LG•2

71 69 1
                                    

"Kamu boleh kok peluk aku kalau kamu mau." Dean menatap Karina dengan lembut. "Tapi saatnya kamu melepaskan, Karina. Ini sudah tiga bulan berlalu."

Karina menatap Dean tidak suka. Dia menutuskan untuk meninggalkan Dean dan mencari kerang-kerangan di bentang karang. Kalau dia beruntung, mungkin dia akan menemukan ikan berwarna-warni yang terjebak di karang.

Dia ingat, tahun lalu, dia berlomba dengan Dean untuk menemukan ikan terbanyak. Menurut penduduk lokal, bukan hal aneh kalau ada ikan berwarna-warni yang bersembunyi di karang karena terbawa ombak laut saat asang. Karena Karina terlalu bersemangat, dia sampai terjatuh dan terluka.  Karang di tempat ini bukan main banyaknya. Dia harusnya ingat itu karena dia sendirilah yang berkali-kali mengingatkan Dean untuk berhati-hati.

Kali ini, Karina tidak akan seceroboh itu. Dulu, Dean akan dengan senang hati membantunya kalau dia terluka, tapi sekarang dia sendiri. Dean tidak akan pernah lagi membantunya. Matanya memanas dan dadanya tiba-tiba sesak. Dia memutuskan untuk berjongkok, tidak memedulikan bahwa dengan melakukan hal itu akan membuat bajunya basah kuyup.

Karina mendengar suara kecipak air di sebelahnya. Dean ikut berjongkok di samping Karina. Laki-laki itu memainkan rumput laut yang mengapung di air. 

"Kamu pernah denger mitos pantai ini?" tanya Dean.

Karina yang merasa hatinya terlalu sakit untuk menanggapi hanya menggeleng pelan.

"Katanya, kalau air di pantai ini surut, penjaga pantai ini bakalan dateng pake kuda putih. Nunjukkin dirinya. Menurut kamu kenapa?"

•••

Last GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang