.
.
.
.
.
.
.Jinyoung ft. Jisoo
.
.
.
.Ratusan ribu fans menyorakan encore berkali-kali. Ketujuh pemuda dibawah nama grup GOT7 ini, tersenyum puas usai turun dari panggung. Beberapa staff segera mengerubungi mereka untuk sekedar melap keringat mereka atau bahkan memberi air minum.
"Siap untuk atraksi selanjutnya?" Tanya Jaebum sang pemimpin sambil tersenyum, padahal napasnya masih memburu.
Keseluruh anggotanya mengangguk mantap, lalu bergegas menuju ke panggung kembali untuk menyapa penggemar. Tak ayal, sorakan histeris para ahgase berlomba dengan dentuman musik yang mulai terdengar.
Tibalah disaat yang paling dinanti. Baik untuk penggemar, atau para idola itu sendiri. Suasana mendadak haru dan seluruh manusia yang berkumpul di arena konser terdiam. Menyaksikan putaran video yang sengaja dibuat penggemar untuk disaksikan idola mereka.
Jinyoung. Pemuda yang kali ini menangis lebih banyak. Bukan hanya karena video buatan penggemar yang menyentuh, tapi juga karena ini adalah panggung terakhirnya bersama grup yang sudah 10 tahun membesarkan namanya itu.
Yugyeom, memeluk hyung tercintanya itu sebelum kembali larut dalam kesedihan. Tak menyangka, bahwa sampai disinilah kisah mereka bertujuh. Masing-masing dari mereka sudah mantap pada jalan yang dipilih, dan berbeda arah adalah salah satu pilihan terbaik.
"Aku, Im Jaebum. Leader yang telah memimpin grup ini 10 tahun yang lalu, berterima kasih pada kesetiaan kalian sejak awal. Hiduplah dengan baik. Jangan lupa makan. Berjanjilah untuk selalu mengingat kami dengan mendengarkan lagu-lagu kami."
Penggemar semakin menangis sedih.
"Jika bertemu di jalan, sapalah aku. Dan katakan bahwa kalian adalah ahgase-nya GOT7! Maka aku akan berlari untuk bertemu kalian." Tambah Jackson yang kini mukanya bertambah konyol, karena ia menangis dengan tidak elit.