Sidang Kedua

15 0 0
                                    

Suara adzan berkumandang menggema seantero jakarta. Hamparan sajadah sudah terbentang di sudut kamarnya, ia sudah bangun lebih awal untuk menunaikan shalat subuh.

Balutan jilbab warna mocca senada dengan jas almamaternya hari ini. Segala hal sudah ia persiapkan dengan matang, hanya tinggal mental yang harus ia siapkan ketika berdiri di depan dosen penguji.

Hari ini adalah sidang skripsi Kayla nahla. Penentuan lulus tidaknya perjuangan selama empat tahun belajar di fakultas psikolog. Semua usaha sudah berada di pundaknya, ia hanya tinggal melewati satu langkah lagi untuk menyelesaikan pendidikannya.

"Kayla semangat!!"
Umi selalu memberikan dukungan dalam perjalanan hidupnya. Uminya adalah salah satu alasan kayla bertahan hidup hingga hari ini.

"siap umi". Kayla melambaikan tangan ke arah umi sebelum motornya melaju menuju kampus.

Keheningan menyelimuti hingga depan ruang sidang yang bertuliskan "Don't be noisy, sedang pelaksanaan sidang".

Kayla duduk di kursi depan ruangan itu dengan membawa materi skripsi di tangannya. Yang ia lakukan saat ini hanya terus berdo'a, semoga dosennya tidak memberikan pertanyaan yang mempersulit dirinya.

"kayla nahla"
Kali ini giliran naira yang memasuki ruangan berAc ini. Ditatapnya dosen penguji yang terlihat seperti sudah bosan dengan suasana sidang. Ini kesempatan bagi kayla untuk mengendalikan suasana agar pada saat presentasi ia bisa sedikit tenang.

Materi demi materi telah disampaikan dengan baik. Kini saatnya para penguji mengajukan pertanyaan.

"Kayla, apakah kamu siap menikah?"
kayla membelak kaget saat mendengar pertanyaan dari salah satu dosen pengujinya.
"pertanyaan macam apa ini", batinnya.

"Saya akan melanjutkan pendidikan pak, belum kepikiran kesana, soalnya saya masih muda."

"Apa salahnya kuliah setelah menikah? Biar ada yang nganterin ngampus". Ucapnya dengan sedikit senyum.

Pipi kayla memerah seketika, ia mencoba menahan malu dan ingin segera keluar dari ruangan itu. Tapi tiba-tiba dosen di sebelahnya menegur dosen itu, akhirnya dia menghentikan niat agar tidak kembali bertanya.

***

Setelah selesai sidang kayla segera pulang ke rumah. Tak lupa ia juga membelikan makanan kesukaan uminya.

"Assalamu'alaikum umi"

"Wa'alaikumussalam nak, sudah pulang ya. Sini duduk dulu"
Umi mengajak kayla agar duduk sebentar di ruang tamu.

"Gimana sidangnya nak, lancar kah?"
Kayla langsung memeluk umi dengan penuh rasa haru.

"Alhamdulillah, berkat do'a umi sidang kayla berjalan dengan lancar. Terimakasih umi."

"Alhamdulillah,  karena usaha dan do'amu yang tak pernah berhenti Allah mudahkan segala urusanmu. Terimakasih ya sudah menjadi kebanggaan umi."
Bahagia campur haru menyertai perasaan mereka.

"Kay setelah wisuda mau apa?"
Pertanyaan dengan nada serius dari uminya membuat kayla tertegun sebentar. Sebenarnya sudah ada planning setelah wisuda nanti, yaitu melanjutkan kuliahnya ke jenjang S2. Tapi niat baik itu tentunya harus  mendapat izin dari umi.

"kay sebenarnya sudah punya planning umi, setelah wisuda nanti rencananya kay akan mempersiapkan diri untuk lanjut ke S2. Tapi kay juga butuh izin dari umi, apa umi ridha kayla kuliah lagi?"

Uminya menghela nafas sejenak sebelum menjawab pertanyaan kayla.
"Nak, bukan umi melarang itikad baik kamu untuk melanjutkan pendidikan. Tapi umi rasa kamu sudah harus menikah, umi merasa kesepian setelah kepergian abi. Ditambah lagi masmu yang sudah menikahi gadis mesir dan memilih untuk tinggal disana. Umi ingin rumah ini tidak sepi lagi, umi ingin segera punya cucu."

Ucapan umi membuat cita-cita kayla seakan harus berhenti disini. Ia mencoba menahan air mata agar tidak jatuh dihadapan uminya.
Ini bagaikan sidang kedua baginya, apa mungkin ia membuka hati kembali untuk cinta yang baru? Itu sama saja membuka luka lama yang setelah bertahun-tahun baru memulih.

🌼Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utamamu🌼

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kekasih HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang