sensitifnya dengan sempurna. Siang itu, cuaca sangat cerah. Rasanya, Beverly tidak ingin beranjak dari sofa itu. Namun, suara Kayla yang menginterupsinya memaksa Beverly menurunkan kaki dan berdiri tegak seperti seorang tentara.

 Namun, suara Kayla yang menginterupsinya memaksa Beverly menurunkan kaki dan berdiri tegak seperti seorang tentara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bev," Kayla berdiri dengan wajah merah padam karena terkena sinar matahari langsung. "Bisa kau membantuku?"

Beverly mengambil bathrobe lalu memakainya. "Ada apa?" tanyanya pada Kayla.

"Aku ingin makan spaghetti di restoran yang kemarin. Bisakah kau membelikannya untukku?" Kayla berjalan meninggalkan Beverly karena matahari terik membakar kulitnya. "Brooklyn sedang rapat dengan Edwin. Aku tidak tega mengganggunya."

Mau tak mau, Beverly mengikuti kakak iparnya. Akhir-akhir ini mereka memang sangat akrab. Sejak Kayla dan Brooklyn tinggal satu atap dengannya, Beverly tidak lagi merasa kesepian. Kayla adalah teman sekaligus saudara yang menyenangkan. Sehingga ia tidak segan untuk menuruti semua keinginan Kayla. "Tentu saja. Kau mau ikut atau aku saja yang pergi?"

"Kau saja yang pergi. Brook mungkin sebentar lagi selesai. Kau tahu bagaimana kakakmu," Kayla menoleh, menatap Beverly dengan ekspresi lucu. "dia tidak akan mengijinkanku keluar tanpanya."

Beverly terbahak. Sejak kejadian satu bulan lalu, saat Kayla diculik dan disekap oleh Jackson, Brook memang menjadi sangat overprotectif. Beverly tidak menyalahkan kakaknya. Bagaimana pun juga, sudah menajdi kewajiban kakaknya melindungi Kayla dan calon keponakannya. "Baiklah. Aku akan pergi dengan daddy saja kalau begitu. Akhir-akhir ini kami memang jarang keluar bersama. Semenjak kau tinggal di sini, Daddy menjadi lebih betah tinggal di rumah."

Kayla menyunggingkan senyum. "Daddy mungkin tidak akan meninggalkan rumah setelah si kecil lahir."

"Ah, kau benar. Aku juga tidak sabar menunggu kehadirannya. Aku rela tidak tidur semalaman demi si kecil."

"Aku percaya kau akan melakukannya," sahut Kayla dengan suara lembut.

"Kalau begitu, aku akan bersiap dan pergi mencari spaghetti. Bisakah kau menemui Daddy dan mengatakan kalau aku akan mengajaknya?"

"Tentu." Senyuman lebar terbit di bibir Kayla. "Maaf merepotkanmu. Tapi aku sangat senang memiliki adik sepertimu."

"Ya," Beverly mengibaskan rambut panjangnya. "Memang seharusnya begitu."

Mereka berdua terkekeh geli. Kayla segera menemui ayah angkatnya. Sementara Beverly kembali ke kamar untuk mandi dan mengganti pakaian.

Satu jam kemudian, Beverly dan Jullian Montano telah berada di sebuah restoran yang menyediakan spaghetti dan pizza dengan berbagai macam topping. Beverly dan Jullian menyempatkan makan di sana dan menikmati pemandangan taman bermain yang kini penuh sesak oleh anak-anak kecil.

ETERNAL ANGEL AND HER LAST REQUEST (DEWASA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang