Denting

47 8 0
                                    

Dalam sunyi yang semakin suram
Aslimu semakin samar
Tertutup luka tak berkesudahan

Audric


*

Malam yang dingin membuat seorang Audric terpaksa terbangun untuk sekedar menutup tubuh dengan selimut saat dia sadar bahwa teman sekamarnya tidak ada. Sebenarnya bukan gaya dia untuk sekedar memastikan bahwa orang itu masih hidup atau tidak tapi, suara hujan di luar cukup untuk membuatnya terpaksa turun dari tempat tidur menuju ruang musik milik mamanya.

Dalam beberapa tahun terakhir cuma ada satu tempat yang mungkin akan orang itu datangi saat hujan. Tempat dimana dia bisa bermain piano semau dia.

Saat ada kesempatan untuk menginap dirumah Audric dia akan selalu kesini, katanya rumah ini lebih seperti rumah dari pada rumahnya tapi, menurut Audric sendiri itu karena di rumah ini Arvin bisa main piano semau dia.

Jika diminta untuk menggambarkan si pemuja petrichor ini dengan  tiga kata maka Audric akan bilang "Arvin, piano dan hujan" . Karena bagi Audric sendiri Arvin dan piano itu dua hal yang tidak terpisahkan apalagi jika mendengar dia bermain piano saat hujan rasanya seperti mendengar orang yang kamu sayang sedang curhat dengan menangis. Ikut sedih.

Dari tangga Audric bisa mendengar denting piano yang seperti dia bilang tadi terkesan sedih dengan  melodi yang  selalu sama dimainkan saat hujan Once Upon a December

itu adalah lagu pertama yang diajarkan mamanya Arvin ke dia sekaligus lagu kesukaan mamanya. Mungkin karena itu juga lagu ini punya makna sedalam itu. Orang awam yang mendengar mungkin akan mengatakan Arvin bisa membawakan melodi yang sederhana menjadi mantra pembius untuk pendengarnya. Namun, bagi Audric yang tahu bagaimana usaha Arvin kecil berumur 5 tahun belajar piano setelah pulang dari TK dengan seragam yang telah berantakan hanya agar bisa dipamerkan ke teman sekolahnya. Melodi itu seolah menjadi ungkapan rindu yang tak tersampaikan.

Audric mengurungkan niatnya untuk turun kebawah. Dia duduk di tangga dan menikmati melodi itu sampai ketiduran sendiri.

" Heh, ngapain lo tidur disini. Cepet bangun" Audric yang merasa terganggu akhirnya bangun dan menyadari dia masih berada di tangga dengan Arvin yang berdiri didepannya

"Lo mainnya enak banget sih. Gue jadi ketidurankan."

" Malah nyalahin. Cepet berdiri emang nggak dingin apa? Salah sendiri malah duduk disini bukan nyamperin gue"

Perdebatan tersebut berakhir setelah Arvin membantu Audric berdiri dan kembali kekamar.

Alasan Audric tidak turun kebawah dan malah ketiduran di tengah tangga adalah karena dia tidak mau mengganggunya bermain piano, Arvin yakin itu. Dan dia bersyukur untuk itu. Dia terlalu rapuh untuk bisa dilihat dan mendapatkan teman yang mengetahui tentang itu sangat membahagiakannya.

" Vin, cepet turun ini sarapannya udah mau dingin"

"Bentar, cerewet banget sih"

Arvin yang turun dengan wajah bahagia langsung berubah kecut begitu melihat apa yang ada didepannya. "Ini Lo masak apaan ya," tanya Arvin sambil mengangkat telur gosong dengan tangannya.

"telur lah, lo buta apa gimana sih"

"Gue aja nggak yakin kucing mau makan, Lo beneran mau makan sama ini?Emang Mbak Jen kemana?"

Mbak Jen adalah asisten rumah tangga di rumah Audric umurnya yang baru masuk awal 30 tahun dan pembawaannya yang menyenangkan membuatnya cepat akrab dengan semua penghuni rumah. Audric bahkan tidak akan keberatan mengakui kalo Mbak Jen itu kakaknya yang lama hilang - Nama sebenarnya sih Juni tapi kata Mbak Jen nama itu kedengeran ndeso makanya dia minta dipanggil Jenni - karena sebenarnya Mbak Jen juga cukup cantik dan enak diajak bicara.

"Lagi ke pasar, katanya lupa buat ngisi kulkas jadi sekarang cuma ada telur sama mie instan. "

"Kalo gitu mending buat mie aja dong. "

"Ya sana Lo yang buat nanti Gue bantuin makan. "

"Ogah banget Gue masak buat Lo."

Yah akhirnya Sabtu pagi itu kembali terisi dengan perdebatan tidak berkualitas yang diakhiri dengan Arvin yang membuatkan mie instan untuk mereka berdua karena kalah dari Audric saat suit.


*

Baru bagian pertama dari ceritanya ni. Jadi aku mau minta maaf kalo masih pendek banget partnya dan banyak kesalahan dalam penulisan kalimat karena aku juga masih belajar. Tolong dukungannya ya dan kalo ada masukkan tulis aja di komentar pasti bakal aku baca kok. Dan jangan lupa buat kasih like ya. Karena like kalian tu  berarti banget buat moodboster .
Tinggalkan jejak untuk author

Tinggalkan jejak untuk author

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Korelasi ParalelWhere stories live. Discover now