14.

1.3K 50 0
                                    

Sanaya pun memasuki kelas dengan nafas yang terengah-engah. Ia pun menstabilkan nafasnya, untung saja tidak ada guru yang mengajar dikelasnya jadi dia AMAN.

"Eh kenapa lo? Tumben telat" tanya Erika.

"Aduh! Jangan banyak nanya dulu deh, capek gue ini!" Sanaya pun berjalan mendekati bangku nya dan segera duduk.

"Woyy! Si Arsa mana sih? Telat tuh orang?" tanya Riki pada kedua temannya yang dapat didengar oleh Sanaya.

Sanaya pun ingat kalau ia meninggalkan Arsa tadi diparkiran. Bagaimana nasibnya dia sekarang? Apakah ia selamat, atau kena hukum?.

Tiba-tiba datanglah Arsa dengan nafas yang terengah-engah, rambut acak-acakan, baju dikeluarkan. Ganteng, batin Sanaya saat melihat itu. Arsa pun dengan cepat menuju ke bangku nya.

"Untung kagak ada guru" gumam Arsa.

"Lo kenapa nih? Habis lari maraton?" tanya Reza saat melihat temannya ngos-ngosan.

"Gak! Gue kira ada guru dikelas, makanya gue lari cepet" terangnya.

"Terus kalo lo telat, kenapa lo bisa masuk ke sekolah? Bukannya kalo jam segini gerbang udah tutup?" giliran Evan yang bertanya. Seketika pertanyaan Evan tadi mengingatkan dirinya pada seorang gadis yang dengan tega nya meninggalkan dirinya.

"Iya lah" jawabnya singkat.

"Iya kenapa?" tanya Evan bingung.

"Kepo amat lo anjir" ucap Arsa seraya mengibaskan wajahnya menggunakan buku.

Lain hal nya dengan Sanaya. Dia sedang diinterogasi oleh ketiga temannya itu, sampai-sampai Joni berulang kali berdecak sebal agar mereka mengerti, tapi percuma saja. Akan tetapi, kekuatan mulut ketiga gadis itu kalah dengan kekuatan mulut Joni.

"Gue curiga sama lo deh San" ucap Afifah seraya memandangi Sanaya bingung.

Sanaya pun menghela nafasnya pelan. "Curiga kenapa sih yaampun! Heran gue njir!".

"Ya lo datengnya barengan sama si Arsa. Apa jangan-jangan" tuduh Afifah menggantung.

"Jangan-jangan apa? Gak usah berpikiran macem-macem deh lo pada!" ucap Sanaya memutar bola matanya malas.

"Jangan-jangan lo pacaran ama dia? OH MY GOD!!" teriak Afifah yang seketika membuat seisi kelas menoleh kepadanya. "Apa liat-liat? Mau gue colok mata lo!" ancam Afifah.

"Emang bener San? Lo kok gitu sih sama kita-kita? Ah lo gak asik tauk!" rewel Erika. Sanaya pun kembali memutar bola matanya malas, jujur dia malas sekali berdebat dengan ketiga gadis di depannya ini. Lebih baik ia diam untuk saat ini.

🔹🔹🔹

Sanaya pun keluar dari kelasnya dan menuju ke taman sekolah. Disana cukup sepi, ya dikarenakan ini sudah jam pulang.

Sanaya pun duduk di kursi yang memang sengaja disediakan ditaman tersebut. Sanaya pun mengeluarkan buku diary nya dan juga pulpen. Ia pun mulai menuliskan sesuatu dikertas berwarna pink itu.

Saat Sanaya asik menulis, tiba-tiba ada setangkai bunga mawar merah berada di depannya dengan salah satu tangan memegangi bunga itu. Sanaya pun mendongak, dan menatap orang itu.

"Asa?" ucapnya seraya mengambil bunga itu.

Aksa pun tersenyum. "Kenapa belum pulang Ay?" tanya Aksa. Sanaya pun hanya tersenyum kikuk.

"Gakpapa sih Sa, pengen aja aku kesini" jelasnya.

"Kita pulang yuk? Aku yang nganter, toh ini udah mau sore" ajak Aksa. Sanaya pun nampak berpikir dan setelah ia pun menganggukkan kepala.

Mereka pun berjalan menuju ke parkiran. Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang mengamati mereka sedari tadi. Siapa lagi kalau bukan Arsa.

"Ayo naik Ay" Sanaya pun mengangguk. Tapi dengan tiba-tiba, tangan Sanaya ditarik oleh seseorang yang tiba-tibatiba-tiba datang.

"LO PULANG SAMA GUE!" bentaknya.

"Eh apa-apaan sih lo Sa?! Gak! Gue gak mau pulang bareng lo!" tolak Sanaya sengit. Arsa pun mendelik ke arah Aksa.

"Lo pulang sendiri aja! Gue yang nganterin Sanaya pulang!" ucap Arsa.

Aksa pun tertawa. "Eh bego! Udah jelas-jelas dia gak mau pulang bareng lo! Gimana sih lo!" jawab Aksa seraya tertawa remeh.

"Udah deh Sa! Lo pulang aja duluan, gue sama Aksa aja pulang!" ujar Sanaya. Arsa pun menatap Aksa dengan tatapan dingin.

Arsa pun kembali menatap Sanaya. "Lo inget kan ucapan gue kemarin? Gue gak pernah main-main sama ucapan gue itu!" tegas Arsa yang membuat Sanaya mengingat ucapan Arsa yang pernah dilontarkan kepadanya.

"Iya. Mulai sekarang lo gak boleh pulang sekolah lewat dari sejam terkecuali ada acara dadakan disekolah, jikalau pun ada gue bakalan nungguin lo. Dan lo gak boleh pulang bareng ama cowo selain ama gue, supir lo atau gue, ataupun Papa lo!".

"Jadi mulai sekarang, lo harus ikutin peraturan itu! Kalo lo sampai ngelanggar, lo jadi pacar gue!".

Ingatan atas ucapan Arsa kemarin pun kembali terputar di otaknya. Sanaya pun menghela napasnya kasar.

"Aksaa, maafin aku ya. Aku gak jadi pulang bareng kamu, tapi lain kali-" ucap Sanaya terpotong. "GAK ADA LAIN KALI-LAIN KALI!"potong Arsa cepat yang membuat Sanaya sangat jengkel kepadanya sekarang.

"Kamu pulang sendiri aja ya? Maaf banget Sa" ucap Sanaya yang tidak enak kepada Aksa.

Aksa mengangguk. "Iya, aku ngerti kok. Kamu pulangnya hati-hati ya?". Sanaya pun mengangguk.

🔹🔹🔹

Sesampainya dirumah, Sanaya langsung memasuki kamarnya dengan wajah yang penuh dengan amarah. Ia melemparkan tas nya ke sembarang arah dan langsung mengambrukkan badannya ke kasur.

"Ih sebel deh gue!!" gerutu nya. "Apa sih maksud dia ngelarang gue gak boleh pulang bareng Aksa?" gerutu nya kesal seraya menghentakkan kaki nya dilantai.

"Kalo pulang sekolah, langsung ganti baju" ucap Arsa. Sanaya pun bangkit dari kasurnya dan menatap Arsa dari ambang pintu.

"Duh lo ngapain sih disitu?! Please deh Sa, lo gak usah gangguin gue! Nyebelin banget deh lo!" Sanaya pun berjalan menuju ke arah pintu dan menutup pintu itu kasar hingga terdengar suara yang keras.

"Lo cantik juga kalo lagi ngambek".

Arsa pun kembali ke kamarnya, melakukan segala ritualnya. Setelah selesai mandi dan berpakaian, Arsa pun mengambil kunci motornya.

Saat ia akan menutup pintu kamarnya, Sanaya pun dengan tiba-tiba sudah berada disampingnya yang membuat Arsa kaget bukan kepalang.

"ASTAGA!" pekik Arsa saat menoleh kearah Sanaya.

Sanaya pun mengangkat salah satu alisnya. "Mau kemana lo?".

"Emang penting gitu buat lo?" Sanaya pun menghela napasnya kasar mendengar ucapan Arsa. Seandainya ini bukan dirumah Arsa, sudah dipastikan Sanaya akan membuat Arsa tersiksa.

"Nanya doang ish! Yaudah sono pergi!! Nanti pulang bawain gue martabak coklat. Titik!" suruh Sanaya dan ia pun langsung memasuki kamarnya.

"Belum juga gue iya-in udah pergi aja tuh orang!" gumamnya.




Hai gaes. Lama tak bersua.
Jangan lupa vote⭐+comment ya❤
Happy reading❤

ArsaSanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang