Satu tahun lalu,
Menjadi tahun yang indah tapi menipu
Tahun yang ku anggap tahun kita
Nyatanya menjadi tahunku untuk melepaskanmu
Tapi Tuan,
Kenapa setengah-setengah menuang kesakitan
Mengapa tidak sekalian?
Salammu yang kukira sebagai ucapan selamat datang
Ternyata kalimat sekian yang kuartikan sebagai perasaan yang harus segera dipangkas habis
Ya, saat itu aku menangis
Antara membenarkan kalau kamu si tega
dan membenci diriku mengapa masih menyimpan rasa sepenuhnya.
Sebenarnya kamu siapa?
Dan sebenarnya mauku apa?
Satu tahun berlalu
Rinduku masih saja,
Masih saja keras kepala menanti Tuannya yang sibuk megurus rindu miliknya
Kita serasi ya?
Sama-sama teguh dalam menanti dan menerka-nerka
Bedanya, aku menantimu kamu menantinya
Daripada sama-sama membuang waktu,
Mengapa tak sekalian saja kita bersama?