part3

52 2 0
                                    

Sebuah tempat dimana selalu ada keramaian di dalamnya,murid-murid berlalu lalang untuk memebeli makanan. Aku mengajak sely untuk pergi ke kantin dan memesan makanan,kami duduk di meja berkursi empat untuk menunggu pesanan makanan kami,kami duduk berhadapan.Aku melihat ada sosok wanita yang melambaikan tangan di pintu keluar kantin,ternyata itu prisilla,aku pun membalas lambaian tanganya. Terlihat sepertinya dia bersama temanya yang bernama eci itu,kemudian dengan segera mereka menghampiri kami.
"Hai mel,tadi gue udah bikin kesepakatan sama anak kelas,kalo ivent kumpul kita, jadinya sekarang udah pulang sekolah  di rumah lo gapapakan?maaf juga gue gak ajak lo soalnya tadi lo keburu pergi ke sini"ucapnya sambil duduk di sampingku dan eci duduk di samping sely.
"Gapapa kali malahan gue seneng dengernya jadi gue gak sendirian di rumah walaupun cuman sehari,iya nih maaf ya tadi kita ke kantin duluan soalnya cacing di perut sely udah gak bisa di ajak kompromi"ucapku sambil senyum kecil ke arah sely.
"Ih enak aja ,orang lo juga yang ngajak"tukas sely dengan wajah sebal.
Percakapan aku dan sely membuat eci dan prisilla tertawa,akhirnya kita makan bersama,karena kebetulan prisilla dan eci juga lapar.

*
Jarum jam di tanganku sudah menunjukan pukul 17.00. Aku masih berdiri di atas tanah sekolah tepatnya di pintu gerbang sekolah. Aku heran kenapa angkutan kota belum juga ada yang lewat,biasanyakan aku pulang pada waktu yang sama seperti saat ini,kenapa ya?. Bagaimana ini aku belum bersiap sedikit pun untuk menyambut kedatangan teman sekalasku nanti malam. Apakah aku pulang menggunakan kaki?berjalan kaki?yang benar aja amel kamu gak gila kan?. Hari ini sungguh menyebalkan,aku harus bertemu aldo yang menyebalkan,aku pulang gak ada kendaraan,di tambah air dari langit perlahan jatuh,sepertinya ini pertanda akan hujan deras.
"Ya tuhan berilah pertolongan kepadaku"ucapku dalam hari sambil memejamkan mata.
Saat aku mulai membuka mataku doaku terkabul ada seseorang yang memberhentikan sepeda motornya ,tapi ini sepertinya bukan pertolongan melainkan bencana yang akan menghampiriku.Aldo berada tepat di depanku dengan sepeda motornya. Hari ini memang hari terburuk.
"Heh monyet ngapain lo diem disini sendiri ujan ujanan lagi kaya anak jalanan aja?"ejeknya sambil membuka helm di kepalanya.
"Gue aneh deh sama lo kenapa sii risih banget,selalu ngurusin hidup orang kayak nyamuk tau gak sih"balasku dengan kesal sambil melindungi kepala dari rintikan hujan oleh tangan mungilku.
"Lo bilang apa tadi nyamuk,berani ya lo ngatain gue,perasaan gak ada tuh cewe di sekolah ini yang berani ngatain gue,cuma lo doang cewe cupu kaya monyet. Tadinya sih gue mau nganter lo pulang ,soalnya gue kesian liat monyet diem di pinggir jalan,kayak gak ke urus ,tapi gara-gara lo ngatain gue,gue ogah banget bantuin lo"katanya sambil memakai helmnya kembali.
"Siapa juga yang mau lo bantuin,lo nawarin pulang bareng juga gua ogah,mending gua jalan dari pada pulang bareng nyamuk alergi " balasku.
Karena aldo merasa kesal padaku dia  menyalakan kembali sepeda motornya dan beranjak pergi.
"Apabener dia mau nolongin gue?aduh mel kenapa si lo bego banget sok jual mahal,padahalkan lo butuh banget tebenganya,semua udah terlambat mel,dah lah hari ini hari terapes."cetusku dalam hati.
Tapi baru saja beberapa detik dia berjalan,dia memundurkan kembali sepeda motornya. Kenapa dia?apa barang nya ada yang jatuh?perasaan tidak.
"Heh monyet gue nawarin bantuan terakhir kalinya ya sama lo,soalnya gue kesian banget liat muka lo yang cupu itu,lo mau pulang bareng gue gak?"tanyanya yang menyebalkan.
Bagaimana in aku butuh banget pertolongannya tapi aku gengsi. Dah lah aku hapuskan dulu rasa gengsiku karena aku sangat membutuhkan pertolongannya.
"Ya udah gue ikut,tapi bukan berarti gue punya hutang ya sama lo ini gara-gara gue gak ada jalan lagi , makanya gue terpaksa ikut sama lo"ucapku sembari memutarkan bola mataku.
"Yaelah jaim banget si ni anak bilang aja lo tuh butuh sama gue pake acara kepaksa"tukasnya
"Cepetan jalan nyamuk bukan ngomel mulu dari tadi"kataku kesal sambil mencubitnya.
"Beraninya ya lo nyubit gue awass aja ya"balasnya sambil memajukan sepeda motornya.
Di perjalanan dengan rintikan hujan yang cukup deras. Aku merasa bermimpi. Aku sedang bersamanya?kenapa jantungku seakan berhenti?kenapa keringatku dingin?tidak ada sepatah kata pun yang keluar selama di perjalan. Aku hanya berbicara dengan terpaksa karena untuk menunjukan arah. Tak terasa aku sudah berada di depan rumah dan ini sudah menunjukan pukul 18.00,sedangkan acaranya di mulai jam 19.00. Aku langsung turun dari kendaraanya tanpa mengatakan apapun hanya berucap"terima kasih" aku langsung membuka pagar dan memasuki rumahku. Sepertinya dia akan berpikir aku wanita yang tidak tau terima kasih. Tapi aku tak peduli emangnya siapa dia?

Why Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang