Pagi hari yang cerah di hiasi sang surya yang sudah mentereng di atas sana tidak membuat seorang gadis mungil bangun dari alam bawah sadarnya.
Intania khasalic
Anak SMP yang baru hitungan hari lulus dari sekolahnya. Gadis mungil dengan tinggi 153 dan berat badan 43kg yang membuat nya mirip seperti kuman, sangking kecilnya.
Buat sebagian pelajar libur kelulusan itulah yang ditunggu-tunggu, karena mereka bisa memanfaatkan hari-hari tanpa belajar lagi dan itu berlaku hanya sementara.
Tapi berbeda dengan intan, ia ingin cepat-cepat bersekolah dan menggunakan seragam nya lagi. Apalagi seragam yang ia kenakan tahun ini bukan lagi putih biru, melainkan putih abu.
Sinar matahari pagi yang masuk melalui cela-cela jendela mengusik indera mata Intan. Membuat sang empunya sedikit terbangun dari tidur lelapnya. Perlahan mata nya mulai terbuka sedikit demi sedikit, mengerjapkan beberapa kali untuk menetralkan pandangannya yang masih buram.
"Aish terang banget ih ma!" Ucapnya sambil bergerak bangun untuk mengambil posisi duduk.
Marisha menggelengkan kepalanya beberapa kali, melipat tangan nya dibawah dada. Mempunyai anak perempuan yang baru saja lulus dan sebentar lagi akan menjadi remaja SMA memanglah harus perbanyak kesabaran.
Apalagi pemikiran Intan yang masih seperti anak kecil membuat Marisha kewalahan menghadapi anak gadis nya ini.
"Udah jam 8 ya jelas terang lah Intan"
Intan menghembuskan nafasnya panjang, sudah sering kali semenjak libur kelulusan ,mamanya selalu membangunkan nya tepat pukul 8 pagi dan itupun selalu , tidak pernah lewat atau lebih. Entah ada apa dengan pemikiran mamanya . Yang pasti Intan masih ingin bermesraan kembali dengan kasur empuknya .
"Selalu deh mama, kenapa harus jam8 pagi? Kenapa ga jam 8 malem aja?"
"Kamu mau latihan meninggal?"
Intan membulat kan matanya saat mendengar celoteh mama nya yang tidak di saring terlebih dahulu.
"Eyyyy mom!!! Ga gitu ishhh" Intan mengerucutkan bibirnya.
Marisha tersenyum kecil melihat tingkah Intan yang sedari dulu tidak pernah berubah. Tetap menjadi anak kecil padahal umur sudah 15tahun, otw 16 sih.
"Ckk! Udah ah Intan mau tidur lagi" Sambil mengibaskan selimut nya kembali menutupi seluruh badan nya. Matanya mulai terpejam menuju alam mimpi. Namun
Plukkk!!!
Satu buah bantal sukses mengenai kepala Intan. Kalian pasti tau siapa pelakunya kan? Yaps Marisha lah yang menimpuknya.
"Awww pala inces!" Intan meringis sambil meng elus-elus kepalanya.
Niat nya ingin tidur kembali sekarang di urungkan karena ia yakin kalau masih ada Marisha di dalam kamarnya, Intan tidak akan bisa tidur kembali walau hanya 30detik.
"Mandi atuh ih neng geulis, setelah itu kita omongin tentang sekolah kamu di bawah"
Sekolah? Ah rasanya Intan sangat tidak sabar untuk hal ini. Teman baru, suasana baru dan yang pasti seragam baru UwuW.
Intan dibuat senyum-senyum sendiri jika mengingat nanti akan ada seorang bad boy tampan mendekati dirinya dan berakhir bahagia. Padahal ia tahu jika itu hanya halu.
Tapi bisa saja kok Intan mendapat kan itu semua. Jelas terbukti dari paras nya yang cantik dan menggemaskan.
"Lah malah senyum-senyum, aku punya anak udah gila kali yak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA HATI
Novela JuvenilKenapa harus aku yang terus ngalah? Kenapa ga kamu aja? Atau dia aja? Kenapa harus aku yang di patahkan?