Chapther One

49 9 11
                                    

Happy Reading!

Pagi yang cerah untuk memulai sebuah aktifitas yang sanggat melelahkan, pastinya.

Gadis sejuta pesona yang siap memikat setiap pria, Flawles Kianti namanya, mungkin karena kecantikan yang ia miliki sejak lahir menjadi salah satu faktor utama setiap laki-laki mengejarnya, namun ada hal lain yang mungkin jadi incarannya yakni harta yang dimiliki oleh keluarga Flaw yang bisa terbilang cukup berlimpah.

Seperti biasa Flaw berangkat sekolah dengan diantarkan oleh sopir keluarga. Sesampainya Flaw di sekolah, sudah banyak anak murid yang berdatangan silih--berganti. Sekarang Flaw mengenyam pendidikan di tingkat SMA kelas  2 atau bisa disebut kelas 11.

"Woiii!"
"Pagi-pagi, udah bikin orang jantungan aja lu," ucap Flaw kepada temannya Syana.

Syana Syadilla, Syaqilla Anjani, Mona Kirana, nama teman-teman Flaw. Setiap mereka mempunya pesona masing-masing meskipun begitu mereka tidak pernah menyombongkan apa yang mereka miliki. Kecantikan mereka tidak diragukan lagi karena semuanya sudah terbukti kecantikannya.

"Mana yang lain?" tanya Flaw kepada Syana.

"Mungkin sudah dikelas," jawab Syana sembari berjalan menuju kelas.

Sesampainya mereka dikelas, ternyata sudah banyak yang datang termasuk kedua sahabat Flaw.

"Wihhh, tumben lu pagi-pagi udah datang biasanya beberapa menit bel berbunyi baru lu datang," tukas mona kepada Flaw.
Flaw yang biasanya datang agak siangan, entah setan apa yang merasuki hingga dia datang pagi walau tidak pagi sekali, yang sama sekali tidak ada orang satu pun.

"Lagi pengen aja gue datang pagi," jawab Flaw sambil menuju tempat duduk. Flaw yang dudu sebangku dengan qila.

"Cek ileh sok-sokan pakek pengen segala, sekalian pakek sayang plus cinta," tukas qila saat mendengar jawaban Flaw.

Flaw hanya diam dan tidak berbicara lagi. Semua sibuk dengan kegiatannya masing-masing termasuk temannya Flaw tak lain halnya dengan Flaw yang memikirkan sebuah kejadian di masa lalu ketika dia bertemu dengan sesorang yang sangan berarti baginya akan tetapi dia hanya mengangap Flaw adiknya sedangkan Flaw ingin lebih dari sekedar adik.

Kring kring....
Bel pun berbunyi bertanda pelajaran pertama akan dimulai.

Berselang beberapa saat guru pun masuk untuk mengajar di kelas.

"Selamat pagi anak-anak." sapa guru terhadap muridnya

"Pagi, pak." jawab semuanya serentak.

"Baiklah, kita akan memulai pelajar Bahasa Indonesia. Buka buku halaman 190, tentang tanda baca."

"Baik, pak."

"Sudah kalian cari, baca baik-baik dan kerjakan latihan di halaman 193."

Semua murid mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru tersebut.

"Woi, Flaw."

Flaw yang merasa dirinya dipanggil pun menoleh.

"Apa." jawab Flow.

"Itu, lo udah buat belum tugasnya, entar gue nyontek ya," ucap Mona dengan sengiran khasnya.

"Iya, entar gue kasih lihat, jangan berisik lu gue lagi fokus."

Tidak ada kata lagi, Mona kembali melihat ke depan dan berpura-pura mengerjakan tugas.

"Adakah yang sudah selesai? Silahkan dikumpulkan."

"Belum, pak." jawab sebagian siswa.

"Baiklah, karena jam pelajan sudah habis kerjakan sisanya sebagai PR minggu depan dikumpulkan pas belajaran Bapak."

"Siap, pak," jawab serentak murid.

Setelah guru keluar dari kelas, semua murid berhamburan keluar karena bel keluar main sudah berbunyi.

"Kuy kekantin," ajak dila.

"Kuylah cacing-cacing diperut gue udah mulai merontak-ronta mintak dikasih sesajean," ucap Mona dengan dramatisnya.

Mereka pun berjalan bersama-sama menuju kantin. Setibanya dikantin mereka memesan makanan dan melahap seperti tidak pernah makan setahun saja.

"Flaw, bagaimana kabarnya doi lu?" tanya qila kepada Flaw. Flaw yang mendapat pertanyaan seperti itu diam sejenak dan menjawabnya,

"Masih belom ada kabar la," sambil menghela napas.

Mereka pun kembali makan makann masing-masing dengan keheningan. Setelah makan merekn pun kembali ke kelas dengan perut kenyang.

Semua teman Flaw sudah tau tentang kisah cintanya. Meski Flaw belum menceritakan semuanya hanya secara gamblang saja dan teman Flaw pun menerima, merka akan menanti Flaw menceritakan seluruhnya.

"Apa belajaran kita setelah ini?" tanya Mona kepada teman-temannya.

"Mungkin Biologi deh," seru Flaw dengan ragu-ragu.

Setelah itu semuanya diam.

"Teman-teman hari ini kita free kelas karena ibu lagi rapat dan kita diperbolehkan pulang" seru Dani sang ketua kelas.

"Asikk, kita pulang," seru yang lain dengan senang.

Flaw dan teman-teman masih santai dikelas mereka tidak sedikitpun ingin pulang.

"Yuk, pulang kayaknya sekolah udah mulai sepi," ajak Qila.

"Yuk lah," jawab Mona dan Dila berbarengan.

Mereka pun berjalan menuju gerbang sekolah.

"Aku duluan ya guys, pak maman sudah menjemputku," pamit Flaw.

"Iya, enggak apa-apa. Sebentar lagi gue juga dijemput kok," tukas teman-teman Flaw.

Sampainya di rumah Flaw menuju kamarnya dan membersihkan diri. Setelah mandi dan membersihkan diri Flaw menuju meja makan. Si Mbok sudah menyajikan makanan di meja makan.

"Kemana Mama Mbok?" tanya Flaw kepada simbok.

"Nyonya ikut Tuan keluar Negri Non, katanya disana lagi ada masalah," jelas simbok.

Sudah biasa bagi Flaw ditinggal oleh orang tuanya berkerja kadang sudah berbulan-bulan tidak pulang. Kadang Flaw merasa kesepian, walaupun begitu Mamanya sering menemaninya. Bukan kasih sayang yang kurang tetapi karena tidak ada teman dia anak tunggal Mamanya tidak bisa melahirkan lagi karena ada pembekakan di rahimnya.

Setelah Flaw selesai makan dia kembali ke kamarnya hanya berdiam diri dan bermenung.

Andai saja dia tidak pergi mungkin aku tidak kesepian, akan ada teman mengobrol, tertawa dan bertukar pikiran. Dia yang selama ini membut hari-hariku berwarna kini semua hilang sudah, hanya sebuah kesalah paham semata. Mungkin kata andai tak akan pernah menjadi nyata. Akankah dia akan kembali lagi? Semua itu masih dalam tanda tanya tanpa tau pasti.

Karena kelelah memikirkan hidupnya Flaw tertidur dengan nyeyaknya.

Tidak terasa hari sudah semakin sore Flaw terbangun dari tidur siangnya, dia bergegas ke kamar mandi. Falw keluar dari kamar setelah memakai paian yang rapi dan bersantai menikmati hari senja ditaman samping rumah.

"Mbok!" panggil Flaw. Dengan terpogoh-pogoh si Mbok mengahampiri Flaw.

"Iya, ada apa non?" tanya si Mbok.

"Mbok, tolong bikin aku jus jeruk." Flaw memintak tolong untuk di bikinin jus.

"Baiklah Non tunggu sebentar," jawab si Mbok.

Tidak selang beberapa lama, jus jeruk yang dimintak Flaw sudah siap.

"Ini, Non jusnya," ucap siMbok sembari meletakan jus diatas meja.

"Iya, Mbok makasih ya," usap Flaw.

Senja yang begitu indah pikir Flaw tapi sayang tidak ada yang dia disampingku. Flaw menat senja hingga berganti menjadi malam dan bintang pun bertebaran. Besok akan menjadi hari yang sangant melelahkah, walau  tak akan pernah terasa.

Lubuk Basung, 13 Februari 2020
BlackRose

Kepastian RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang