Mereka tertawa

3 0 0
                                    

Mereka lebih memilih setengah dari kebodohanmu.

Satu-satunya orang dewasa diantara saudaraku adalah Edward. Kami tidak ingat kapan itu. Tapi kami benar-benar diberikan satu hari tanpa belajar.

Aku bermain bersama Lucia dan Edward hari itu. Ingatkan bahwa Edward itu sudah cuci otak. Dia tidak melakukan apapun selain belajar. Bahkan saat bermain bersama, dia mengajak kami bermain tentang pelajaran itu.

Sebelum itu. Aku akan memberitahu kalian kisah lucu. Aku lupa kapan itu. Tapi orang perancis bernama Antoine de Saint-Exupéry menulis buku berjudul pangeran kecil. Aku sedikit tertawa saat membaca orang yang berbaju jelek, pendapatnya tidak diterima. Begitu dia berpakaian rapi, pendapatnya diterima.

Aku tertawa seharian mengingat bagian itu. Kalian tahu bahkan tiram yang berlumut punya mutiara di dalamnya.

Ini hampir mirip dengan kejadian antara Edward dan Lucia. Itu membuatku tertawa setiap kali mengingatnya. Sungguh bodoh si Edward itu.

Lucia baru saja menonton film cinderella. Dia bilang pada Edward bahwa kereta cinderella akan berubah menjadi labu saat jam 12 malam. Edward tertawa karena menurutnya itu tidak nyata. Mungkin kalian heran, tapi Edward memang tidak pernah menonton Cinderella. Dia seribu kali lebih memilih ensiklopedia dibanding film kartun bodoh penuh khayalan.

Lucia bercerita panjang sekali tentang kisah itu. Saat sudah selesai Edward hanya cekikikan sedangkan aku mengajukan pertanyaan pada Lucia.

Lalu aku bertanya mengapa kereta cinderella berubah saat jam 12. Lucia bilang itu karena kereta hanya bisa dinaiki oleh cinderella sehingga saat pangeran ingin ikut kereta tersebut kembali berubah. Kalian tau itu salah, mungkin karena Lucia masih kecil dia penuh imajinasi.

Setelah mendengar hal itu Edward tertawa kencang lagi. Dia bilang Lucia bodoh. Aku hanya menatapnya, sebenarnya siapa yang bodoh di sini? Setelah asik tertawa Edward bertanya padaku, "Kau percaya itu? Kereta jadi labu?", ungkapnya. Terlihat wajah sedih Lucia.

"Benar yang dikatakan Lucia. Kereta berubah menjadi labu.", Edward terdiam, "Tapi bukan karena hanya bisa dinaiki cinderella kereta itu kembali ke wujud semula. Tapi hal itu karena sihir ibu peri yang bertahan sampai jam 12 malam.", lanjutku.

Aku melihat Edward dengan tatapan bingungnya. Dia terdiam sejenak dan dia bilang, "Liatkan Lucia memang bodoh kereta tidak berubah ke bentuk semula karena hanya bisa dinaiki cinderella. Tapi karena sihir.", Edward tertawa lebih keras lagi.

"Kau bodoh.", kataku sambil tertawa menatap Edward.

"Iya Lucia memang bodoh.", katanya lagi sambil tertawa.

"Bukan Lucia, tapi kau Edward.", dia berhenti tertawa menatapku dengan tatapan bingung, "Kau tertawa karena tidak percaya bahwa kereta dari labu. Lucia benar akan hal itu. Lalu kau mengejeknya lagi karena dia salah bilang kereta hanya bisa dinaiki cinderella. Kau lebih menyukai setengah kebodohannya ya?", Tanyaku sambil tertawa.

Bisa kulihat raut wajah Edward menatap jijik kepadaku. Mungkin dia berpikir aku sudah gila bilang itu kepadanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang