1 - Titik Temu

84 15 0
                                    

Hai, apa kabar dirimu disana?
Aku pastikan kamu baik-baik saja. Aku sangat yakin. Aku ingin bercerita ada sesuatu hal yang ingin sekali aku sampaikan kepadamu. Aku rindu, el.

Apa rindu? Aku ingin tertawa. Aneh. Seketika hatiku berbicara menyuruh tanganku menuliskan kata yang sudah tak asing lagi, rindu. Seperti Dilan saja yang mengatakan kepada Milea 'Rindu itu berat tahu'. Lucu sekali.

Apakah kamu juga merasakan hal yang sama seperti diriku El? Sungguh, aku tidak bisa menebaknya.

Kamu tahu El? rindu itu menyakitkan. Diuraikan pun masih belum jelas kepastiannya.

Tuhan, tapi mengapa? Dari sekian banyaknya manusia termasuk, aku. Disaat mereka punya kenangan yang begitu dalam, rindu itu seperti dua insan yang saling menaruh cinta kasih.

Ini yang kurasakan sekarang. Rumit sekali. Apakah jalan satu-satunya itu, bertemu? Sayangku, kumohon berdoa lah agar kita dipertemukan kembali.


Jakarta, Tahun 2018.
Untukmu sosok yang membuat ku jatuh cinta, Kael Ganendra.
Dari aku Anne Niscala.

Aku akan bercerita bagaimana pertama kali aku bertemu denganmu. Pada saat aku memasuki jenjang pendidikan SMA, Aku benar-benar tidak mengerti dengan pemikiran orang tuaku. Kenapa aku dimasukkan ke sekolah yang sebenarnya tidak aku minati sama sekali.

Sungguh, aku kesal. Aku berfikir, nanti bagaimana diriku disana? Ah yaampun.

Diriku tepat berada disekolah untuk mengambil formulir pendaftaran. Aku jalan dibelakang orang tuaku menuju ruang pengambilan formulir. Aku duduk sambil memutarkan ponselku, sedangkan orangtuaku sedang berbincang dengan salah satu pengurus sekolah itu.

Keesokannya, ibuku bilang aku akan masuk sekolah dua minggu lagi. Well, aku akan menerima semua ini.

Tepat sekali, hari ini adalah hari senin. Kalian juga pasti tahu kan hari pertama sekolah yang disebut MOS (masa orientasi sekolah) ini. Untuk pertama kalinya aku memakai seragam SMA dengan kunciran dua di kepalaku.

Kali ini, aku akan naik angkutan umum seperti biasa. Iya, jadi dari semenjak SMP aku selalu naik angkutan umum. Tapi kalau ada keperluan mendesak aku naik ojek kalau tidak, ya diantar Mas Dika ke sekolah. Lanjut ya ke ceritaku selanjutnya.

Saat aku memasuki gerbang sekolah aku tidak mengira bahwa disampingku ada segerombolan lelaki yang bisa dihitung ada 7 orang. Ya aku sudah mengira pasti itu kakak kelas disekolah ini, tapi tidak.

Kenapa kelihatannya banyak sekali yang melihat ke arah ku. Yang lain seketika jalannya berhenti dan minggir begitu saja. Tapi aku masa bodo dan terus jalan tidak peduli dengan hal itu, toh jalanan ini memang punya nenek moyangnya apa?

"Lo ngapain disitu? Minggir!" Cetus salah satu lelaki itu.

Tiba-tiba ada seseorang yang berbicara dibelakang ku dengan suara yang pelan tapi aku masih mendengar perkataannya.

Seperti ini "berhenti, jangan jalan lagi. Biar mereka dulu yang jalan oke." Aku yang tanpa menengok kebelakang pun langsung mengangguk.

Hari pertamaku dimulai dengan memperkenalkan diri masing-masing didepan lapangan. Tapi sebelum itu para OSIS memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. Para OSIS berjejer didepan lapangan.

Terlihat seorang laki-laki berposture tinggi dengan kedua tangannya dimasukkan ke almet tengah berbicara didepan anak-anak baru.

ElanneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang