#1.

9 1 2
                                    

"Yang y/n, peringkat satu olimpiade senasional"





semua murid pun memberikan tepuk tangan yang sangat meriah. Guru pun juga terlihat berttepuk tangan dengan penuh bangga. yang dipanggil namanya langsung naik ke atas panggung. mulai banyak yang bersorak. banyak memang yang mengaggumi y/n. karena kesempurnaannya.

y/n menerima penghargaan dan bouquet bunga. tak lupa senyum ia sunggingkan saat menerima apresiasi dari sekolah. ia membalas jabatan dari kepala sekolah. Pak kepsek menepuk bahu y/n dengan bangga sembari mengucap selamat. y/n membungkuk kecil sambil mengucap 'terima kasih' dari bibirnya.

y/n turun dari panggung dengan tangan yang penuh. y/n melihat seseorang datang menghampirinya. tidak, orang itu tidak sendiri.  ia bersama seorang wanita yang juga merupakan teman dekatnya. 

"sini kubantu bawa" 

"thanks felix"

yang disebut namanya tersenyum. mereka berjalan menuju ke kelas. karena acara masih berlanjut cukup lama. mereka berjalan dalam diam. tidak ada yang berniat untuk membuka topik. karena terlalu asik dengan keheningan yang mereka ciptakan.

"omong2, congratz y/n"

"eum.... makasih"

"sehabis pulang sekolah. bagaimana kita makan2? ya, untuk merayakan-"

"mmm... maaf, aku gabisa"

"yaaahhh... padahal kita udah jarang banget ngumpul y/n"

"maaf ya"









y/n menutup pintu rumahnya dengan agak sedikit kencang. membuat gema ke seluruh penjuru rumah. ia menaiki tangga dan berhenti di depan pintu berbahan jati. terlihat klasik seperti kesukaan ayahnya. ia pun membuka pintu tersebut dan masuk kedalam ruangan tersebut. dan terlihat ayahnya sedang berkutik dengan laptopnya.

y/n berjalan mendekati ayahnya yang masih asik mengetik entah apa. ia pun menaruh hasil olimpiadenya di samping laptop ayahnya. jari-jari ayahnya yang tadi asik mengetik seketika terhenti. matanya melihat kearah hasil prestasi anaknya itu. ia pun berpaling menatap anaknya. y/n mengharapkan ayahnya memujinya. namun satu pujian tidak keluar dari mulutnya.

"kembalilah ke kamar"

singkat namun cukup membuat hati y/n berdenyut sakit. tanpa permisi, y/n langsung keluar dan menutup pintu ruangan ayahnya dengan bantingan keras. tidak peduli ayahnya marah atau kesal. dirinya jauh lebih kesal.

ia memasuki kamar, melempar tasnya asal  dan langsung menghempaskan tubuhnya ke ranjang.  ia rasanya ingin pergi dari sini. setidaknya menjauh dari ayahnya. entah tiba-tiba ia merindukan ibunya. 

ya, ayah dan ibunya sudah lama bercerai. kini ibunya tinggal di amerika. menikah dengan pria berdarah bule yang kelihatannya lebih baik dari ayahnya. rasanya ia ingin menyusul ibunya di Amerika. ia langsung menelepon ibunya. dan tanpa lama-lama, ibunya menjawab panggilannya.

"mommyyyyy"

*y/n, ibu rindu sekali*

"aku juga rindu sekali mommm... mom, aku juara lagi"

*wow.... congratz sayang.... anak mommy tidak pernah mengecewakan.*

mereka pun saling tertawa walaupun terpisah jarak. saling bertukar cerita keluh kesah. hingga mereka lupa akan waktu. karena memang mereka hanya bertemu di telepon. kenapa dia tidak tinggal bersama ibunya.

"mommm"

*hm?

"aku ingin tinggal denganmu... aku tidak betah hidup bersama appa"

Chasing BlissWhere stories live. Discover now