Bagian 4

11 2 0
                                    

Melihat Alana sudah memasuki apartemennya membuat David lega, dan kini ia teringat akan janjinya tadi siang kepada maminya. David segera meluncur ke kediaman orang tuanya.

Dan yang benar saja, maminya sekarang sedang menunggunya di ruang tamu dengan beberapa karyawan yang sedang membereskan kursi dan meja bekas party tadi.

"David! mami marah ya sama kamu, mami tadi bilang kalo kamu harus dateng ke party mami, sampe party nya selesai pun mami ngga lihat tuh batang hidung kamu yang mancung" Mami David sudah memulai ceramah panjagnya.

Melihat semakin buruknya kondisi di ruang tamu, papi David segera melesat ke kamar dan tak lupa memberikan semangat melalui isyarat tangan kepada David.

Dan David berdoa dalam hatinya semoga ceramah panjangnya ini berakhir minimal 2 jam, karena David tahu bahwa maminya tidak akan berhenti hingga ia merasa lelah.

"Maafin David mah, tadi David baru nganterin Al.... Eh teman David mi" Ucap David, hampir saja dirinya keceplosan mengucapkan Alana. David belum siap jika nantinya ia ditanya panjang lebar mengenai siapa dan apa hubungan David dengan Alana.

"Teman? Siapa? Bukannya temanmu lagi study di luar negeri semua ya? Mami ngga percaya ya David! Bisa-bisanya kamu menduakan mami, padahal mami kan cuman mau kamu dateng di party mami biar bisa mami pamerkan ke teman-teman mami kalau kamu anak satu-satunya mami yang ganteng dan sayangnya masih jomblo" Isak mami memulai drama queen hari ini.

Sebenarnya mami David ceramah atau casting drama toh?

"Coba tadi kamu dateng ke party mami, pasti kamu udah dapet gebetan anaknya temen mami yang cantik itu"

"Mam, David jomblo tapi ngga sampe segitunya ya mam, David masih bisa cari jodoh sendiri" Balas David.

Dirinya lelah setiap ada waktu selalu ditanya dan dipepet maminya untuk segera mencari pacar dan menikah, namun hingga kini David belum menemukan yang pas untuk dibawa serius.

Setelah ceramah dan casting drama queen maminya selesai sekitar 30 menit lebih cepat dari perkiraan karena maminya sudah mulai mengantuk, akhirnya David dapat kembali pulang ke apartemennya.

David tidak bisa menginap di rumah orang tuanya hari ini, karena besok David harus mengurus beberapa tamu penting yang akan berkunjung ke perusahaannya.

Rencananya setelah acara temu tamu tersebut, David ingin mampir ke cafe tempat Alana bekerja. Mengingat Alana, ia jadi teringat mengenai yang terjadi di rumah sakit tadi.

Baru satu hari ia mengenal Alana, namun rasanya seperti telah mengenalnya lama. Dan semakin dibuat penasaran olehnya, david tidak akan menyia-nyiakan apa yan ada di depannya sekarang. Dia akan meminta latar belakang wanita tersebut melalui Paul besok.

***

Sesampainya di apartemen, Alana segera melepaskan mantelnya dan membersihkan badannya.

"Hari yang melelahkan" pikirnya.

Mengingat hari ini ia sempat tidak dapat mengontrol dirinya dengan baik. Ketika pikirannya mulai mengarah kepada pria tua tersebut, Alana segera mengalihkannya dengan mengambil novel yang berada di meja dan mulai membacanya.

Begitulah cara Alana mengalihkan pikirannya, dengan membaca novel membuat Alana sangat terbantu.

Namun pikirannya sekarang mengarah kepada lelaki yang ia temui hari ini, siapa lagi jika bukan David. Dengan cepat ia mencari kartu nama yang ia simpan di dalam mantel yang ia kenakan hari ini.

Setelah berhasil menemukannya, Alana baru tersadar bahwa alamat perusahaan tersebut sama dengan tempatnya bekerja.

March Hudson

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang