Godaan Sebelum Menikah

439 10 0
                                    

Angin Pantai menerpa wajahku ... terasa sejuk, menawarkan kedamaian. Bunyi ombak yang menggulung di tepi pantai terdengar menghanyutkan dan menenangkan hati siapapun yang berada di sana.

Sayangnya keadaan yang saat ini terjadi di depanku berbanding terbalik dengan damainya suasana alam di sekelilingku. Sesenggukan, wanita itu terus saja menangis. Menangkupkan kedua tangan ke wajahnya. Entah sudah berapa lama dia begitu, kudiamkan saja, tak pula inginku untuk bertanya. Kubiarkan dia menenangkan batinnya sendiri, karena sedari tadi hanya kata maaf yang terucap dari mulutnya.

Mengisi waktu, mataku mulai memandang berkeliling, dua hari ini merupakan tanggal merah karena ada libur nasional. Karena libur ini juga berdempetan dengan weekend, tak heran kulihat banyak wisatawan yang umumnya keluarga, mulai memadati pantai ini untuk liburan bersama anak-anaknya. Keindahan pantai di kota ini memang sudah terkenal dimana-mana bahkan juga hingga ke mancanegara, tak jarang kulihat rombongan turis asing yang datang berkunjung ke kota ini.

Tawa ceria anak-anak itu terdengar saat berlarian di antara pasir pantai yang putih menyilaukan. Sesekali mereka mengajak orang tua mereka untuk singgah di kafe-kafe yang banyak bertebaran di lokasi ini, sekedar untuk melepas dahaga. Seperti juga yang aku dan wanita itu lakukan saat ini, duduk di salah satu kafe di pinggiran pantai.

Mataku memandang parasnya yang masih terlihat cantik, kulitnya bening dan bersih, rambutnya panjang dan legam, tubuhnya pun masih langsing seperti gadis belia. Tak terlihat kalau wanita itu adalah seorang ibu yang telah melahirkan tiga buah hatinya. Sambil menatapnya pikiranku bergerak mundur pada awal pertemuan kami pagi ini.

Subuh tadi kumantapkan hatiku dan kukirimkan pesan padanya, meminta agar dapat bertemu langsung untuk membicarakan hal penting terkait suaminya. Aku berhasil mendapatkan nomor kontaknya dengan cukup mudah kemarin. Hanya tinggal mencarinya di sistem data personal suaminya di kantor, maka semua data yang kuperlukan akan muncul, karena memang kontak keluarga terdekat adalah satu hal yang wajib dipintakan dalam setiap pengisian aplikasi data.

Pesan balasan datang tak lama sesudahnya, dia setuju dan menyebutkan lokasi pantai yang tidak jauh dari kota. Dan disinilah kami sekarang, akhirnya bertemu hanya berdua. Entah dimana dia titipkan anak-anaknya dan apa alasannya pada suaminya, aku tak berminat untuk bertanya.

Namanya Dilla, dia ucapkan saat awal pertemuan tadi sewaktu kami saling memperkenalkan diri. Sebenarnya aku sudah mengetahuinya karena dalam data personal Pak Teguh pun nama itu sudah tercantum sebagai istrinya. Ya ... dia adalah istri dari Pak Teguh. Orang yang saat ini menjadi momok nomor satu bagiku.

Nekat aku menghubunginya karena malam tadi hampir saja Mas Andi memergoki isi pesan WA dari Pak Teguh. Untunglah Mas Andi tidak curiga saat aku buru-buru meminta handphoneku yang telah beralih ke tangannya dengan alasan teringat belum mengirim pesan penting untuk Pak Damar. Malam itu juga kuputuskan aku tidak bisa menunda, karena kalau Mas Andi sampai curiga, hubungan kami bisa terkena dampaknya.

"Maaf Bu Dilla, saya sudah mengganggu waktu ibu. Hanya saja saya sudah tidak tahu harus berbuat apa, saya tidak ingin hanya diam, karena jujur saya telah sangat terganggu dengan apa yang suami ibu, atasan saya, saat ini lakukan kepada saya. Perlu ibu tau beberapa bulan lagi saya akan segera menikah dan saya tidak ingin nantinya hal ini bisa mengganggu rencana pernikahan saya. Lagipula saya pikir lebih baik ibu mengetahui ini semua dari saya ketimbang dari orang lain."

Aku melihat Bu Dilla cukup kaget dengan keterus teranganku yang tanpa tedeng aling-aling.

"Apa yang sudah suami saya lakukan pada Dek Wenny?" sahutnya lemah.

Dengan hati-hati kuserahkan gawaiku, dalam hati aku berdoa semoga nanti dia tidak membantingnya karena marah. Walau bukan handphone tercanggih, itu adalah hadiah dari Mas Andi dan aku sangat menghargai hadiah darinya walau sekecil apapun.

Godaan Sebelum MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang