Prolog

58 5 2
                                    

"Saya akan lakuin semua keinginan kamu ini sebisa saya. Tapi saya butuh kepercayaan kamu. Bisakan kamu percaya dengan saya?"
-Bintang Sinclayr.

07:55 WIB

"Nah kan bener dugaan gue, gerbang nya udah di tutup" seru Laut sambil memegangi besi pagar dan mengatur pernafasan nya. "Dah ah, masuk lewat pagar belakang aja gue nya" rutuk Laut sambil menjalankan kaki nya ke arah belakang sekolah.

Sampai di gerbang belakang, Laut akan memulai aksi nya. Dia pun melepaskan tas nya dan melemparkan nya ke balik tembok beton tersebut. Di waktu yang bersamaan sebuah benda yang cukup berat menimpa kepala nya dengan nilai yang sempurna.

"Awww sakitt" rintih Laut sambil memegangi kepala nya yang sakit. Laut pun melihat ke arah benda yang menimpa nya. Sebuah tas sekolah. Namun itu bukan tas biru kepunyaannya. Laut mengamati tas yang cukup berat itu dengan tatapan bingung. "Ini tas siapa sih, kasian banget tas nya di buang gitu aja" ujar Laut perihatin.

"Brukkk"

Satu suara lagi yang mengejutkan. Laut pun berbalik ke arah suara itu dan mendapatkan seorang cowok yang bersergam sama dengan dirinya sedang menunduk dan membersihkan tangannya yang terkena tanah. Setelah nya cowok itu mengangkat kepala nya dan berdiri sempurna. "Balikin tas saya" kata cowok itu sambil mengulurkan tangan nya kearah Laut, namun Laut masih terlamun dengan apa yang di lihat nya.

"Balikin tas saya hei!" ucap cowok itu sekali lagi. Laut pun tersadar dari lamunan nya akibat sentakan dari si cowok itu . "Lo ngomong apa tadi?" ucap Laut polos. Cowok tersebut hanya mendengus kesal. "Balikin tas yang kamu pegang itu ke saya" ujar cowok itu sabar.

Laut kembali diam lalu menatap tas dan cowok itu secara bergantian. Dan satu ide yang cerdas melintas di otak Laut. "Gue balikin tapi dengan satu syarat ya" kata Laut semangat. Cowok itu kembali mendengus kesal. "Kamu gak berhak ngasih syarat untuk saya" kata cowok tersebut dengan kesal.

"Dih, yaudah gue gak mau balikin tas lo, lagian ya lo tadi ngelempar tas ini sampe kena kepala gue" ujar Laut tak mau kalah. "Terus syarat nya gampang juga kok. Jangan pelit, entar cepet dikasih Tuhan tempat bareng si tanduk. Emang mau lo" lanjut Laut.

Cowok itu menatap cewek yang di depan nya dengan tidak suka. "Alay" batin nya. Cowok tersebut melirik ke arah jam tangan nya dan menghela nafas kasar. Cowok itu kembali menatap Laut yang juga menatap nya penuh harap. "Cih" desis nya pelan, "Kamu mau apaan? Cepet!" ujar cowok itu dengan malas. Laut yang mendegar nya langsung melompat kecil kesenangan. Cowok itu memutar mata nya malas.

"Bantuin gue naik ke atas ya, gue mau masuk tapi tadi telat makanya make gerbang belakang ini" ucap Laut sambil menunjuk ke atas tembok beton di sebelahnya. Cowok itu terkejut sebentar dengan keinginan cewek di depan nya. Namun akhirnya ia langsung berjongkok di depan cewek itu.

"Ngapain?" tanya Laut bingung.

"Mau keatas kan? Yaudah berdiri di bahu saya sini" balas cowok tersebut.

"Ha? Emang bisa? Lo kuat ga nanti? Nih gue make rok kayak gini gimana?" tanya Laut bertubi-tubi dan menatapi rok sekolah nya yang selutut.

Cowok tersebut geram, kemudian berdiri di depan Laut. "Mau kamu apa sih! Naik atau saya pergi?" ujar cowok itu.

"Iya iya bawel banget lo. Ini gue naik deh. Tapi bentar lepas sepatu nya dulu kotor ntar baju nya lo" ucap Laut pasrah. Cowok di depan nya ini sangat sangat nyebelin bagi nya.

Setelah selesai membuka sepatu dan melemparkan nya ke seberang, Laut mulai menaikkan kaki nya ke pundak cowok tersebut. Setelah Laut berdiri sempurna dengan tangan bersandar ke tembok, cowok itu memegang kaki Laut dan terhenyak sesaat. Kaki Laut sangat gemetaran.

"Kamu takut?" tanya si cowok. Laut hanya menganggukkan kepalanya kecil.

"Tenang, saya gak akan buat kamu jatuh" yakin si cowok itu kepada laut. "Tapi kamu harus buka mata biar bisa lihat apa yang harus kamu tanjak selanjutnya" sambung nya. Laut membuka mata nya dan melihat kebawah ke arah si cowok tersebut.

"Saya akan lakuin semua keinginan kamu ini sebisa saya. Tapi saya butuh kepercayaan kamu. Bisakan kamu percaya dengan saya?" sentak si cowok membuat Laut tersadar lagi.

"Iya, gue bisa percaya sama lo. Jangan sampe buat gue jatuh ya, males berurusan dengan darah" ujar Laut yakin.

Cowok tersebut mulai mengangkat Laut hingga sampai ke pucuk tembok tersebut dengan sangat hati-hati. "Udah bisa lihat seberang tembok nya kan? Kalau udah, kamu naikin kaki kanan kamu ke balik tembok dan raba dengan kaki kamu kayu yang nempel di tembok" ujar si cowok panjang dan lebar. Laut yang memiliki kaki lumayan panjang dan mengerti langsung melakukan sesuai instruksi walaupun paha nya sedikit kesakitan akibat pucuk tembok yang tidak rata. Setelah menemukan kayu yang di cari nya, Laut langsung meletakkan kaki nya di kayu yang ada.

"Udah ketemu nih kayu nya, terus gimana lagi?" tanya Laut tergesa karna tidak tahan dengan posisi nya yang sangat aneh menurutnya. "Saya bakal bantu naikin kaki kiri kamu supaya bisa melewati pucuk tembok nya. Kamu langsung pegang pucuk temboknya erat dan letakin kaki kamu di tangga kayu itu" Ujar si cowok memberi arah kepada Laut.

Laut yang mengerti langsung mulai mengumpulkam tenaga nya. Laut mengambil ancang-ancang, si cowok yang paham langsung membantu menaikkan kaki kiri Laut dengan kuat. Laut pun berusaha melewati tembok dengan kaki kiri nya.

Laut mendaratkan kedua kaki nya dengan sempurna di tangga dan tangannya memegang erat pucuk tembok. Laut yang melihat diri nya berhasil langsung bersyukur di dalam hatinya. "Kamu bisa turun pakai tangga itu. Selesai kan?" ujar si cowok yang sedang mengusap-usap bahu nya. Laut yang sudah selesai dengan urusan syukur nya langsung menoleh ke bawah nya lalu balik menatap si cowok yang juga berada di bawah nya.

"Udah! Makasih ya lo udah nolongin gue hehehe" ucap Laut dengan senyuman manis nya. "Saya pergi dulu" pamit si cowok dengan menatap Laut keatas lalu beralih ke tas nya dan memungutnya.

Setelah membersihkan tas nya dari tanah, si cowok langsung menyandang tas nya sebelah lengan. Laut masih menatapi cowok ada di bawah nya dengan anggukan kecil. Akhirnya dia tau, cowok tengil ini akan membolos sekolah.

"Aneh banget sih ya. Gue nya pengen masuk sekolah, eh lo nya pengen bolos. Dasar cowok!" ujar Laut bangga.

Si cowok yang sudah melangkah pergi dari tempat itu tiba-tiba terhenti akibat teriakan Laut. "Eh bentar-bentar, nama lo siapa?", cowok itu berbalik dan menatap Laut lagi.

"Bintang. Bintang Sinclayr" setelah mengucapkan itu si cowok langsung berbalik dan kembali berjalan meninggalkan Laut.

"Gue Laut. Makasih lagi Bintang, semoga bolos nya aman yaa, Dadahhh" ucap Laut riang sambil men-dadah Bintang dengan tangan kanan nya. Bintang yang mendengarnya hanya terus berjalan sambil mendengarkan dadahan Laut.

"Dasar cewek!" ucap Bintang pelan.

Setelah Bintang menghilang dari pandangan Laut, Laut pun turun dengan tangga yang ada karna badannya sudah tidak tahan dengan posisi aneh nya.

"Akhirnya sampe juga di sekolah dengan selamat tanpa kekurangan suatu apapun" ucap syukur Laut. Ia langsung memakai memakai sepatu nya kembali, namun ia merasa aneh karena tidak melihat keberadaan tas nya. Laut sibuk mengelilingi tanah kecil itu dan mencari tas nya.

"Ini mah ada kekurangan namanya. Lagian dimana sih itu tas arrghhh" ujar Laut kesal, namun setelahnya ia menangkap pandangan yang tidak mengenakkan.

"Bintang sialan"

Tbc.

Annyeong!!

Makasi ya udh pada mampir, maapin prolog nya cacat bgt )):

Semoga suka ya sama bintang laut ini hwhw, see yah nex chap all

21,02,2020
cath 🦋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang