02

26 12 0
                                    

Diva sedang menunggu jemputan yaitu ojek online yang dipesannya. Ia jengah menunggu ojek tersebut, karna sudah hampir dua puluh menit ia menunggu.

Tak lama dari kejauhan terlihat mobil berwarna putih yang hendak mendekatinya. Diva sempat berpikir bahwa itu penculik, tapi ia buang jauh jauh pikiran negatif tersebut.

Benar! Mobil tersebut berhenti didepan Diva, ia setengah takut melihat mobil tersebut. Tak lama kemudian, orang tersebut membuka kaca jendela mobilnya.

Alangkah terkejutnya Diva, ia senang bukan main. Ia mungkin sekarang hampir teriak melihat orang tersebut.

"Marvel!" Ucapnya lirih, ia tersenyum bahagia.

"Masuk." Perintah Marvel pada Diva yang kini hanya mematung memandangi wajah Marvel.

"Oke" Dengan semangat yang menggebu-gebu, ia langsung memasuki mobil Marvel.

Marvel, cowok tersebut tak heran dengan tingkah Diva yang blak-blakan masuk mobilnya tanpa tahu malu.

Mungkin, cewek lain sudah jaim memasuki mobil Marvel dan diajak pulang bersama. Tapi tidak dengan Diva, cewek tersebut tidak jaim.

"Vel, kok kamu tumben banget nga—"

"Berisik."

Ucapan Diva terpotong oleh omongan Marvel yang membuat Diva mengerucutkan bibirnya.

"Ih Avel, Diva kan—"

"Diem, atau gua turunin di pinggir jalan?"

Diva sontak diam, dan memilih untuk duduk bersender di jok dengan tenang. Dari pada ia harus diturunkan di tengah jalan, dan jaraknya lumayan masih jauh dari rumahnya.

"Tunjukkin arah jalan rumah lo"

Diva menoleh kearah Marvel dan menganggukkan kepalanya.

"Habis dari jalan ini, Avel—"

"Nama gua Marvel Ghanista Pratama, bukan Avel."

Diva menghembuskan nafasnya, lagi-lagi ucapannya terpotong oleh omongan Marvel. "Oke-oke, habis dari jalan ini, belok kiri terus tinggal masuk ke komplek Melati"

Tak ada respon dari Marvel. Ia kembali melihat kearah jendela untuk melihat pemandangan jalan yang dipenuhi transportasi.

"Nyampe." Ujar Marvel singkat.

"Makas—"

Drrt...drrt....

Lagi-lagi ucapannya terpotong, dan ia merutuki hal tersebut. Ia beralih mengambil ponselnya yang berada di saku.

Nomer tak dikenal.

Ia mengerutkan keningnya, lalu ia mengangkat telpon tersebut. Baru saja ia menempelkan ponselnya di telinga. Ia sudah mendengar teriakan seseorang.

"Mba dimana sih? Saya udah cari sampe ke selokan, mba kok tetep ngak ada?"

Ia mengerutkan keningnya kembali, sungguh crazy orang tersebut.

"Bapak siapa ya?" Tanyanya.

"Saya ojek online yang mbak pesan!" Ucapnya sambil berteriak kembali.

Sontak Diva langsung menepuk jidat, dan hal tersebut berhasil membuat seseorang disebelahnya menaikkan alisnya.

"Aduh pak, maaf ya, Diva lupa aduh bapaknya sih kelamaan, jadinya Diva udah di jemput sama pacar Diva deh" Ucap diva dengan paniknya.

"Aduh mba, saya tadi isi bensin dulu. Ngak mau tau pokoknya mba harus ganti rugi!" Ucap bapak tersebut dengan teriaknya lagi.

Marvel yang mendengar itu langsung merebut ponsel Diva dengan cepat.

"Bapak bisa datang ke alamat yang saya kirim nanti" Kata Marvel dan langsung mematikan teleponnya, lalu mengetikkan sesuatu ke nomer telpon tadi.

Marvel mengembalikan lagi ponsel Diva, tanpa melihat kearah Diva. "Lain kali, kalo diajak pulang batalin dulu orderannya."

Diva menggaruk tengkukkannya yang tidak gatal, lalu menatap Marvel. "Maaf ya ngerepotin" Ucapnya lirih.

"Oh iya, jangan pernah ngakuin gua sebagai pacar lu"

"Hehe, abisnya Diva ngak punya alasan lagi,"

"Udah ngak ada lagi kan yang mau di omongin?"  Tanya Marvel sesekali melirik Diva.

Diva menggeleng, "Makasih ya udah mau nganterin Diva pulang, Av— eh Marvel" Ucap diva lirih.

"Hm."

"Yaudah kalo gitu, Diva masuk dulu ya, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Setelah Diva keluar dari mobil Marvel, ada banyak sekali pertanyaan yang muncul di benaknya. Salah satunya adalah 'Mengapa Marvel mau repot-repot mengantarnya pulang?'

Diva menggelengkan kepala, "Aduh Diva, harusnya lu bersyukur!" Gumamnya.

Tapi tak lama kemudian, Diva tersenyum melihat Marvel yang membelanya saat bapak ojek online tersebut memarahinya.

Tanpa disadari sang ibunda sedang melihat putri sulungnya yang sedang senyum-senyum sendiri.

"Dasar anak muda" Gumam sang ibunda.




























































tbc.
maaf ni belom ada gregetnya hehe.
maaf juga kalo partnya cuman sedikit mwhehehe:v

don't forget to vote and comment!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

just youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang