Tiupan Takdir Bernyawa

0 0 0
                                    

DK04.02
Penulis : Fitria Khan
____________________________

Terungkap pada ucapan bibir yang bernada sangat lembut, menghadirkan cahaya dari kegelapan malam. Sepuing bongkahan cahaya yang menyinari sela hati. Terdiam dalam renungan mimpi yang terbalut rasa amat gelisah disanjungan sayup takdir. Kini Dyra mempunyai prinsip bahwa “Maju tanpa mundur, Ketika aku maju maka aku pemenangnya”. Iyaa itulah prinsip sampai sekarang dipergunakan. Walaupun memang benar Dyra bukanlah sosok pintar namun akhlak dan prilaku yang terbentuk daritutur kata motivasi sang guru. Karena banyak sekali kesalahan kecil yang terus dilakukan sehingga menjadi besar. Dari penilaian guru terhadap dyra memang harus ditegur dan diajak ke yang lebih baik yakni membangun sikap yang lebih baik lagi.

Ada yang mengatakan bahwasannya kalau berfikir jelek sedikitpun terhadap gurunya, ilmunya tidak bisa manfa’at walau hanya sedikit. Iyaa memang benar jika difikir lebih dalam lagi. Sosok Dyra memang tak gemar membaca namun ia suka ketika di ceritain dongeng ataupun Al-kisah yang bisa memotivasi dia. Pernah di kisah in sampai lebih dari 2 jam. Sosok gurunya yang takdzim mengatakan “Sikap itu menentukan segalanya.” Dalam hal ini bisa diprediksi jika sikap seseorang itu baik, bersikap sopan santun terhadap semua orang maka dia itulah sosok yang pintar.
Kenapa dikatakan pintar ?
Iyaa karena orang yang berakhlaq sopan santun pastilah dia pintar. Pasti itu !!
Kalau ada orang pintar dibagian akademik namun tidak bisa menjaga tata krama dengan baik maka dialah sosok orang yang menyesatkan dikemudian hari.

Maka dari itu pentingnya sikap dan pentingnya moral kehidupan yang layak. Sikap pemenang terlahir dari sikap yang benar-benar baik. Karena sikap kita dihargai orang, bukanlah harta yang bisa menjunjung kita namun sikaplah yang bisa menemukan kita ke arah kesuksesan. Yakinlah.
“Assalamu’alaikum.” Ucap lirih mengintip pintu yang terbuka sedikit.
“Wa’alaikumussalam..” Terlihat sosok badan layu bersandar di sofa ruang tamu.
“Oooh kamu.. iya silahkan masuk sajaa nggak apa-apa.” Ujarnya lagi. Mempersilahkan masuk.
“Iyaa pak.”
“Alhamdulillah kamu kesini nak.”
“Hehe.. ini tadi ada waktu luang pak.. maka dari itu aku sempatkan main kesini.”
“Kenapa emang pak ?” Tanya dyra dengan nada lelucon.
“Nggak apa-apa kesini aja kalau waktu kamu longgar.. atau ada maslah kesini saja, pintu bapak terbuka buat murid-murid bapak.
“E’hmmz iya pak.”

Kemudian datanglah sesosok berjubah putih yang datang menghampiri dyra. Terlihat dari kakinya mirip perempuan. Tapi dikala kalau melihat dari bawah ke atas adalah sosok pria yang sangat tampan. Baru kali ini ada lelaki datang menghampiri dyra yang berjubah pula.
“Di minum dulu mbak yaa.” Ucapan pertama yang keluar dari mulut lelaki tadi. Denagn sangat sopan memang ia baru pulag dari pondok pesantren 3 hari yang lalu.
Dyra melihat sangat terpelongo. Lalu si lelaki tadi duduk disamping gurunya. Guunya lalu berkata.
“Kenapa kaget kah dengan anak bapak ?” Tanya gurunya pada dyra.
“Hehehe.. iyaa pak masyaAllohhhhhhh.. anak bapak ini ?” tanya dyra.
‘Iyaa lah anak bapak mau anak siapa lagi.. orang disini jugaa.” Terkekeh-kekeh.
“Napa emangnya mbak ?” Tanya lelaki tadi.
“Ohh nggak apa-apa. Boleh dong pak dikenalin.. hehe.”
“Umurnya berapa ?” sahut dyra lagi.
“Umur saya 23 tahun mbak.” Jawab lelaki tadi.
“Waaah pass bangettt.. hehe.”

To be Continued
_________________________
Jangan lupa follow akun
@dimensikhan_crev
@fitria_alhiday
Terimakasih telah berkunjung!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tetesan tak BerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang