•kilas balik•

1K 122 25
                                    

WARN ‼️

Full narasi tanpa sosmed, tapi tolong banget dibaca ya sampai akhir. Karena ini jadi salah satu alasan adanya ForthBeam di AU ini.

Jangan malas baca ya ^^

ENJOY !

💫💫💫

Beam bukan tipe cengeng, bisa dihitung berapa kali ia menangis, ia cukup tegar, sangat. Bahkan ketika ia kehilangan kakak satu-satunya tepat di ulang tahun ke tujuh belas, saat itu ia lah yang menjadi pondasi kedua orangtuanya yang menangis.

Beam menangis? Tentu, tapi tidak di depan semua orang, tidak di depan kedua orangtuanya, sudah cukup kesedihan keluarganya saat itu, jangan ditambah lagi dengan air matanya.

Kehilangan sosok kakak yang sangat ia kagumi sama rasanya seperti kehilangnya setengah jiwanya, Beam kosong, ia hidup hanya raganya saja.

Hidupnya tetap berjalan seperti biasa setelahnya, hanya sahabat-sahabatnya tau jika Beam berbeda, ada yang menghilang disana, ntah apa, ada yang kosong di mata Beam. Karena kejadian itu pula, Beam berubah menjadi lebih pendiam, lebih tertutup, lebih susah didekati siapapun, hingga akhirnya ia memasuki dunia perkuliahan.

Ia pikir, semua akan sama.

Tidak ada yang berbeda.

Sampai ia merasakan ospek universitas untuk pertama kalinya, ada yang berbeda disana.

Forth, pria itu, sosok pertama yang bisa merobohkan dinding es milik Beam, orang pertama selain keluarga dan teman dekatnya.

Tidak ada yang spesial hari itu, Beam sedang duduk di barisannya, menunggu calon mahasiswa baru yang lain. Ia terpisah dari Phana dan Kit, cukup membuatnya canggung. Sampai seseorang menepuk punggungnya, lalu mengulurkan tangan tanpa basa-basi,

"Hai, gue Forth, lu?"

Beam masih bergeming, bingung dengan situasi mendadak yang ia terima. Tangan Forth masih disana, menggantung di depannya.

"Gue Beam." Akhirnya mereka berjabat tangan untuk pertama kalinya.

"Kedokteran?" Tanya Forth setelah melihat pita merah yang terikat di lengan kanan Beam.

Beam mengangguk, melirik pita Forth, hijau.

Hijau? Beam tidak tau warna pita fakultas lain selain miliknya.

"Gue teknik," Ucap Forth, seperti mengerti jika Beam tidak tau pitanya.

"Oren untuk bahasa, biru untuk hukum, pink untuk farmasi, abu untuk psikologi, kuning untuk komunikasi," Forth melirik Beam yang menatapnya bingung.

"Gue tau lu gak nanya, tapi gue mau ngasih tau aja biar lu paham."

"Oke, terimakasih." Forth ngangguk, sedikit bersyukur ia membaca buku panduan ospek.

Beam kembali menghadap depan, tanpa sadar Forth memperhatikan Beam dari belakang.

"Beam," pria itu noleh,

"Ya?"

"Kalo kita dapat tugas berpasangan selama ospek, gue sama lu ya." Beam langsung menyutujui ajakan Forth tanpa berpikir lagi, setidaknya ia tidak perlu repot-repot melakukan perkenalan dengan yang lain dan mengajak untuk jadi teman berkelompok.

Dan benar saja, di hari pertama mereka ospek, panitia memberikan tugas berpasangan.

Bersyukurlah Beam dengan tawaran teman barunya itu.

•ALEXITHYMIA• [FORTHBEAM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang