Cuaca sejuk dan berkabut menjadi pemandangan biasa di pagi itu, di hutan Dawn Forrest. Revarth sedang menyantap buah plum kesukaannya di atas dahan pohon. Ia bersenandung riang. Telinga serigalanya bergerak ke sana ke mari karena buah plum di mulutnya ternyata sangat manis. Suatu ketika ia merasa ada yang melempar - lempar kakinya dengan batu. Ia melihat ke bawah dan menyumpah.
"Ouch, jangan jahil, dong, Nana."
"Biar saja, kakak tadinya berjanji untuk bawa Nana naik ke atas dahan pohon. Mana, tidak ditepati janjinya!"
"Lorena sayang, tubuhmu belum cukup kuat untuk naik ke atas sini."
"Kata siapa?"
Kali ini Lorena, atau biasa dipanggil Nana, melempar sebuah benda menyerupai bumerang ke atas, membuat Revarth terpelatuk dan terjatuh dari atas dahan. Bunyi gedebuk terdengar di atas tanah. Lorena tersenyum puas.
"Makanya, jadi kakak jangan bertingkah. Nana kan juga ingin naik ke atas dahan."
Revarth memegangi kepalanya karena kesakitan, namun sejenak kemudian memasang wajah marah kepada adiknya. Ia sudah mengumpulkan tenaga Orb di tangan kanannya, bersiap untuk melempar kepada Nana. Tiba - tiba seseorang muncul dari balik pohon. Orang ini bertampang ksatria, dengan jubah istana berwarna serba biru, dengan pedang besar tersarung di punggungnya. Ksatria ini bernama Raculla. Ia terlihat tampan, dengan senyum yang menawan. Ia lekas memegang tangan Revarth dari melempar bola orb kepada Nana.
"Apa yang hendak kau lakukan, Revarth! Itu adikmu sendiri."
"Nana sudah menyerangku dengan Ysalla, bumerang konyol itu. Lihat ini, Raculla, tubuhku lebam biru! Aku ingin membalas anak itu!"
Raculla menampar wajah Revarth, lalu menarik telinga serigala Revarth hingga ia kesakitan. Revarth meringis memohon ampun.
"Ah, ampun, ampun, ampun. Ya, ya, ya, aku tidak akan ulangi lagi. Ampun..."
"Apa, sekali lagi?" ujar Raculla sambil melepas cengkeramannya di telinga Revarth.
Revarth menunduk tanda malu, "Aku mohon maaf, Lorena."
Lorena tertawa terbahak - bahak. Di dalam hati Revarth bersuara, "Awas kau, nanti di rumah akan kubalas berlipat - lipat. Tunggu saja. Nanti di kastil tidak ada Raculla si pengganggu ini."
Namun tawa terbahak - bahak dari Lorena tiba - tiba berhenti. Udara di Dawn Forrest memang sudah dingin, namun tiba - tiba berubah menjadi sangat dingin. Seperti terperangkap di bawah lautan es. Revarth merasa bergetar. Sekonyong - konyong, dari udara kosong, dua sosok makhluk hadir. Yang satu adalah manusia dengan memakai rompi dan cerutu di mulutnya. Yang satu adalah seorang mage. Revarth tahu mage ini. Ia adalah sosok buronan di seluruh penjuru Land of Abyss. Raculla langsung bersikap siaga, mengeluarkan pedang andalannya, Obelion. Sang mage tersenyum jahat.
"Selamat bertemu kembali Revarth, Lorena, Raculla, senang bisa bertemu dengan kalian."
Revarth menggertakkan gigi. Mage ini adalah Carmello, mage terjahat di seluruh Land of Abyss.
YOU ARE READING
Land of Abyss
FantasySeorang mage remaja bernama Revarth bertualang menjelajahi Land of Abyss untuk menyelamatkan adiknya, Lorena, yang diculik oleh seorang mage jahat bernama Carmello. Revarth ditemani beberapa kawan seperti Raculla, Mina, dan Grok.