'Aku melihatnya...bayangan istana itu memantul di tengah danau. Begitu indah.... Tapi entah kenapa aku tak menyukainya'.
" Everyl!"
Mithra, dia saudaraku. Tapi tak sepenuhnya benar, lebih tepatnya saudara tiri.
"Apa?"
" Di cari mama" jawabnya ketus dan kembali meninggalkanku. 'wow' merupakan suatu kebaikan dari Mithra untuk tidak mencari masalah dengan ku.Sedikit cerita, Mithra adalah saudara dari jalur ayahku. Kami bisa di bilang seumuran, aku lahir lebih dulu tentunya. Aku tak begitu dekat dengannya karena aku memang tak menginginkannya, terdengar egois bukan? Ya.... Pikiran ini akan terdengar rasional melihat tingkah lakunya kepadaku, kurasa. Bukan berarti dia secara keseluruhan 'buruk'. Mithra perempuan dengan paras yang cantik berambut coklat muda, yah... bisa di bilang dia ibunya no.2 . Begitu kau melihat Mithra, kau akan memujinya. Begitu juga dengan attitude nya yang anggun dan menawan, tentu saja membuat para lelaki mengatri untuk melamarnya. Tapi tidak bagi ku, 'Mithra yang anggun dan menawan' terdengar lelucon bagiku. 'Dasar muka rubah' batinku.
Menyusuri jalan menuju rumah besar dengan cepat, aku bertanya pada pelayan tentang keberadaan 'Si Pemanggil'.
" Mama mencariku?" tanyaku lembut pada mama.
" Ya"
"Ada apa?"
"Kau tahu kan Everyl, Mithra adalah saudaramu, dan besok ada keluarga bangsawan yang ingin melihat Mithra. Sebagai saudara yang baik kau tentunya harus mendukung Mitra. Benar bukan?"
"Ya, tentu saja"
"Kau memang anak yang pengertian , silakan pergi"
Aku segera membungkuk hormat dan pergi meninggalkan mama tiriku itu. Mungkin mulai sekarang dan besok aku tidak akan muncul dihadapannya. Kenapa? Kalian sudah dengar tadi dia bicara apa? Mendukung berarti tidak usah muncul saat bangsawan melihat Mithra.Aku menghargai Mithra dan terutama diriku sendiri tentunya. Tidak bertemu banyak orang saat debut Mithra merupakan kehormatan bagiku, karena dengan begitu aku tidak usah bermuka sok manis tentunya, lagi pula siapa yang mau aku bertingkah sok manis?,malah jijik mereka.
Ku akui aku tak secantik dan seangun Mithra . Entahlah aku rasa memang aku telat puber.Yah...saatnya berdiam di halaman belakang kesayanganku. Sebenarnya,di tempatkan di halaman ini sangat nyaman bagi ku, di mana letaknya jauh dari rumah utama. Agak jauh di sebelah kanan kamarku, ada dapur yang cukup ramai mulai mempersiapkan acara untuk besok, dan di depan kamarku ada sumur yang dalam, cukup menyeramkan memang di malam hari, tapi tak apa karena di sebelah kiri kamarku adalah kamar pelayan, jadi cukup ramai jika mereka kembali. Dan di belakang kamarku adalah sebuah gudang. Aku memang di berikan kamar terpisah sendiri karena status ku, ya... masih berhubungan dengan masa kecilku dan aku juga tidak mempermasalahkan nya, yah walaupun sebenarnya lebih bagus kamar kepala pelayan daripada punyaku. ' Tentu saja, memang apa yang kau harapkan dari gadis pembawa sial seperti ku?'
Tapi disini aku tak begitu kesepian, karna ada teman yang selalu menjenguk ku disaat semuanya sudah tertidur walau tak lama. Aku juga bisa pergi ke hutan belakang rumah untuk menemui kucing-kucing kesayanganku.Sebenarnya aku juga agak penasaran siapa temanku itu. Karna dia selalu menghindar saat kutanya siapa dia. Entahlah bagaimana dia saat aku terbangun di malam hari bisa disampingku dan pagi harinya dia sudah tak ada. Sudah berulang kali aku penasaran siapa dia, tapi saat aku benar-benar inggin melihat wajahnya dia tak akan datang malam harinya, jadi kucoba berpikir untuk tetap memberadakannya di sisiku. Lagi pula dia tidak menyakiti ku, bahkan aku merasa nyaman saat di sisi nya. Kalian pasti berpikir aku gadis yang sangat aneh, benar bukan? Yah mau bagaimana lagi, cuma dia yang mau menenangkan ku di saat aku sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
strange
Mystery / ThrillerMungkin bukan dia, bukan juga mereka, atau mungkin kamu, ataukah.....aku? Everyl, seorang gadis yang mencari-cari bukti tentang dirinya yang tidak sendirian tentang seorang teman yang selalu ada saat membutuhkan.