JACKSON bisa melihat sorot terkejut yang terpancar jelas di wajah Beverly. Entah apa yang membuat wanita itu tampak begitu kaget dengan pertanyaannya. Dari cara Beverly menggodanya, Jackson amat sangat yakin kalau wanita itu sudah tidak perawan lagi.
"Aku lupa tepatnya berapa. Dan kupikir itu bukan urusanmu."
Tebakan Jackson sungguh akurat. "Kau lupa? Saking banyaknya pria yang tidur denganmu." Pria itu tersenyum miring pada Beverly.
"Untung saja aku tidak terpancing. Aku bisa terlular penyakit mengerikan jika-"
"Tunggu," potong Beverly cepat. "terpancing? Apa aku tidak salah dengar? Bukankah kau yang pertama kali menawarkan penismu padaku?" ucap Beverly tanpa sensor. Beverly benar-benar kesal dengan Jackson. Bisa-bisanya pria itu menganggapnya wanita dengan penyakit kelamin.
"Kau benar-benar wanita sinting! Bagaimana bisa kau mengucapkan-"
"Apa? Kaulah yang sinting. Kalau kau memang menganggap dirimu pria terhormat, kau tidak seharusnya menawarkan seorang wanita untuk bercinta denganmu. Bahkan wanita jalang sekali pun."
Berdebat dengan Beverly memang menyenangkan. Itulah yang dialami Jackson sekarang. Meski terkadang dirinya kehabisan kata-kata, kehabisan argument yang kuat dan menarik. Namun semua itu seolah terbalaskan jika ia bisa mendengar suara Beverly lebih lama. "Aku tidak mengatakan kalau aku pria terhormat." Sanggah Jackson.
"Tapi kau menganggap aku wanita jalang? Bukankah itu sama saja?"
"Aku tidak-"
"Sudahlah. Aku lapar. Apa kau akan membiarkan aku makan atau tidak?"
Jackson membiarkan Beverly melewatinnya. "Bagaimana jika tidak?"
"Aku akan pergi ke hutan dan mencari makanan di sana."
"Kalau kau tidak menemukan apa-apa? Apa kau akan kembali kemari?"
"Tidak. Aku tidak ingin mengemis darimu."
"Baguslah. Kau boleh pergi ke hutan."
"Oke. Aku akan mengganti bajuku dulu kalau begitu. Jangan ikuti aku selama aku pergi." Beverly melayangkan tatapan permusuhan pada Jackson.
"Tidak akan. Jika kau berusaha kabur dari sini-"
"Aku tidak akan kabur. Untuk apa aku kabur?" Beverly menghentikan langkhnya, membuat Jackson yang tengah berjalan di belakangnya menabrak punggung Beverly. "Aku akan menyerahkan diriku pada buaya atau singa hutan."
"Tidak ada singa di sini," Jackson melewati pintu rumah. Beverly tidak menanggapinya lagi. Berburu? Di hutan? Dasar konyol! Ucap Jackson dalam hati.
Setengah jam kemudian, Beverly keluar dengan mengenakan sweater merah panjang miliknya. Saat Jackson menculiknya, wanita itu memang mengenakan sweater merah dan juga celana jeans. Beverly berjalan melewati ruang tengah. Entah dia sengaja pura-pura tidak melihat Jackson atau wanita itu memang tidak memperhatikan kalau Jackson berdiri di dapur dan tengah mengawasinya.
Jackson melihat punggung Beverly menghilang di balik pintu. Wanita itu terlihat berjalan ke belakang rumah dan mengambil sesuatu. Tak lama kemudian, Beverly kembali muncul dengan golok besar di tangannya. Jackson membulatkan mata, ia biasa memakai golok itu untuk memotong rumput liar atau batang pohon yang sudah terlalu tinggi. Dan sekarang, wanita bernama Beverly itu mengambil benda tajam itu dan membawanya entah kemana. Maria mungkin akan membuang benda seperti itu jika melihatnya.
Penasaran dengan apa yang akan dilakukan Beverly, Jackson diam-diam mengikuti wanita itu dari belakang. Langkah kaki wanita itu tegas, tidak ada keraguan di sana. Sesampainya di sisi hutan, Beverly masuk dengan sedikt tergesa. Jackson terpaksa mempercepat langkahnya agar tidak kehilangan jejak. Sesampainya ia di tengah hutan, Jackson melihat Beverly tengah menebang salah satu pohon pisang. Bibir Jackson melengkung melihat betapa gigihnya wanita itu dalam mendapatkan makanan dan bertahan hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL ANGEL AND HER LAST REQUEST (DEWASA)
RomanceWARNING. 21++ ANAK KECIL DILARANG MENDEKAT! JACKSON Augustus Sharpe bertekad ingin membunuh seluruh keluarga MONTANO setelah kematian anak dan tunangannya. Jackson bersumpah di depan makam tunangannya kalau kelak ia akan menghabisi seluruh keluarga...