"Sol? Solar? Hoi!"
Suara teriakan cukup menyakitnya di telinga Lelaki yang terpanggil terus menerus, Memang ia sadar temannya memanggilnya namun ia memilih diam.
"SOLAR CAHAYA!"
Syutttt
"Argh!" Solar mengeram melirik kearah penganggunya dengan tatapan tajam, Dengan waktu sama terdengar suara kepakan burung yang berusaha kabur dari lesatan panah Solar yang meleset. "Kau mengangguku."
"Kau tidak menjawabku." Sedangkan lawannya memutar kedua bola matanya malas melihat temannya yang sedang kesal pada dirinya. "Lainkali jawab."
"Uh..." Sebuah apel tersodor dihadapannya terlihat sangat segar dan warna kulit yang sangat cerah. "Kau dapat darimana?"
Taufan mengedikan bahunya sambil melahap apel satu lagi sembari menguyah perlahan menikmati rasa cairan manis menyentuh lidahnya ini. "Pas pas ayahku membeli banyak apel, Ku ambil beberapa untukmu."
Solar menerimanya lalu memakannya, Raut wajah yang kesal tadi berubah kembali kalem lagi dan terlihat ada senyuman tipis pada bibirnya. "Ini manis dan baru dipetik."
"Sepikiran." Setuju Taufan memakan habis apelnya melihat senjata bowgun milik Solar yang tergantung pada celana temannya itu. "Eksperimen barumu lagi?"
"Myungkhin." Dia memakan apel terakhirnya lalu menarik senjatanya menunjukan kepada temannya. "Ini bowgun mirip sama Panah busur, Namun ini bisa digunakan dua tangan ataupun satu tangan."
"Sayangnya senjata ini belum berhasil." Lanjutnya sambil tersenyum sedih melirik anak panah yang terletak tidak jauh darinya. "Jarak terlalu pendek dan ada beberapa bagian yang janggal."
"Aku malah ngak ngerti bagian bagian senjatanya, Jarak dekat jauh aku tidak peduli."
"Karena kau itu cuma pakai pedang, Ngak terasa itu pastinya," Balasnya dengan nada datar melirik sejenak merasakan ada sesuatu yang tidak beres pada temannya. "Ada sesuatu yang mau sampaikan?"
"Kau peka kali."
"Diajarin."
"Kau tau? Kerajaan Dark akan menikah dengan kerajaan Nat-"
"Aku tidak peduli," Potong Solar mengetauhi arah bicara Taufan membuat perasaan dirinya yang sedikit marah dan bisa dibilang naik darah membuatnya mendiamin Taufan.
"Hey hey! Kau tidak terima kalau idamanmu diambil?"
"...Aku terima dia diambil sama Lelaki busuk itu." Solar merasakan pikirannya bercampur aduk membutuhkan waktu untuk proses kata katanya. "Asalkan dia bahagia."
"Kata kata basi." Taufan justru memutar kedua bola matanya malas mendengar perkataan temannya yang tidak peduli sama Lelaki yang ia cintai. "Apa dia bisa bahagia? Tiba orang yang ia nikahi itu jahat."
"Jahat? Huh?" Degus Solar geli. "Dia dianggap semua masyarakat adalah orang baik dan suka menolong, Lemah lembut dan banyak orang membicarakan jika mereka berdua pantas disatukan."
"Lagipula mereka memang cocok, Thorn yang lemah lembut dan Dark yang tegas dan ramah." Lanjutnya.
"Kau menilai dari penampilan mereka." Iris mata biru shappire itu menyipit tajam sambil kedua tangannya terlipat didada. "Kau tidak tau masalah lalu tentang Putra Kerajaan Dark menyerang Putra dari kerajaan Petir?"
"Tau... Dan itu hanyalah karangan yang sengaja dibuat buat biar dianggap kerajaan Dark itu adalah kerajaan busuk."
"Kerajaan itu dari dulu sudah busuk, Dan masalah itu asli bukan dibuat buat." Tidak tau perasaan Solar benar atau tidak jika temannya mendadak berubah menjadi serius ketika membahas tentang masalah lalu itu, Mata yang menyipit tajam, Raut wajah tidak bersahabat bahkan nada suara mendadak memberat. "Putra kerajaan dark berencana mengadakan acara minum teh bersama bersama putra kerajaan petir, Dan saat itulah teh itu diberikan racun untuk meracuni putra petir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be You[√]
FantasyBiarkan, Aku menjadi kamu Untuk melindungimu ~~~ Ship Tholar Karakter by Monsta Art by _Darkhana