Irene Yasmine nama lengkapku. Cantik, pintar dan ceria. Sedikit pengambaran tentangku saat masih kecil dan beranjak dewasa. Mungkin banyak yang ingin sepertiku, tapi itu hanya semu, semua itu tidak bisa mendatangkan kebahagiaan yang abadi. Bukannyatidak bersyukur dengan keadaan tapi memang kenyataannya seperti itu.
Pada umur 11 tahun gue udah berpisah dengan ayahku karena perceraian kedua orang tuaku. Gue, ibuku kinar dan kakaku ratna memutuskan pulng kerumah orang tua ibu. Saat itu gue berfikir gue akan baik baik saja seperti saat keluargaku masih utuh, karena dengan terpaksa gue akan pindah kerumah keluarga besar dari ibuku. Disana ada dua saudara ibuku, otomatis gue berfikir gue bakalan dekat dengan sepupu sepupuku dan gak akan pernah merasa kehilangan sosok seorang ayah.
Saat sudah pindah kerumah nenek gue harus meneruskan sekolahku di sekolah yang baru. Pada saat itu gue masih kelas 5 SD, dan sepupuku yang bernama ana kelas 6 SD dan mita udah kelas 1 SMP.
Gue termasuk anak yang agak susah untuk bisa langsung akrab dengan anak yang lainnya, jadi saat gue mulai sekolah gue lebih memilih berteman dengan sepupuku yang saat itu kelas enam.
Teman teman sekelasku juga kurang baik menerima kehadiranku pada saat itu. Hari pertama gue sekolah, saat jam istirahat gue keluar kelas dan main kedalam kelas sepupuku di kelas enam. Saat gue ingin kembali ke kelas, gue lihat dari jendela, anak anak perempuan dikelasku semuanya kumpul dimeja yang gue tempati saat itu dan mereka membuka tasku. Entah apa yang mereka inginkan.
Dari saat itu gue mulai mencoba berteman dengan teman dikelasku agar mereka bisa menerimaku dengan baik. Pada tahun itu kehidupanku masi dibilang baik baik saja, semua sepupu sepupuku dan keluarga ibuku masi menerimaku dengan baik.
Setiap seminggu sekali ayahku juga datang menengokku atau gue yang datang kerumah ayahku bersama kakakku ratna. Dan gak pernah lupa ayah juga selalu kasi uang saku setiap minggunya.
1 tahun kemudian.
Setahun kemudian, kehidupanku berjalan seperti biasanya ibukku bekerja dan kakakku juga bekerja. Gue dirumah dengan sepupuku Anna.Saat hari minggu tiba, gue dan kakakku kerumah ayah. Tapi saat tiba disana ternyata rumahnya kosong, dan kita memutuskan kerumah nenek karena rumah mereka berdekatan hanya terhalang beberapa rumah saja.
Dirumah nenek ada adik dari ayahku, beliau memeng sering juga datang kerumah nenek karena nenek juga tinggal seorang diri.
"Ayah keman nek, kok gak ada dirumah?"
"Dia kerja diluar kota, bentar lagi juga di pulang kalian tunggu aja dulu. Kalian makan dulu sana."
Nenek masuk kedapur dan tinggallah gue, kakak dan omku.
"Kalian emang gak tau ayah kalian kemana?" Tanya omku.
"Ya gak tau" jawab kakakku.
"Ayah kalian itu udah nikah dan sekarang tinggal dirumah istrinya."
"Bahkan saat pernikahan, semua keluarga disini pada dateng kenikahan ayah kamu."
Dan saat itu gue dan kakakku terdiam, kami berdua syok dengar kebar tersebut. Apalagi kakak yang udah mengerti gimana keadaan waktu itu.
"Nih kalian makan dulu." nenek datang dari dapur sambil membawa makanan.
Kami pun mulai makan dengan sepiring berdua.Tak lama kemudian ayah tiba tiba datang dengan seorang wanita yang seumuran dengan ibukku. Gue dan kakak langsung terdiam dan ayahku juga terkejut dengan kedatangan kita berdua.
Kami pun mencium punggung tangan ayah kami dan melupakan kehadiran wanita asing yang bersama ayah.
"Udah lama?" Tanya ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me
Teen FictionBeberapa keadaan yang pernah bikin aku sedih sebagai anak broken home adalah kebingungan memilih untuk pulang kemana, lebaran mau ikut siapa, foto full satu keluarga gak bisa, makan bareng gak bisa. Lebaran pertama aku bingung harus ikut ayah atau...