003

223 20 4
                                    

taeyong berjalan ke kamar mandi dengan langkah yang dihentak dan mulut menggerutu.

"dasar changkyun sialan!"

taeyong mematut diri di kaca kamar mandi. membenahi penampilannya yang berantakan sehabis dijambak temannya tadi.

tiba-tiba taeyong merasakan perutnya panas. kemudian menuju dada, dan berakhir di seluruh tubuh. ia mengerang keras. kakinya lemas, ia terduduk di lantai kamar mandi yang dingin.

nafasnya memburu dengan wajah memerah.

heat

yeah—this shit one come over without caution.

"a-ah, supresan—" bisiknya. tangannya merogoh kedalam seluruh pakaiannya, mencari botol kecil yang berisi pil-pil pereda heat.

tapi nihil.

tidak ada.

wenndy panik di dalam sana. tubuhnya juga mulai menunjukkan tanda-tanda terangsang.

'taeyongie, bagaimana ini—ssh, aku tidak kuat'

taeyong menggeleng, antara tidak tahu apa yang akan dilakukan atau tidak mampu walau hanya sekedar menjawab serigalanya.

bajunya sudah basah keringat. cairan lubricant mulai merembes dari celananya. seluruh tubuhnya bergetar.

tidak ada pilihan lain. ia harus memuaskan dirinya sendiri.

taeyong segera mencari bilik kosong. jarinya yang bergetar merogoh saku untuk menggapai ponselnya.

mencari nomor kontak sahabat-sahabatnya yang sekiranya bisa membantu.

'cepat sialan! a-ah, taeyong please' blitz mengumpat disela lolongannya yang membutuhkan sentuhan.

"ya taeyong?"

taeyong tidak menjawab. tapi deru nafasnya yang tersengal membuat doyoung yang diteleponnya tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi.

"hei! cepat katakan sesuatu! halo taeyong!"

taeyong menelan ludahnya berat. jemari tangan kanannya saling meremat, mencegah agar ia tak menyentuh dirinya sendiri.

"mhm—s-supresan. ta-tas, cepat" suaranya lirih, ia sudah mulai putus asa. telepon belum ia matikan, taeyong mulai ketakutan saat aroma beberapa alpha unmated berada di kawasan kamar mandi dan mengendusi bau tubuhnya.

"doyoung— cepat hiks, a-aku di kamar mandi d-dekat lapangan—"

diseberang sana, doyoung menyerobot masuk ke kelas taeyong dan mencari tasnya.

"dimana tas taeyong?" tanyanya cepat.

beberapa mahasiswa yang sekelas dengan taeyong menatap doyoung aneh namun mereka tetap menunjukkannya.

doyoung langsung menggeledah, apalagi botol kecil supresan itu mudah sekali terselip. "sial! mana itu?!"

dan akhirnya doyoung mendapatkannya. langsung memacu kaki ke kamar mandi. saat ia sampai, betapa ia terkejut. salah satu bilik dikerumuni beberapa alpha yang sudah turn on. seorang alpha tampak mencoba membuka pintu yang sepertinya ditahan dari dalam.

"cepat buka!" geram alpha itu.

"tidak—tidak akan"

setelah mendengar suara itu, doyoung langsung membelah kerumunan alpha itu. masa bodo jika mereka menyerangnya juga, ia sudah memiliki alpha yang akan melindunginya, nyawa taeyong lebih penting.

"CEPAT MENYINGKIR" doyoung mulai berteriak, membuat alpha itu tertawa kencang.

"oh kau mau bergabung dengan temannmu hm? aku akan sangat berterima kasih bisa menikmati dua hidangan" seringai dan tatapan mata alpha itu tidak juga membuat doyoung gentar. ia hanya tunduk pada alphanya.

"menyingkir kubilang!" tangan doyoung mengepal, memberi bogem mentah pada rahan alpha itu.

si alpha yang tidak menyangka akan mendapat hadiah, terhuyung menabrak pintu hingga terbuka. menampilkan keadaan taeyong yang kacau.

matanya yang sayu menatap doyoung. "d-doyoung hh"

doyoung langsung melemparkan botol kecil itu kepada taeyong. "cepat telan itu. aku akan menangani mereka"

dan saat empat alpha di belakangnya mulai meliar, doyoung menarik kaki alpha yang ditonjoknya dan segera menutup pintu bilik itu.

"omega sialan!"

alpha-alpha itu mulai menyerang doyoung yang mana tentu saja membuat doyoung kewalahan. merasa butuh pertolongan, doyoung mengirim pesan melalui mindlink kepada taeil—alphanya.

dalam waktu yang kurang dari semenit, taeil menggeram marah di ambang pintu kamar mandi. beberapa mahasiswa yang penasaran turut mengerubungi daerah itu.

"lepaskan omegaku"

alpha yang mengeroyok doyoung menoleh dan menghentikan gerakan mereka.

bung, taeil adalah petinggi universitas. buat perkara dengannya, dan kau akan hidup luntang-luntung dalam waktu yang tak kau tahu.

"aku bilang lepaskan!"

alpha tone taeil membuat alpha alpha bajingan itu melepaskan tangannya dari doyoung. doyoung langsung berlari menuju alphanya, menangis.

"dimana mereka melukaimu?"

doyoung menggeleng. "lupakan bajingan itu, aku akan menjelaskannya nanti. sekarang bawa taeyong ke klinik"

taeil menatap tajam alpha alpha itu. "kalau sampai aku mendengar hal buruk terjadi pada kekasihku, kalian akan menanggung akibatnya. pergi sekarang! BUBAR!" mahasiswa/i dan alpha itu pergi meninggalkan kamar mandi.

taeil dan doyoung menuju bilik taeyong, dan mendapati taeyong terduduk lemas disana.

"ayo taeyong, kita ke klinik. kau bisa istirahat disana"

taeil membopong taeyong keluar kamar mandi dan diikuti doyoung di belakang mereka.

meninggalkan seseorang yang berdiri di samping pilar gedung seberang, menyaksikan semuanya.

tbc.

haloo ✨✨

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Double Kill [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang