Ini Keluarga Saya

103 22 2
                                    

Matahari terik saat itu, tapi senyum kami tidak ada yang memudar sedikit pun, tidak ada kata lelah di benak kami, walau raga memang sedikit memberontak kelelahan, Ayah Bunda dan Ellice saat itu sedang menikmati indah ya pemandangan alam. Pantai Remaja menjadi tempat kami menghabiskan waktu bersama-sama hari itu. Bunda sedang cuti, dan Ayah meliburkan dirinya. Ellice merasa ialah anak perempuan yang paling bahagia saat itu. Mempunyai ayah yang selalu melindungi nya dan Bunda yang selalu mementingkan kebahagiaan mereka.

"Brak"

Terdengar seperti batingan meja

"Jelas-jelas saya melihat kamu dengan perempuan itu!"

"Kamu jangan asal bicara Eni!"

Kepalan tangan ayah pun mendarat di wajah sang istri Eni. Betapa terkejut nya Eni bukan nya menyudahi keributan mereka, mereka malah semakin menjadi jadi, wajah mereka seperti orang gila bagi Ellice

Keributan besar terjadi siang itu, tepat Ellice terbangun dari dunia mimpi ya, teriakan teriakan itu terdengar oleh nya. Ia takut, tidak tahu harus berbuat apa, sebab ini sudah sering terjadi, hanya satu yang bisa ia lakukan diam di kamar menutup telinga nya dengan apapun yang bisa menutupnya. Sakit hati ini mendengar perkataan mereka, perkataan yang selayak ya belum pantas terdengar oleh anak se usia Saya, takut hati ini, pikiran pun kacau, ingin berontak tapi bagaimana

Alhasil, ditutup ya telinga dengan guling lalu dipejamkannya mata

Saat itu saya baru akan masuk Sekolah Menengah Atas (SMA), tepat ya SMA N 01 BS

Saya tidak punya teman dekat, yaa syukurlah setidaknya tidak ada alasan saya untuk nakal

Jangan kan teman, orang tua, Allah saja tidak dekat dengan Saya saat itu.

Ketika duduk di SMA banyak teman-teman yang tertarik berteman dengan Saya, tapi Saya menutup rapat rapat hal itu, Saya tidak suka berhubungan dengan anak SMA saat itu.

"Karena apa ya, karena saya IRI mungkin, iya karena saya IRI"

Hingga saat Ellice pulang ke rumah

Perkelahian terjadi lagi

Untuk Bunda, sudah Bunda, sudahi makian mu untuk ayah

Untuk Ayah, sudah Ayah, jangan memukul Bunda lagi

Ingin berkata seperti itu, tapi melihat mereka berkelahi secara langsung saja Ellice tidak berani.

Masuk ia ke kamar dan diputarkannya lagu dengan volume paling besar, sengaja dia melakukan itu.

Tapi apa yang dia dapat, bantingan tepat di depan pintu.

"Ellice kecil kn suara ituu, anak tidak tahu diri, kurang ajar kamu, kenapa mendengarkan lagu saat kondisi seperti ini" sahut gertakan Ayah.

"Deg"

Terdengar detakan jantung Ellice saat itu

"Dari pada Ellice mendengarkan kalian berkelahi! Saya bisa gila Ayah Bunda, Saya lelah mendengar perdebatan kalian, Saya takut dengan kalian!"

Seketika ketika Ayah dan Bunda nya mendengar itu mereka saling berpikir, tapi bukan berpikir untuk Ellice malah mereka berpikir untuk bercerai

"Lihat anak mu Adam, ini semua karena kamu, Saya ingin cerai dengan kmu, Saya lelah dengan kamu, kamu menyakiti hati Saya, Saya memberi kamu kesempatan, pilih Saya atau selingkuhan kamu itu!"

"Saya akan meninggalkan kamu Eni!"

Terdiam Ellice saat itu, bukan perceraian yang Saya ingin kan Ayah Bunda, bukan. Kalian sangat egois, bagaimana dengan saya.

Andai ini mimpi bangunkan saya

19 01 2019

Tanggal itu cukup indah bukan
Tapi itulah tanggal perceraian kedua orang tua Ellice, Saya benar benar kacau. Setelah perceraian Saya diasingkan, Ayah pergi dengan Wanita pilihan nya tanpa berpamitan dengan saya, ia dilarang Bunda untuk bertemu dengan Saya, padahal Saya sangat ingin bertemu dengan nya.

Tapi apa boleh buat, Bunda pun berkata kepada Saya

"Ayahmu akan pergi dengan Wanita lain, kalau kamu bertemu dengan nya Bunda tidak akan memaafkan mu, dan kamu hanya punya Bunda sekarang, pilihan ada di kamu!"

Hai teman- teman kalau kamu jadi saya, kamu akan apa, ah tidak anak anak seusia saya sedang bahagia dengan kedua orang tua ya sekarang, siapa yang mendapat pilihan itu, bukan itu pilihan yang saya ingin kan Bunda, saya remaja, pilihan yang saya ingin kan adalah

hari ini mau makan apa nak

Saya diam di kamar, diam dan diam, kepala saya pusing, saya butuh OBAT

itu di benak saya saat itu

Saya tidak yang aneh aneh kok

Saya ke warung membeli Paracetamol, dan kepala Saya terobati.

SAY NO Untuk Kedua KaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang