Jogja malam ini, hingar bingar laju kendaraan, hias bintang lampu kota berpadu hangat angin malam membuat suasana begitu indah. Romantic di setiap sudutnya. Selesai mandi aku menuju dapur, aku buat secangkir kopi dan keluar menuju balkon kamar. Aku sangat menikmati suasana ini, kupandangi langit malam "Apa yang akan aku cari? Apa yang aku lakukan setelah ini?" Kalimat itu selalu muncul di benakku. Pertanyaan pertama, kebahagiaan kah? Keluarga kah? Atau masa depan kah? Jika bahagia, mungkin Bahagia yang seperti apa? Dan apa arti bahagia yang sesungguhnya jika antah berantah harus kususuri dulu? Dan apakah aku benar-benar akan merasa bahagia selanjutnya? Ah, sangat menyebalkan. Aku melupakan satu hal, aku harus segera menyusul ke kamar Om Saga.
Kamar lantai 8, ku ketuk nomor kamar yang telah dia kirmkan ke whatsapp. Om Saga mempersilahkan ku masuk. Sebenarnya aku belum tau apa yang akan aku lakukan disini, sebelumnya Om hanya bilang "susul aku di Jogja, Aku sedang ada proyek besar."
Dia membuka suara, dan bertanya satu hal "Kau bisa apa?" sontak aku terkejut bukan main dengan pertanyaan yang dia lontarkan. "Pekerjaan yang seperti apa yang harus aku lakukan?" . Setauku dia memang pengusaha besar, tapi bidang tambang dan batu bara. "Sebenarnya aku sedang merintis perusahaan baru, perusahaan yang bergerak dibidang IT, jadi nanti akan aku jelaskan Perusahaan ini lebih dalam, dan aku sebelumnya harus tau skill apa yang kamu punya untuk menempatkanmu di perusahaan ini." Tegas dia. Aku terdiam sejenak, aku sama sekali tidak ada kemampuan di dunia IT, aku hanya bisa menggambar dan menulis. Satu skill yang aku bisa dan tekuni sampai sekarang adalah Design Grafis. Lalu kujelaskan padanya. Setealah berbicara tentang tujuan dia membawaku kesini dan tentang Proyek besarnya, kami lanjut mengobrol tentang keluarga. Dia adalah keluarga dari Ibu ku. Setelah selesai, aku diajaknya untuk menemui kawan yang jadi partner kerjanya di proyek ini. Kami lanjut makan malam di tempat dekat apartemen ini. Andian Fernando, orang asli medan. Medan terkenal dengan kolega-kolega besarnya dalam bidang perdagangan. Dan nama Andi adalah gelar bangsawan di suku bugis. Seacara logika hal hebat sudah bias aku bayangkan. Dan benar saja, dia adalah orang besar yang bermain distribusi barang sejak lama. Baik, murah senyum dan bersahabat. Nampak tidak ada batasan umur diantara kami, hanya beberapa saat kita mengobrol aku sudah menemukan titk dimana kami bisa berinterkasi. Dai bercerita tentang masa mudanya, masa muda yang keras diperantauan, olah sana olah sini untuk bertahan hidup. Asam garam kehidupan sudah kita lalui, beberapa kenangan tinggal cerita, senyum puas pengganti tangis kala teringat yang dulu kala. Di bangku kuliah dia sudah menjalankan bisnis, sewa motor. Terdengar absurd di jaman sekarang. Kita tau kendaraan sepeda motor sudah menjadi prioritas utama dalam hidup. Benar saja, bisnis bukan tentang masalah pintar atau tidaknya seseorang, tapi bagaimana dia memanfaatkan sebuah peluang. Mulanya motor yang dia pakai untuk kuliah dia sewakan ke teman, lambat laun dia meminta modal ke orang tua untuk mengepakkan sayap bisnisnya. Satu pelajaran yang dapat kuambil, "Ga semua orang bias jadi Centeng, Ga semua orang bisa jadi Django, paling 1 banding 100. Disini hidup mungkin sering kelewat berat, dan nasib tak memihak orang kebanyakan. Tapi mereka tangguhkan ? ya, mereka selalu tangguh."
YOU ARE READING
Titik Balik
Teen FictionNovel ini menceritakan kisah perjalanan hidup seseorang bernama Rio, Caesario Vio Pramudya. Rio mempunyai beberapa pertanyaan besar dalam hidup, Ia suka memandang langit malam, yang seakan mengerti semua yang dia rasa. Suatu hari, Ia dihadpkan dalam...