Happy Reading!¤¤¤
Ana menatap sahabatnya dengan tatapan mengintimidasi. Sudah berulang kali gadis itu menanyakan pada Ayumi, apa yang tadi Athala dan dia lakukan. Namun jawabannya tetap sama, tidak ada.
Ayumi yang sudah gerah dengan segala pertanyaan yang di lontarkan Ana, segera melengang pergi. Mendapat respon seperti itu, tentu saja Ana tidak tinggal diam. Gadis itu berusaha menyejajarkan langkahnya dengan Ayumi. Sedangkan Ayumi, gadis itu semakin mempercepat langkahnya.
Brug.
Tanpa sadar Ayumi menabrak dada bidang seseorang, membuat gadis itu tersungkur. Dengan cepat ia bangun, lalu menatap cowok yang tadi di tabraknya.
Ayumi mengerjap, tidak percaya bahwa ia sudah menabrak orang yang paling di hindarinya. Nichol. Kenapa harus cowok itu sih?
"Ayumi?" Nichol mengernyit. Sontak Ayumi tersenyum kikuk.
"Lo mau kemana kok buru-buru banget?" tanya Nichol.
Ayumi menggaruk belakang telinganya, bingung harus menjawab apa. "Em...gue-"
"Nah kena lo, Ay!" kedatangan Ana yang tiba-tiba membuat Ayumi terlonjak.
"Ayang? Kalian lagi ngapain sih? Main kejar-kejaran?" Tanya Nichol yang di balas kekehan dari Ana.
"Lo pikir kita bocah apa?" Ana tergelak.
"Lah terus?"
"Kepo lo! Ini tuh urusan cewek, cowok gak perlu tau!" serunya.
"Di lanjut besok aja urusannya, sekarang kita pulang, oke?" Tawar Nichol yang dibalas anggukan cepat dari Ana. Setelah berpamitan dengan Ayumi, keduanya melenggang pergi.
Ayumi menghembuskan nafasnya lega, setidaknya ia tidak perlu menjelaskan pada sahabatnya itu bahwa Athala tahu ia tidak nyaman berada di kantin tadi siang. Dan ia juga tidak perlu menjelaskan alasannya merasa tidak nyaman.
Ayumi kembali berjalan menuju gerbang sekolah, berniat menunggu angkutan umum. Cewek itu duduk di halte sambil memainkan game di ponselnya. Namun kegiatanya itu harus terhenti, karena mendengar suara deru motor yang berhenti tepat di depannya.
Ayumi menatap orang yang sedang melepaskan helm fullface-nya. Betapa terkejutnya ia ketika tahu siapa orang itu. Athala, cowok yang tadi siang membawanya ke taman belakang sekolah.
"Lo belum pulang?"Athala menyisir rambutnya ke belakang dengan tangannya.
Untuk sesaat Ayumi tersihir dengan ketampanan Athala. Cewek itu menatap Athala tanpa berkedip, tapi untunglah cewek itu segera tersadar dan menjawab pertanyaan cowok di depannya itu.
"Iya, lagi nunggu bus nih."
Athala manggut-manggut, "Bareng gue!" itu bukanlah tawaran tapi seperti perintah.
"Engg-" Ucapan Ayumi terputus, karena Athala menyela ucapannya.
"Naik!" ujarnya penuh penekanan membuat Ayumi mau tidak mau naik ke motor sport cowok itu. Tidak usah bingung Ayumi berpegangan kemana, karena gadis itu menjadikan tas Athala sebagai pegangannya.
Setelah itu, Athala melajukan motornya dengan kecepatan normal. Keduanya tidak berbicara untuk beberapa saat, hanya Ayumi yang sesekali bicara untuk memberi tahu arah menuju rumahnya.
Athala menepikan motornya tepat di saat Ayumi menyuruhnya berhenti. Ia melepaskan helm-nya lalu menengok ke belakang, menatap Ayumi. Sedangkan gadis itu baru saja turun dari motor Athala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayumi
Подростковая литератураAyumi, gadis berusia 18 tahun itu harus merasakan yang namanya patah hati. Cewek itu sudah lama memendam perasaan pada Nichol, namun ternyata cowok itu malah berpacaran dengan sahabatnya. Tidak ada yang tahu bahwa cewek itu menyukai Nichol, termasuk...