AYUMI | Satu. Cemburu?

18 1 0
                                    


🎶Ilusi Tak Bertepi-Hijau Daun

Happy Reading!

¤¤¤

Ayumi tersenyum tipis mendengar curhatan sahabatnya itu. Cewek itu tidak kaget mendengar keduanya telah menjalin hubungan. Mengapa? Karena ia sudah tahu sejak awal kedekatan mereka. Namun ia tak menyangka akan secepat ini.

Begitu kabar kedekatan mereka terdengar olehnya, ia berusaha sebisa mungkin untuk melupakan Nichol. Namun hasilnya nihil. Sampai sekarang pun perasaannya masih sama pada cowok itu atau justru semakin bertambah.

Keputusannya untuk menyembunyikan perasaannya dari siapa pun termasuk dari sahabatnya, sepertinya salah. Mungkin jika ia tak menyembunyikan perasaannya, mereka tak akan menyukai cowok yang sama seperti ini. Ah, sudahlah. Yang lalu biarlah berlalu.

Ayumi menyeruput minumannya, saat ini keduanya sedang ada di kantin.  Ayumi tersenyum tulus melihat sahabatnya yang sangat bahagia, sangat terlihat dari raut wajahnya.

Walau bagaimana pun juga Ayumi tak boleh egois. Mereka saling mencintai, ia tak bisa memaksakan perasaan orang lain. Cewek itu harus menerima dan mengikhlaskan semuanya. Lagipula cowok di dunia ini bukan hanya Nichol kan?

"Gila sih, gue masih gak nyangka bisa jadian sama dia, Ay," Ana tersenyum sumringah, sejak semalam gadis itu tak ada henti-hentinya tersenyum.

"Gue ikut seneng dengernya, Na. Semoga hubungan kalian langgeng ya," ucap Ayumi tulus. Walaupun cewek itu patah hati, tapi ia tetap bahagia jika sahabatnya bahagia.

Ana mengusap wajah dengan kedua tangannya, "Amiin, thanks ya doa-nya," balas cewek itu, sebelum akhinya merangkul Ayumi.

"Iya, tapi jangan lupa sama PJ-nya dong," Ayumi terkekeh pelan.

"Santai kalau soal itu mah. Ntar lagi juga cowok gue dateng, biar dia aja yang traktir lo."

Selang beberapa detik, cowok yang sedang mereka bicarakan datang dan duduk di samping Ana. Cowok itu merangkul Ana, membuat cewek itu seketika menoleh ke arahnya. Ana melepaskan rangkulannya pada Ayumi, karena tangannya itu di pakai untuk menyingkirkan tangan Nichol dari bahunya. Sedangkan Ayumi? Gadis itu hanya bisa mengalihkan pandangannya.

"Gak usah rangkul-rangkul, malu di liat orang," ucap Ana pelan, membuat cowok di sampingnya itu tersenyum tipis.

"Kenapa malu sih, yang?" tanya cowok itu sambil tertawa kecil, merasa geli sendiri dengan ucapannya barusan.

"Apaan sih yang-yang, alay tau gak!" Ana tertawa geli, di susul tawa dari Nichol.

Ana menghentikan tawanya, lalu memanggil pacarnya itu. Nichol hanya menjawabnya dengan dehaman saja.

"Oh ya, Ayumi minta PJ nih katanya," Ana menjeda ucapannya.  "Lo ya yang kasih PJ-nya," lanjut Ana menyengir kuda.

"Iya yang, tenang aja. Semuanya gue yang nanggung kok, bentar lagi temen-temen gue juga dateng nih keknya. Mereka juga minta traktiran tadi," ucapnya yang langsung di sambut pukulan maut dari Ana.

"Sekali lagi lo manggil gue 'yang', gue jitak lo!" ancam Ana.

"Iya yang-" perkataan cowok itu terputus karena ia mendapat jitakan telak di kepalanya.

"Aduh, lo kenapa jitak gue?" tanya Nichol sambil mengusap-usap kepalanya yang tadi di jitak oleh pacarnya itu.

"Kan tadi gue udah bilang, jangan panggil gue 'yang'."

AyumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang