LOVE IS...UNDERSTANDING (MIN YOONGI)

166 19 3
                                    

Warning, cerita ini panjang sekali, kurang lebih 5000 kata.

Yoon Ji kembali membuang napasnya dengan penuh rasa kesal. Matanya memicing tajam pada sosok yang sama sekali tak menggubris rengekan nya dan malah sibuk berkutat dengan ponsel. Tapi Kang Yoon Ji tetaplah Kang Yoon Ji, gadis tebal muka yang tak mengenal apa itu kata menyerah sebelum dirinya benar-benar tersungkur kalah.

Gadis itu lantas kembali menggeser kursinya, merapat pada sosok pria yang masih acuh itu. Sejenak menarik napas dan kembali melingkarkan tangan nya di lengan kekar si lelaki, "Yoongi-ah, ayolah, kumohon sekali ini saja pergilah berkencan denganku, ya?" rayu Yoon Ji dengan sikap sok manja nya.

"Tidak!!!" jawab si pria dengan suara tegas. Raut datar wajahnya menunjakan bahwa pria itu luar biasa sungguh-sungguh akan penolakan nya.

"Ah, kumohon, sekali saja, besok kan hari valentine, aku juga ingin merayakan hal seperti itu denganmu, Yoon." Rengek Yoon Ji dengan suara berdecit seperti tikus yang ujung ekornya terinjak sepatu.

Rupanya kali ini rengekan Yoon Ji berhasil menarik perhatian Yoongi, hal itu tentu saja membuat Yoon Ji tersenyum penuh harap saat Yoongi memasukan ponselnya kedalam saku kemeja dan beralih menatapnya meski masih dengan tatapan datar, "Ji-ah,"

"Ya? Bagaimana, jadi kau mau kan pergi kencan? Kemana, kemana kita harus pergi berkencan, Yoon? Mall, taman hiburan, atau bagaimana kalau kita ke pantai saja, pasti menyenangkan bermain air sambil berjalan-jalan diatas pasir pantai berdua, iya kan?" tanya Yoon Ji berandai-andai penuh antusias. Bayangan cuplikan drama terputar dikepala, membayangkan dua tokoh utama nya digantikan oleh dirinya dan Yoongi. Oh, sungguh fantasi yang penuh fiktif, "jadi kau mau kemana?"

"Yoon Ji-ah, bisakah kau berhenti merengek seperti anak kecil seperti itu? Dan juga...hentikan fantasi-fantasi drama dalam kepalamu itu! Karena mau bagimana pun kau merengek, manangis, atau bahkan berguling-guling dilapangan kampus sekalipun—aku tidak akan mau pergi berkencan, apalagi untuk merayakan hari valentine yang tidak berguna itu." Tegas Yoongi. Ia melepaskan kaitan lengan Yoon Ji dengan sedikit kasar dan kembali mengambil ponsel dari saku kemeja nya.

Penolakan Yoongi kembali menghasilkan sebuah helaan napas Yoon Ji, tapi kali ini bukan helaan napas penuh kekesalan. Helanya terdengar sedikit lemah, hal itu pun bersamaan dengan degup jantung Yoon Ji yang perlahan kembali normal, namun justru menimbulkan sebuah sayatan nyeri yang seiring dengan kilatan di matanya.

Gadis itu perlahan menegakan tubuh. Matanya menatap sendu pada pria yang telah kembali larut dengan dunia nya sendiri. Dengan mudah mengabaikan kalimat ketusnya seolah hal itu bukanlah masalah besar untuk Yoon Ji yang dianggap sudah sangat terbiasa dengan sikap dingin nya. Ya, apalagi itu bukanlah kali pertama Yoon Ji mendapatkan perlakuan dingin dari pria yang telah menyandang status sebagai kekasihnya selama dua tahun terakhir, pun memang Yoon Ji juga yang kerap kali memaklumi dan lebih banyak menerima seperti apapun perlakuan sang kekasih padanya, itu semua jelas terbukti dalam kurun waktu ia bisa bertahan menjadi kekasih seorang Min Yoongi selama dua tahun, bukankah itu sudah cukup menjelaskan jika Yoon Ji memang lebih dari terbiasa menghadapi sikap dingin seorang Min Yoongi.

Namun entah kenapa kali ini berbeda. Harga diri serta egonya tiba-tiba saja menentang rasa maklum yang sering kali diberikan Yoon Ji atas perlakuan kekasihnya. Kali ini ada perasaan lain yang seolah membuat Yoon Ji merasa begitu tak berharga dimata Min Yoongi, seolah-olah status kekasih yang disematkan padanya tak punya artian khusus selain labeling bahwa dirinya tidak bisa dimiliki orang lain.

Yoon Ji berdiri dari kursinya. Pergerakan wanita itu tak lantas membuat Yoongi terusik. Ia masih saja berkutat dengan ponselnya—entah apa yang sedang ia lakukan dengan benda persegi itu sampai tak perduli dengan gadisnya yang sudah meneteskan air mata, "Yoongi-ah, boleh aku bertanya sesuatu padamu?"

LOVE IS...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang