Berdua di motor tua

22 6 8
                                    

                             *******

Hari senin adalah hari yang paling dibenci oleh seluruh murid. Upacara yang melelahkan ditambah dengan pelajaran yang membuat otak seperti ingin berteriak. Namun tidak dengan senin pagi ini, sehabis upacara kepala sekolah mendadak mengadakan rapat. Setidaknya seluruh murid bisa sedikit bersantai dan menikmati pagi dikantin sekolah. 

"Andre mana, Ren? " Fahmi menyapu pandangannya mencari Andre lalu menatap Rendi yang sibuk main kartu dengan yang lain di bangku pojok kantin.

Rendi membanting kartu sambil tertawa, sedang Fahmi menaikkan sebelah alisnya.

"Ren! "

"Yaelah kaya gatau Andre aja lo, paling lagi dibawa cewe cewe, " ucap Rendi.

Sedangkan itu, ditempat lain.
.
.
.
"Ran... Udah ya, pegel nih kaki gua. "

"Masih kurang 20 kali lagi squat jump nya, lanjut! "

"Gila lo ya... Udah gakuat gua ran sumpah, " Andre pun terduduk lemas.

"Lemah lo jadi cowo, "

"Kak andre, " Rani bergeser selangkah melihat beberapa cewe berlarian menghampiri Andre sambil membawa minuman serta handuk.

Rani berdecih dalam hati melihat beberapa cewe murahan itu. Rani paling benci melihat cewe terlalu mengejar cowo. Harga dirinya terlalu tinggi. Ia manusia bukan binatang. Ia bersumpah tidak akan mengejar cowo.

"Nih kak minumnya, " ucap cewe berambut pendek sebahu itu. Namanya Viola, cewe centil, sok berkuasa, anak kepala sekolah.

"Kak nih handuknya udah aku bawain, " ucap cewe disebelah Viola. Namanya Intan.

"Kak aku pijitin ya, "

"Eh apaansih, gausah, " Andre menepis tangan Viola. Siapa pun pasti risih diperlakukan seperti itu.

"Lo fikir cowo bakal luluh kalo lo kaya gitu? " ucap Rani kesal. Rani memang tidak suka dengan Viola karena sikapnya. Dan juga ia berfikir terlalu bodoh rasanya terlalu mengidolakan Andre yang sok kegantengan itu.

"Diem lo! " sahut Viola kesal.

"Gemesin amat cii, dedek dedek emess ini. " Tanpa sadar Andre tersenyum bahagia melihat tingkah Rani.

"Lo cemburu Ran? " ucap Andre sambil menaik-turunkan alisnya.

"Ha?! Ngapain juga... " sahut Rani sambil berbalik badan memunggungi Andre.

"Yaelah malu malu, yaudah ayo... " ucap Andre sambil menggandeng tangan Rani lalu pergi menjauhi cewe cewe itu.

"Lepasin ndre! Apaansii, jijik tau ga! " Rani melepas gandengan tangan Andre setelah menjauh dari beberapa cewe itu.

"Maksud lo narik tangan gua apa dah?! " ucap Rani dengan wajah sedikit kesal.

"Ngga hehe, " Andre langsung pergi sambil menari nari bahagia.

"Ga beres tu cowo, "

                              *   *   *

Sepulang sekolah Andre dan teman temannya biasa berkumpul di warung dekat sekolah. Saat tengah berbincang tiba tiba saja Rani lewat di depan Andre serta teman temannya. Ya... Tentu saja Andre langsung mendekati Rani yang tengah berjalan santai.

"Ran... Tunggu tunggu... " ucap Andre sambil berlari ke arah Rani. Rani pun berbalik badan ketika namanya disebut.

"Mau balik? "

"Menurut lo? "

"Mau gua anter? "

"Ogah. "

Biasanya Rani pulang naik angkot atau ojek, tapi sore ini tak terlihat satu pun angkot atau tukang ojek. Rani tidak biasa menggunakan aplikasi ojek online karena menurutnya terlalu ribet.

"Ran... "

"Yaudah ayo balik! "

"Yesss... Wohoo, " Andre pun menari nari gembira. Mau gimana lagi, akhirnya Rani pun menyejutui ajakan Andre
.
.
.
Akhirnya mereka pun sampai tepat di depan rumah Rani. Andre pun mematikan motor tua nya. Anak muda jaman sekarang pasti mengidam idamkan moge atau motor gede. Tidak dengan Andre, ia sangat menyayangi motor tuanya itu.

"Ehehe... " Andre berdiri tepat dihadapan Rani sambil menyeringai.

"Udah sana balik, nunggu apa? " Rani menatap tajam wajah Andre. Rani sedikit mendekatkan wajahnya dengan wajah Andre.

Deg deg deg

"Manis parahhh, " ucap Andre dalam hati. Andre pun mengalihkan pandangannya keluar. Jika terus menerus melihat wajah imut Rani hidungnya bisa mimisan.

Rani pun mengusap pelan luka yang berada di dahi Andre, "masih sakit? " tanya Rani.

"Ng-ngga, "

"Y-yaudah gua cabut, " Andre pun dengan cepat naik ke atas motornya lalu pergi meninggalkan Rani yang masih berada di depan rumah.

"Tu orang kenapa? "

                                 *  *  *

Tepat jam 17.00 seperti biasa, setiap jam 5 sore Andre selalu pergi ke cafe milik tante Maria. Sebagai balas Budi Andre karena tante Maria sudah berbaik hati padanya selama ini.

"Sore Tan... "

"Eh Andre, yaudah sana langsung ke belakang ya, " Andre lekas langsung bergegas ke dapur.

"Eh ndre... "

"Iya Tan? "

"Nanti kalo dibelakang udah beres, kamu langsung ke supermarket ya... "

"Stok bahan makanan udah mulai abis tuh, "

"Siap laksanakan komandan, "
.
.
.
Setelah tiba di supermarket Andre pun memarkirkan motor tua kesayangannya tersebut. Semua berjalan lancar sampai andre selesai memilih serta membayar barang belanjaannya kekasir.

"Tepung udah, ini udah, itu udah, nah waktunya pu- " ia terdiam saat melihat segerombolan anak muda berada tak jauh dari hadapannya. Para anak muda tersebut menatap tajam Andre.

Andre dan orang paling tengah yang terlihat seperti pemimpin segerombolan remaja tersebut saling menatap tajam.

Andre menunjuk pemimpin remaja tersebut sambil memasang wajah mengejek, "maju lo... "

                               *   *   *
.
.
.
.
.
.
.
Aloha...
Gimana? Penasaran gak?
Tungguin terus kelanjutannya ya...
Jangan lupa vote & comment ya

Mohon dimaklumi kalau masih banyak salahnya hehe masih belajar...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I promise to Save youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang