Chapther Four

10 5 2
                                    

Happay Reading! Guys!

Dari balik jendelanya ia melihat Dani sang pangeran yang telah merebut hatinya tapi sayang sang pangeran tidak mau, cinta yang bertepuk sebelah tangan. Kalau di pikir-pikir ngapain ia ngitip Dani gini mending sapa lansung.

Meskipun begitu Flaw belom mau menunjukan wajahnya , maaih ingin menatap sang pujaan hati dari jauh meski ia tak mengatahui. Sabar Flaw nanti ada saatnya dia menjadi milikmu, tekatnya dengan penuh keyakinan.

Setelaj acar ngintip mengintipnya selesai, Flaw berjalan menuju mamanya yang sedang dudk santai menikmati secangkir teh di depan televisi. Ia bersandaran kebahu Kanita secara tiba-tiba membiat Kanita terkejut.

"Kirain Mama siapa, bikin kaget aja." seru kanita.

Tanpa rasa bersalah Flaw menyegir. Masih dengan asiknya ia begelayut manja di lengan Kanita, jarang-jarang ia begini biasanya mamanya itu selalu ikut kemana papanya pergi.

"Kamu kenapa?" tanya Kanita.

"Aku enggak apa" jawab Flaw dengan cuek.

"Lah enggak apa gimana, emang tadi habis ngapain?" tanya Kanita kembali.

"Liatin Bang Dani." ucapnya.

"Ngapain di lihat saja, samperin dong. Memang kamu enggak pengen ketemu sama dia." jelas Kanita.

"Ya pengen lah" jawab Flaw dengan cepat.

"Nah tunggu apa lagi samperin gih, sebelum ia balik kuliah. Entar nyesal loh." rayunya.

Bukan menyuruh anaknya menjadi cewek muruh, tetapi dia tau bahwa anak gadisnya itu emnyukai pemuda tersebut. Flaw memikir perkataan mamanya tadi, memang benar apa yang mamanya bilang mending ia samperin Bang Dani.

Flaw berjalan keluar menuju dimana Dani berada. Sudah hampir dekat ia merasa ragu, ragu dengan apa yang ia lakukan. Baiklah ia harus bertemua dengan Dani meski hanya sekedar tanya kabar, semangatnya.

"Hai Bang Dan." sapa Flaw kepada Dani.

Mendengar suara Dani menoleh dan ternyata itu Flaw yang sudah ia anggap adik.

"Hehe, iya dek." jawab Dani.

Semua itu belom selesai Flaw masih ingin berlama-lama berada di dekat pemuda tersebut.

"Ooiya, Bang Dan apa kabar?" tanya Flaw.

"Alhamdulillah baik, dek." jawab Dani dengan senyum tipis.

Flaw yang mendapat senyuman manis dari sang pujaan hati walau hanya samar ia tetap merasa senang.

"Bang Dan kapan pulang, kok aku enggak tau?" tanya Flaw lagi meski ia sudah tau dani sudah pulang tapi ia berpura-pura tidak tau.

"Kemarin" jawab deni seadanya.

Walau jawaban singkat diberi Dani kepadanya. Itu kan membuat ia menyerah untuk mendekati pemuda tersebut. Tidak apa bukan kalau ratu mengejar pangeran. Meski pangeran yang ia kejar tidak pernah meliriknya.

Kediaman yang melanda mereka berdua. Dani sibuk dengan gawainya sedangkan Flaw sibuk dengan pemikiran bagiman bisa mencairkan suasana.

Bang Dan lagi apa?" tanya Flaw. Meskipun ia sudah tau jawabnya boda mat pikirnya.

"Hmmm, ini lagi balas chat dari teman." jawab Dani dan ia masih memainkan gawainya.

"Bang, apakah tidak ada perasaan sedikit pun kepada flaw" tanya flaw tiba-tiba membuat Dani mengalihkan tatapannya yang semula menatap gawai kini menatap ia.

"Heh? Kamu ngomong apaan sih deh?" tanya Dani balik.

"Ihhs, Abang nih" keseal Flaw. Flaw pun pergi dari sana dan menuju rumahnya.

Flaw masuk dengan tergesa-gesa dengan bercampur kesal. Menghentak-hentak 'kan kaki melepas kekesalanya kepada Dani. Meski pemuda itu tidak ada di hadapannya.

Kanita yang melihat anak gadisnya cemberut datang menghambirinya.

"Lah, kamu pulang dari rumah Dani kenapa begini?" tanya Kanita.

"Itu Bang Dan bikin kesel, ia hanya sibuk sama gawainya dan tidak memperhatikan Flaw, bikin kesel." seru Flaw dengan kekesalannya.

"Lah emang kamu ngomong apa sampe dia cuekin" tanya kanita.

"Enggak ada." jawab sang putri seenaknya.

"Pantesan kamu dia cuekin, wong kamu nggak ngomong." seru Kanita kepada Flaw. Ia hanya memberi pendapat terhadap sikap Dani kepadanya.

"Ihhhs bukan itu" kesal Flaw

"Kalau bukan itu terus apa?" tanya kanita lagi. Sang putri hanya bisa kesal.

"Itu tadi Flaw bertanya sama Bang Dani gini 'Bang apakah tidak ada perasaan sedikit pada Flaw?' gitu ma." jelas Flaw menceritakan pertanyaan yang dia lontarkan kepada Dani tadi.

"Ya dani pasti kaget lah kam nanya itu tiba-tiba." seru Kanita, bukanya membela ia mamanya malah membela dani.

"Ihhs, mama sama aja kayak Bang Dani."ucpa Flaw sambil berdiri dan pergi menuju kamarnya.

Kanita yang melihat tingkah anaknya hanya cuman bisa geleng-geleng. Dulu ia tidak sepertinya saat masa muda dulu.

Flaw hanya bermenung dikamar. Merenungkan pertanyaannya kepada dani tadi. Apakah dia salah menanyakan itu kepada dani, pikirnya. Tidak ada yang salah.
Wajar bukan dia menanyakan apa yang ada di benaknya.

Ia memainkan gawainya, mana tau itu bisa membuat ia menghilangkan kekesalannya. Ternyata banyak sekali pesan dari temanyanya. Temanya menanyakan apakah dani pulang? Apakah dia tidak apa? Tidak ada pesan satupu yamg ia balas cuman dibaca saja.

Sudah bosan bermain gawai. Ia keluar dari kamer untuk berpamaitan kepada Kanita.

"Ma, aku keluar sebentar ya." pamit Flaw.

"Heh.... Heh mau kenama kamu?" tanya Kanita.

"Mau cari angin bosan di rumah mulu." jawab Flaw cuek.

Kanita melihat Flaw sudha berjalan menuju puntu luar. Ia membiarkan anak itu keluar dari pada di rumah memikirkan hati yang tak berbentuk.

Flaw berjalan menuju taman. Melihat anak-anak bermain bola. Ia duduk di dekat pohon rindang yanga ada di taman tersebut. Menikmati semilir angin yang menyapanya, hari ii tidak terlalu panas jadi bisa ia bersantai sejenak di dekat pohon tersebut.

Menikmati angin yangs sejuk membuat matanya berat dan tidka bisa di tahanya lagi, lama kelaman mata itu tertutup sempurna.

Dani yang kebetulang lewat di taman tersebut melihat Flaw yang tidur di dekat pohon. Ia menghampiri diman Flaw berasa. Anak ini tidur tidak tau tempat fikirnya, ternyata lucu juga melihat flaw tidur seperti ini. Ia duduk di dekat Flaw takut nanti ada anak yang menganggu tidur Flaw.

Sudah lama dani menemani Flaw tidut, gadis yang di tunggunya tidak bangun-bangun. Ini tidur atau mati, pikirnya. Tenang seperti air membuat dani betah melihat Flaw lama-lama. Walau ada suka sedikit kepada gadis itu, hanya saja tidak di utarakan oleh dani. Ia takut nanti kalau ia mengatakan bahwa ia juga mempunya perasaan yang sama pada gadis tersebut membuat kuliahnya menjadi berantakan dan juga sekolah Flaw juga menjadi tidak fokus. Namti ia hanya memmikirkan dani saja.

Flaw bangun dari tidur panjangnya, ia membuka mata pelan-pelan. Ia menyipitkan mata karena sinar matahari yang tertuju padanya. Flaw menoleh kekanan ia melihat dani sedang memperhatikanya. Itu membuat ia bingung.

Tbc...

Jangan lupa vote dan comenya ya gaes...
Awas Typo bertebaran...
Lubuk Basung, 23 Februari 2020

Kepastian RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang