Part 2

12 0 0
                                    

"Hati perih dalam sepi yang menyelimuti,
Terus berharap pada hal yang tak kunjung pasti.
Rindu semakin meronta inginkan tatap
Namun kau tak kunjung datang"

***

Koridor demi koridor dilewati oleh khiran. Sekolah barunya ini benar-benar sangat luas dan membuat khiran frustasi karna tak kunjung menemukan ruang kepala sekolah. Tatapan heran serta bisikan-bisikan yang a kepadanya tak ia hiraukan sama sekali.

"Siape tuhh, cantik bener dahh" ucap salah seorang siswa yang tak sengaja di tangkap oleh pendengaran khiran tapi ia hanya menganggapnya angin lalu.

Sudah lima belas menit khiran berjalan,kakinya mulai terasa pegal tetapi ruang kepala sekolah belum terlihat olehnya. Ia berhenti sejenak untuk mengistirahatkan tungkai indahnya itu sambil menatap sekitarnya yang sudah banyak siswa yang berkeliaran.

Sebenarnya Khiran bisa saja meminta bantuan salah seorang siswa untuk mengantarnya menuju ruang kepala sekolah tapi seorang Nanda Khiran Naratama sangat menghindari hal tersebut. Ia sangat tidak suka meminta pertolongan orang lain karna baginya hal itu akan membuat dirinya merasa berhutang budi dan ia tidak menyukainya.

Saat sedang serius mengamati sekitar tiba-tiba saja ada yang menepuk bahunya dari belakang, dengan spontan khiran berbalik dan melihat penampakan seorang lelaki tampan dengan bibir tebal yang tampak merona dan kulit putih bersih ditambah dengan mata sipit yang dihiasi bulu mata lentik. Ia menelisik penampilan cowok di hadapannya dengan heran. Khiran mengakui ketampanan laki-laki di hadapannya kini tapi kalian jangan berpikir bahwa khiran akan tertarik karna itu adalah hal mustahil.
Khiran menatap lelaki tadi dengan raut wajah datar andalannya.

"Lo murid baru disini?" Tanya cowok yang namanya belum diketahui Khiran.

Khiran bergeming tanpa mengeluarkan suara sedikit pun dan membuat cowok di hadapannya menatap penuh keheranan.

"Lo bisu atau gimana ? Kalau ditanya tu jawab jangan kayak patung gitu."

Emosi cowok itu terpancing melihat reaksi yang khiran berikan padanya.Cowok itu merasa kesal bukan main saat khiran hanya mengangkat sebelah alisnya sebagai balasan untuk ucapannya.

"Elahhh... tuh muka jangan songong gitu, gue berasa pengen nabok muka lo tau nggak"

Karna jengah mendengar ucapan cowok tadi, khiran pun kembali melangkahkan kakinya melewati cowok yang menurutnya sangat aneh.

Cowok yang namanya masih menjadi rahasia itu melongo ketika khiran berjalan tanpa menghiraukan ucapannya. Dalam sejarah hidupnya belum pernah ia diabaikan cewek seperti tadi

"Gila tuhh cewek, bisa bisanya dia mengabaikan cowok tampan yang mukanya udah kayak titisan dewa gini." Ucap cowok itu penuh percaya diri

"Tapi tu cewek cantik juga" cowok itu mulai berbicara sendiri seperti orang tak waras

"Bodo amatlah sama tuh cewek. Dia emang cantik sihh tapi tapi mukanya datar banget kek triplek"

Saat sedang asik bermonolog tiba tiba saja....

"Dooorrrrrr"

Suara keras sekelompok orang yang sudah seperti paduan suara itu mengagetkan cowok tadi. Jantungnya hampir saja pindah dari tempatnya karena kaget. Sepersekian detik suara tawa pun terdengar menggelegar ditelinga cowok itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang