3

1 0 0
                                    

setelah kejadian kemarin, aku tidak tahu harus bersikap bagaimana, berlaku seperti apa, melakukan apa. buntu. benar benar tidak ada jalan dalam otakku saat ini. aku takut untuk pergi ke sekolah. aku tidak takut lagi soal nuha. tapi aku takut untuk bertemu vicky. bahkan hanya untuk memikirkan dia. kejadian kemarin memang benar benar merubah suasana saat ini hingga entah kapan. ditengah ketakutanku, handphone ku berdering. Vicky. angkat engga angkat engga angkat engga. justru tanpa aku sadari aku melempar handphone ku ke tembok yang berada di sebrangku dengan jarak cukup jauh. aku panik dan mennghampiri handphone ku sambil bergetar. yah pecah . akhirnya aku menghampiri papa yang sedang berada di ruang keluarga.

"pah" aku duduk di sebelah papah. "ya kenapa?" dingin. intonasi itu sangat dingin. "hp anca pecah pah. anca mau beli baru tapi semua mobile banking disitu semua. boleh anca minta kartu anca pah?" jelasku oenuh harap. "akhirnya setelah berbulan bulan kamu disuruh ganti handphone gak mau mau, sekarang mau juga. mau merk apa?" respon papah kali ini mulai menghangat. "yang kayak kemarin gak apa apa pah. saldo atm anca cukup kok buat beli type yang sama"

"GAK!" seketika papah berteriak kencang. aku sampai terkejut. papah lalu membuka dompet dan mengambil sebuah kartu. namun itu sepertinya bukan kartu atm ku. oh tidak. itu kartu kredit milik papah. "papah gak suka kamu pake merek murahan kaya gitu. papah ini kaya ca! gak miskin!" mulai lagi sifat buruk papahku ini.

"pak seto! pak seto!" papah berteriak memanggil supir kami.

"iya pak ada apa?" sahut seorang bapak tua yang bernama pak seto itu. "nih, kartu kredit punya saya. kamu pegang dan jangan kasih ke anca kalo dia ga beli yang merk iphone keluaran terbaru. kamu kalau mau beli handphone baru pake kartu saya aja. terserah mau beli berapa. anca tau sandinya. nanti jangan lupa anca beli baju atau apa kek biar enak buat di pamerin ke temen kamu" celoteh ayah anca panjang lebar. sifat papahnya ini memang tidak diragukan lagi kalau soal sombong menyombong. padahal anca sudah mengingatkan bahwa roda kehidupan itu pasti berputar.

sesampainya anca dan pak seto di mall yang dimaksud papahnya anca, mereka langsung menuju salah satu gerai hp yang berlogo buah itu. "pak, bapak mau beli juga kan? beli nya yang sama aja pak kaya saya." anca, walaupun papahnya seorang pengusaha terbesar di ibukota, tapi sifat sombong sama sekali tidak pernah terlihat pada dirinya.

"eh enggak non. nanti saya beli merek lain aja. yang murah" sahut pak seto. walaupun pak seto berkata seperti itu, tapi raut mukanya jelas menggambarkan bahwa ia ingin merk handphone ini untuk anaknya yang memiliki hp dengan merk ketinggalan jaman. "udah pak gapapa. papah juga kan gak ngelarang mau yang harga berapa. jadi, samain aja sama punya aku" anca menggandeng tangan pak seto tanpa perasaan jijik atau apapun. pak seto sudah ia anggap kelluarga sendiri. walaupun dari warna kulit saja anca dan pak seto sangat berbeda.

"pak, anak bapak suka warna apa pak?" tanya anca saat sudah sampai di bilik keluaran terbaru."

"gak tau non. non anca aja yang pilihin deh" sahut pak seto sambil melirik ke arah jajaran hp di depannya. ia sangat beruntung memiliki anak majikan sebaik anca. padahal gaji nya saja pas pas an jika tidak di lebihkan oleh majikannya.

anca pun memilih tiga warna. ada warna ungu, kuning, dan putih. ketiganya terlihat lucu. tapi ia harus merelakan salah satunya karna memang handphone itu akan ia beli hanya untuk dirinya dan anak pak seto.

"ehmm.. kalo warna kuning anak bapak suka gak?" tanya anca pada pak seto yang masih sibuk dengan jajjaran hp di depannya. "eh, kurang tau saya non. tapi kalo tebakan saya dia suka sama warna ungu. soalnya kalo apa apa maunya ungu" anca ber oh pelan mendengar jawaban dari pak seto

"yaudah pak anaknya bapak warna ungu terus saya yang warna kuning" bukan tanpa alasan anca memilih warna kuning. kemarin ia habis menonton serial doraemon dan melihat di eps itu nobita selalu memakai hoodie kuning. jadilah ia menyukai warna tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang