Bima Arkaganda

57 2 0
                                    

"Dia yang menetap, memberi kasih, dan menyebutkan nama itu di doa nya berulang-ulang adalah dia yang tak menyerah."

Salah satu kalimat bernyawa yang membekas di pikiran seorang Bima Arkaganda. Seorang Bima yang membuat kalimat tersebut sebagai motivasi kehidupannya. Anak SMP kelas 2 yang bergairah dalam setiap tulis-tulisan tangannya.

Wajahnya muram, tetapi itu adalah ketika dia senang. Wajah yang menghiasi anak ini dengan ide-ide berperasaan yang membekas selalu di pikirannya. Terlambat untuk hidup normal seperti yang lain. 

Kumpulan puisi-puisi karya tangannya, tak terlepas dalam jangkauan matanya. Rasanya sulit baginya menjauh dari kertas bergaris dan pena abstrak yang selalu dibawanya. Kehidupannya ya begitu-begitu saja.

bangun pagi buta dengan secangkir kopi untuk menghangatkan badan. Bergerak menuju teras dan menempati dirinya pada kursi kayu bergoyang dengan meja kaca untuk menempatkan kopi berasap putih itu.

Pikiran yang selalu lancar dengan kata-kata permata dalam gaya bahasanya. Seorang penyalur kasih Tuhan datang. Ibu dari Bima, ibu nya yang merupakan seorang pegawai kantoran juga seorang penulis buku yang ia sayangi.

"Ini Bima, Ibu sudah siapkan kopi tambahan untukmu, kau pasti mau kan?"

"Kalau ibu yang membuat, bagaimana aku bisa menolak?"

Puisi-puisi karyanya selalu terlihat menyala di matanya. Pena abstrak itu membawanya ke dalam alam perasaan. Alam itu terdiri dari kata-kata mutiara, terdiri dari kalimat demi kalimat, terdiri dalam bait-bait indah, terdiri dari serangkaian puisi.

Bima sadar dari alamnya itu setelah semua terlihat sempurna baginya. Bima segera membersihkan dirinya untuk bersiap-siap menuntut ilmu. Merelaksasikan dirinya dengan air hangat yang tersiram di sekujur tubuhnya.

menggunakan seragam putih biru dengan topi upacara dan segera melewati beberapa lorong rumah yang berliku untuk segera menikmati jalanan yang indah. dengan pohon demi pohon yang dilewati, bangunan demi bangungan terlewati, hatinya penuh dengan ketenangan.

Pen dan buku itu selalu di pegangnya untuk mencatat segala macam kerindangan dunia luas yang memberikan suatu syukur di setiap langkah yang ditempuh.


SLICE OF LOVE DENGAN BANGGA MEMPERKENALKAN BIMA ARKAGANDA, SEORANG PENULIS PUISI DENGAN JALURNYA DI DALAM DOA-DOA IBUNYA. KEBANGGAAN ORANG YANG KITA CINTAI DAN SAYANGI MERUPAKAN BENTUK PERWUJUDAN DARI KEBAHAGIAAN YANG TAK TERBAYAR MAHALNYA.


Slice Of LoveWhere stories live. Discover now