Happy reading, dan jangan lupa vote dan coment nya ya. Biar aku ngga malas buat update lagi.
"Kamu ngga ada
niatan buat nikah lagi, Ga?"Sekarang Bobby benar-benar percaya, kenapa makhluk titisan Hawa yang disebut wanita itu terbukti rumit dan bukan cuma omong kosong belaka. Tanpa melihat diluaran sana, kini di depan kedua matanya sudah berdiri salah satu kanjeng ratu super kampret yang sulit diabaikan eksistensinya. Bener-bener emang orang satu ini.
Nayeon, mantan istri Bobby yang pernah dinikahi 7 tahun lalu. Dengan sorot mata setajam silet, menuntut jawaban setelah beberapa saat tadi bertanya mengenai kisah asmara mantan suaminya. Kalau bukan karena dia yang melahirkan Aluna, mungkin baiknya tanpa basa-basi Bobby meninggalkan lobi dan kembali mengisi teka-teki silang di ruang kerjanya.
"Ngga kebalik? Yang ada juga aku yang nanya, kapan kamu diseriusin sama pacarmu yang pengusaha batu-batu itu?"
"O em jiiihh...aku ngga nyangka dong kamu bakalan kepo. Mana judes gitu nadanya, kamu cemburu?"
Astaga, selain rumit ternyata mereka juga semena-mena. Pantas saja wanita dinobatkan sebagai makhluk yang selalu benar. Kalau ini diibaratkan skripsi mungkin kasusnya belum selesai, sub bab latar belakang dan ngadain penelitian, dia udah nyerobot ambil kesimpulan. Syukur yang disimpulin benar, lah kalau sebaliknya? Emang ngga punya urat malu.
"Aku lebih cemburu masalah pembagian waktu Luna yang banyak dirumah kamu. Bukan apa-apa, tapi jarak rumah kamu kesekolah itu jauh banget. Ngga kasihan emang?" ujar Bobby.
"Dasar Daddy bucin," bibir Nayeon mengerucut. "Giliran bahas Luna aja langsung semangat, bener-bener udah move on ya kamu? Berondong gemesku udah ngga cinta aku lagi ya?"
"Itu masa lalu, Nay. Bukannya kita udah komitmen untuk melanjutkan hidup tanpa mengusik urusan masing-masing? Ya, kecuali masalah Aluna."
"Ya habis gimana, aku kangen berat sama Luna. Kamu sih enak, berangkat sama pulang kerja bisa pelukin dan ciumin dia. Lah aku? Weekend aja cuma hari Minggu yang benar-benar full time sama Aluna."
"Dan kamu juga harus tau betapa berharganya hari Minggu buatku, karena akupun benar-benar cuma punya waktu luang saat weekend" ujar Bobby.
Nayeon mencebikkan bibirnya, mulai merajuk yang biasanya akan ada negosiasi menyebalkan. Karena untuk informasi, manusia sejenis Nayeon paling pintar mengambil empati. Ya buktinya asal-usul perceraian merupakan strategi yang Nayeon cetuskan untuk pertama kali. Kalau ngga memilih nekad, mungkin mereka ngga akan menyandang status duda atau janda sekarang.
Dan yang pasti rumah tangga mereka yang tanpa di landasi cinta di dalamnya akan lebih menyiksa keduanya. Berakhir saling menyakiti dan mengabaikan.
"Ayolah, Raga Bobby yang ganteng. Bulan depan aku ada kerjaan di Paris, seenggaknya seminggu ini biarin Luna tinggal di rumah ku dulu. Masalah makan, antar jemput dia ke sekolah, bahkan mainan udah aku siapin. Kamu mending istirahat aja, duduk manis ngisi TTS, atau sibuk kerja kayak biasanya. Kurang baik apa coba aku, hm?"
Sial, sogokannya boleh juga.
"Jadi pas ulang tahun Luna, kamu ngga di Indonesia?"
Nayeon mengangguk, "Andai aku yang ngatur schedule, mungkin bisa luangin waktu. Makanya, sebelum aku mati nahan rindu, aku culik Aluna untuk waktu yang lama. Biar rindunya kebayar lunas. Ngga apa-apa kan? Ayolah Raga, aku mohon banget nih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin [Bobsoo]
RomanceIni bukan tentang Sugar Daddy, tapi tentang Raga Bobby yang mencari sebenar-benarnya pemilik hati. Dan tentang Kaira Jisoo yang patah hati.