Tragedi di Dawn Forest

8 0 0
                                    

Carmello berwajah dingin, tak sekali pun ia tersenyum. Sayap di belakang tubuhnya bergerak - gerak kaku. Jika penilaian Revarth diperlukan, sepertinya ia sedang berhadapan dengan seorang zombie.Wajah, tubuh, warna kulit Carmello serupa dengan orang yang sudah bangkit lagi dari kematian. Namun ia juga mengakui bahwa Carmello memiliki sedikit ketampanan.

"Selamat pagi, tuan Revarth, ijinkan aku..." Carmello buka suara, tapi Raculla segera menerjang ke depan dan mengayunkan Obelion ke arahnya. Namun, hantaman Obelion hanya menembus angin, Carmello tiba - tiba menghilang. Dan ketika muncul kembali, justru Raculla yang terpental ke udara. Di belakangnya, manusia bercerutu hanya bisa tertawa terbahak - bahak.

"Kalian tahu sedang berhadapan dengan mage terkuat di Land of Abyss ini, mengapa masih melawan? Sungguh konyol sekali, hahaha."

Revarth menggertakkan gigi. "Mage terkuat yang busuk! Prince of Darkness! Seharusnya menjadi pembela kebenaran, malah membela Cecilia yang terkutuk itu! Pergi kau!"

Orang jahat biasanya akan tersenyum mendengar tuduhan Revarth, atau pun marah karena tersinggung, sebaliknya tidak ada emosi apa pun yang ditunjukkan oleh Carmello. Wajahnya dingin, serupa dengan kata - kata berikutnya.

"Pangeran Revarth, aku tidak ingin berdiskusi denganmu. Aku juga tidak ingin lama - lama. Ritual yang kami lakukan butuh darah turunan Raja Khistos dan kebetulan kami menemukan kalian sedang berkelana di Dawn Forest. Dan kami tahu bahwa kami akan kesulitan untuk mengalahkan sang pangeran berbakat..."

Manusia bercerutu di belakang Carmello segera melompat ke kanan, ke tempat Nana berada. Revarth langsung menyadari maksud dari komplotan ini, ia pun segera melompat untuk menghalangi musuhnya. Sayangnya, Carmello menyergahnya. Ia mencengkeram kepala Revarth. Untuk sekali ini, ia tersenyum. Senyum itu terlihat bengis.

"Namun sang pangeran berbakat pun belum cukup kuat untuk mengalahkan mage terkuat. Selamat tinggal pangeran. Sampaikan salamku kepada ibundamu, permaisuri Luxon."

Lalu muncullah sebuah lingkaran berwarna hitam di udara. Revarth tahu ini. Itu adalah portal menuju Tower of the Ancient Mage, pikirnya. Namun tidak ada yang bisa ia perbuat.

Dan terjadilah. Dalam sekejap tiga sosok menghilang dari peredaran. Carmello, manusia bercerutu, serta adik Revarth, Lorena, sudah tidak terlihat lagi. Rumput di Dawn Forest hanya bergoyang menyaksikan Revarth yang terbujur kaku, menatapi sosok adiknya yang menghilang dibalik kegelapan. Sementara itu, Raculla mulai tersadar. Ia memegang kepalanya, lalu menyadari keadaan.

"Apa yang terjadi? Mereka membawa Lorena?"

Yang ditanya tidak segera menjawab. Revarth hanya mengepalkan tangan, giginya bergemeretak.

"Aku akan menyelamatkan adikku. Pasti, dan tidak akan gagal. Lihat saja, Carmello, Cecilia."

Land of AbyssWhere stories live. Discover now