ONSmLast

6.2K 357 11
                                    

     Ciuman Phi Mew berubah menjadi lumatan penuh nafsu, permainan ciumannya membuatku gila. Ia menghisap bibir bawahku. Aku tak bisa menahan erangan saat Phi Mew memilin nipple dibalik kemeja ku.

     Aku semakin kehilangan oksigen, mengetahui ku kekurangan oksigen, Phi Mew melepas ciumannya.

"Phi mencintaimu nong"

"..."

"Kenapa diam saja? Apakah nong tidak mencintai phi?"

     Aku tak dapat memikirkan kata-kata lagi. Langsung saja kusambar bibir Phi Mew dan kulumat dengan ganas. Kutindih tubuhnya dan kugosokan pantatku kearah selangkangannya.

"Eungh, nongh, ahh"

     Aku melepas coat hitamnya dan menjatuhkannya di lantai. Tanganku melepas kancing kemejanya satu persatu. Melepas sabuk dan kancing celananya.

     Aku mengarahkan kepalaku ke depan penisnya yang besar yang bahkan belum tegang sama sekali. Aku langsung memasukannya kedalam mulutku dan langsung menghisapnya seperti lolipop.

"Sshh~yeah, nongh"

     Kegiatan menghisap ku dihentikan oleh Phi Mew. Aku menatapnya, dan seketika pipiku memanas, apa yang telah kulakukan?

"Phi sudah tidak tahan, ayo kekamar"

     Dan setelah itu hanya suara desahan Gulf yang menggema di Apartemen Mew Suppasit.

Skip

"Nong rak phi na"

"Apa?"

     Apakah Phi Mew tiba-tiba tuli?

"Tak apa phi, tidak jadi"

"Ayolah jangan begitu nong"

"Nong"

"Nong"

"Nong" (Kumohon berhenti phi aku malu)

"Yai Nong" (Sudah cukup)

"NONG RAK PHI NA", jawabku dengan teriak.

"Phi rak nong juga", jawabnya dengan senyum tak bersalahnya.

     Kemudian Phi Mew menciumku dengan lembut.

"Ayo ronde kedua", bisik Mew dengan tersenyum, bukan, melainkan seringaian.

"PHI MEW"

.

.

.

.

.

END

Terimakasih yang telah membaca, komen dan vote

Terimakasih banyak atas dukungannya

Sampai Jumpa lagi

05.03.2020

One Night Stand, maybe...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang