PROLOGUE

249 17 9
                                    

***


"Lee Dawon!" 

"Dawon! Sudah aku bilang ke arah utara kenapa kau pergi ke selatan!"

"Lee Dawon! Musuh nya di depanmu!"

"Yah! Kau tidak membantu sama sekali, mati saja lah!"

"Nam Gyuri! Aku mau pulang saja." Ujar pria yang di sebut-sebut bemarga Lee itu, lantas berdiri setelah melempar stik game ke sofa.

Gadis dengan mata bulan sabit itu melotot heran. "Pulang? Game nya belum selesai. Melangkah satu senti saja, aku bunuh kau!"

Dawon merotasikan matanya sebal lantas kembali duduk. "Tidak bisakah kau berhenti melampiaskannya padaku?"

Gyuri mengernyit tak suka, merasa ada yang mengganjal di balik kalimat sahabatnya itu. "Excuse me, what did u say sir?"

"Yah, maksudku. Kau bertengkar lagi dengan kekasihmu, dan memarahiku karna kau sedang kesal. Tidakkah kau berpikir bahwa itu yang disebut, me-lam-pi-as-kan?!" Ungkap Dawon sarkastik.

"Lagi pula apa salahku, kau sendiri yang memintaku datang untuk bermain game." Lanjut Dawon dengan nada pelan.

Lantas Gyuri membanting stik game dan mematikannya. "Kau memang tidak membantu sama sekali, Rowoon jauh lebih baik darimu!"

"Hah?! Asal kau tahu saja ya, jika bukan karena aku, kau tidak mungkin mengenal manusia tiang itu!" Hardik Dawon.

Gyuri mendecih sebal, hendak meninggalkan pria itu namun segera di tarik terduduk kembali di sofa. "Nam Gyuri! Aku tidak suka jika kau terlalu melibatkan Rowoon dalam hubungan bobrok kau dengan kekasihmu itu!"

"Bahkan Rowoon tidak keberatan tiap aku cerita padanya dia merespon dengan baik, tidak sepertimu!"

Dawon menghela napas panjang setelah menatap manik tajam di hadapannya. "Aku lebih dulu mengenalmu Gyuri! Rowoon baru saja masuk kedalam pertemanan kita dua tahun yang lalu. Tidak semua hal perlu kau ceritakan padanya."

"Kita berjanji tidak merahasiakan apapun, prinsip pertemanan kita itu angka 3 tidak menjadi dua ataupun satu. Jadi tidak ada yang salah jika aku menceritakan segalanya pada Rowoon kan? Toh, aku juga bercerita padamu."

Lelaki bermarga Lee itu lantas berdiri, menjauh dari sofa ke arah dapur setelah meletakan kembali gelas dan mangkuk yang dia pakai untuk makan ramen.

Manik Gyuri terfokus pada tiap gerak-gerik Dawon, dalam diam memendam rasa bersalah. Dirinya sadar selalu menyudutkan pria itu dalam segala masalahnya. "Dawon-ah.."

"Aku pulang..." Detik berikutnya, langkah kaki Dawon terasa menggema di ruangan itu, diiringi suara pintu menutup Nam Gyuri mengusap kasar lelehan dari matanya dengan punggung tangan.

Lee Dawon dan Nam Gyuri itu dekat sekali, saking dekatnya hal kecil saja bisa menjadi sebuah pertengkaran dalam pertemanan aneh mereka.

***

A/n: Main cast di story kali ini, Dawon, Rowoon dan Inseong. Tolong tinggalkan apresiasi kalian pada penulis♡️ 


©Imdewiraa

ʟɪᴍɪᴛᴇᴅ ꜰᴇᴇʟɪɴɢꜱ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang