.
Jimin beberapa kali membulak balik halaman sebuah proposal di tangannya. Di sampingnya berdiri seorang wanita dengan kepala menunduk. Wanita itu tau sang atasan sedang kecewa kepadanya.
"ceritamu sangat teliti. Tapi kau ini mau membuat sebuah iklan atau biografi?" ucap Jimin. Wanita itu menunduk meminta maaf.
"apa hal pertama dalam perencanaan iklan?" Tanya Jimin pada wanita bername tag Yoo Jeongyeon itu.
Dengan terbata wanita itu menjawab, "menarik minat pembeli. Kebutuhan klien..."
"aku tidak ingin mendengar yang kau baca di buku. Kau bilang itu sendiri kemarin. Iklan adalah sebuah cerita. Kau harus membuat cerita itu semenarik mungkin untuk menarik minat orang-orang. Kau tau itukan?" potong Jimin panjang lebar dengan tegas. Pria itu menyimpan proposal ditangannya ke depan Jeongyeon.
Jeongyeon mengangguk dengan perasaan cemas.
"mungkin kau mau kami memberimu nilai tinggi. Akan ku sebutkan kekuranganmu. Pertama, ada target jelas. Siapa targetnya? Aku dan Kim sajangnim. Aku bahkan tidak mengerti maksudmu ini. Jika itu menjadi fokusmu, kau pasti mendapat nilai yang bagus, benar?" jimin menatap lekat wanita itu yang menjabat sebagai pegawai magang di departmennya.
"maafkan saya." Jeongyeon membungkuk menyesal.
"minta maaflah pada dirimu sendiri. Kau boleh keluar." Ucap Jimin lagi yang kemudian melanjutkan pekerjaan lain yang sempat tertunda.
Jeongyeon-pun membungkuk dan keluar dari ruang Jimin dengan lesu. Wanita itu duduk di meja kerjanya dan menangkupkan wajahnya di lipatan lengannya. Hari Senin paginya ini sudah dapat omelan saja dari bosnya.
"kau kena marah ya?" Tanya rekan kerjanya yang sudah menjadi pegawai tetap disana.
Jeongyeon mendongak dan meringis, "tidak."
"dia marah karena berharap padamu." Ucap pria tadi yang bernama Jinyoung.
"apa?!"
"jika tidak sesuai dengan ekspektasinya dia akan melempar proposalmu." Jinyoung memeragakan Jimin yang melempar proposal yang pernah dilakukan kepadanya. " Kau tau sifatnya kan? Pekerjaanmu sudah bagus, Jeongyeon-ssi." Lanjutnya sedikit menghibur Jeongyeon.
Hah kupikir berharap yang mana...
"Ya, itu sama sekali tidak membantu. Jangan di dengarkan, Jeongyeon-ah. Buat lagi saja, mana mungkin Park sajangnim dengan mudah menerima laporanmu." Ujar wanita lain dengan dandanan yang mencolok.
Jeongyeon tersadar dari lamunannya dan teringat sesuatu. "kau benar sunbae! Terimakasih telah mengingatkan!" ucapnya membuat rekan kerjanya yang lain terkejut akan perubahan Jeongyeon. Kemudian Jeongyeon berfokus pada komputernya untuk mengerjakan sesuatu. Sedangkan yang lain kebingungan dengan sifat Jeongyeon yang tiba-tiba.
.
"hai nona Kang!"
Perempuan yang merasa terpanggil pun menoleh. Dan mendapati seorang lelaki yang tengah menggotong satu peti buah-buahan. Lelaki itu tersenyum membuat lesung pipitnya terlihat begitu jelas.
"hai, Namjoon! Pagi sekali kau datang." Ucap perempuan itu yang kemudian mendekati lelaki bernama Namjoon itu.
"pagi ya? Kau tidak lihat ini jam berapa?" ujar Namjoon. Otomatis Seulgi melirik jam tangannya. Perempuan itu meringis malu.
Namjoon terkekeh. Ia dan Seulgi pun melangkah memasuki sebuah café tempat kerja Seulgi. "yeah aku datang memang lebih pagi dari biasanya. Aku ingin segera menyelesaikan semua pesanan dan menuju studio-ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush On You
RomansaPark Jimin seperti anak remaja yang baru merasakan cinta. Hanya mampu memperhatikan cintanya dari jauh. SEULMIN BAHASA BAKU cerita murni ide penulis, kalau ada suatu kesamaan cerita, judul atau alur mungkin hanya ketidaksengajaan saja. Happy reading~