#2

9 1 0
                                    

y/n terbangun dengan wajah memerah. entah habis digampar atau abis dicium. ga bisa dibedain. mukanya udah merah bak kepiting mateng.

"astaga.... mimpi apa gue"

y/n menepok jidatnya yang dibanjiri keringat. rambut juga sudah lepek karena keringatan. ia melirik kearah jam yang menempel di dinding kamarnya.

jam 7

anjir kesiangan. padahal ia janji sama temennya untuk dateng pagi.

y/n langsung loncat dari ranjangnya menuju kamar mandi. ia berlari sembari melucuti pakaiannya satu per satu. dan mandi secepat mungkin. sabunan ngasal. sampoan ngasal. bilas ngasal. dan langsung ngeringin tubuhnya ngasal.

ia memakai seragamnya dan segera keluar menuju dapur. mengolesi beberapa roti dengan selai stroberi dan langsung melesat keluar. berlari menuju halte bis.

ia melirik ke jam tangannya. ia masih punya waktu 1 jam lagi. setidaknya ia masih bisa bernafas. setibanya bis yang ia tunggu. ia pun melesak masuk dan langsung menduduki kursi paling ujung. bisnya masih sepi. tidak seperti biasanya. ia pun mengeluarkan airpodnya dan memutar lagu favoritnya.

ia melihat ke jalanan. hangat matahari masuk menembus jendela dan menyentuh permukaan wajahnya. ia suka udara hangat ini. seakan ia lupa semua beban yg ia miliki.

bisnya berhenti di sebuah halte. ia bisa melihat beberapa murid masuk kedalam bis. namun ada satu orang yang menyita perhatiannya.

pria berparas bule dengan surai coklat. matanya tajamnya menelusuri setiap bangku bis. dan pandangannya berhenti pada bangku di sebelahnya. y/n hanya bisa menelan salivanya dengan susah.

pria itu berjalan kearah tempat duduk sebelahnya. padahal masih banyak bangku yang kosong. kenapa harus memilih bangku di sebelahnya.toh, ia tidak terlalu peduli. kapan lagi duduk sebelahan sama cowo bule.

ia bisa menghirup wangi cinnamon dari tubuh pria itu. aroma manis yang membuat perutnya berbunyi. dan itu menyita perhatian pria bule disebelahnya.

pria itu menoleh kearah y/n. y/n membalas tatapan pria itu dengan canggung. wajahnya sudah memerah menahan malu. kenapa disaat seperti ini perutnya berbunyi.

"maaf ya"

y/n membungkuk kecil. merasa tidak enak dengan pria disebelahnya. karena wajah pria itu tidak merespon apapun. y/n membuang pandangannya kearah jendela.

srek

ia merasakan sesuatu jatuh di roknya. ia menunduk dan mendapati sebuah sandwich di pangkuannya. ia menoleh ke pria di sebelahnya yang kini sedang makan sandwich yang sama.

"eumm... ini punyamu-"

"makan aja"

pria itu melanjutkan melahap sandwichnya yang kini tinggal setengah. y/n yang ngeliatnya juga jadi ikutan ngiler. akhirnya dia membuka bungkus sandwichnya.

"makasih"

pria disebelahnya tidak menjawab. masih asik mengunyah. y/n pun melahap sandwich itu. ia tersenyum disela2 mengunyah. dia tidak mau bohong kalau rasanya enak. jarang sekali menemukan sandiwch senikmat ini. tanpa ragu ia bertanya pada pria disebelahnya.

"ngomong2, kau beli dimana? ini enak"

Pria yang tadi asik mengunyah, kini melirik ke arah y/n. Tatapannya begitu membuat y/n menciut. Tatapannya seakan ingin menenggelamkan dirinya.

"eh.. Maaf kalau aku-"

"aku buat sendiri...."

Y/n terdiam. Bukan, bukan karena pria itu membuat sandwichnya sendiri. Ia terkejut dengan respon pria itu. Responnya terdengar begitu santai.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 30, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Chasing BlissWhere stories live. Discover now