⚘Chapter.04
__________⇲
Lelah menjadi satu kata yang bisa menggambarkan keadaan Jungkook akhir-akhir ini. Pekerjaan di kantor sudah cukup menguras energinya, ditambah permasalahan yang terjadi beberapa hari lalu juga membuatnya tidak bisa fokus deh benar.
"Harusnya aku tidak pergi dan mabuk malam itu." Keluhan yang selalu ia katakan hampir setiap jam.
Jungkook menghela nafas panjang lalu merebahkan tubuhnya di sofa. Baru saja pulang dari kantor.
"Bagaimana bisa aku terbangun bersamanya dan kita berdua dalam keadaan telanjang..." gumam Jungkook. Ia belum memiliki waktu untuk memikirkannya dengan benar karena kesibukan pekerjaan. Namun setiap ada kesempatan, ia selalu berusaha mengingat-ingat kembali setiap detail apa yang terjadi dan telah ia lakukan pada Jimin.
Itu sangat sulit untuknya. Karena sisa-sisa ingatan yang bisa ia ingat saat mabuk sangat bertentangan dengan apa yang ia lihat saat itu. Telanjang dan tidur bersama.
Jungkook mendengus. Meletakkan sebelah tangannya di belakang kepala sebagai bantalan. Ia tidak pernah berada dalam jarak seintim itu dengan seorang pria lain. Jangankan untuk tidur bersama, ia bahkan tidak pernah bergandengan tangan ataupun mencium seorang pria.
Oke, abaikan saat ia memeluk Taehyung. Mereka hanya berteman dan tidak pernah terpikirkan yang lain. Membayangkannya saja sudah membuatnya bergidik.
Ayolah, Jungkook adalah pria normal yang menyukai wanita. Selama ini pun ia hanya memiliki hubungan dengan wanita.
Ya, ia normal, sebelum bertemu pemuda itu.
Jangan tanyakan kenapa atau bagaimana, oke? Jungkook juga tidak tahu.
Pada titik ini ia tidak mengerti dirinya sendiri. Ia tidak benar-benar membenci atau risih ketika bersentuhan dengan Jimin dalam jarak yang sangat dekat. Bahkan ketika pagi itu, ia lebih takut dengan fakta bahwa bisa saja ia memaksa atau kasar pada Jimin karena mabuk.
Jika di pikirkan lagi, Jimin memang memiliki wajah yang manis dan didukung oleh tubuh rampingnya membuat pemuda itu terlihat lebih menarik. Jimin juga memiliki bentuk bibir penuh yang sangat menggemaskan ketika cemberut dan mungkin terasa bagus untuk dicium.
"Astaga, aku harus berhenti memikirkan tubuhnya. Ini tidak normal." Jungkook menutupi wajahnya.
Ia harus ingat Jimin masih tujuh belas tahun. Pria berusia dua puluh delapan tahun sepertinya memikirkan seseorang yang sebelas tahun lebih muda dari dirinya sendiri, terdengar mengerikan.
Tidak peduli seberapa menariknya Jimin, ia harus menghentikan pikiran kacaunya.
Jungkook menghela nafas. Daripada memikirkan hal itu, yang menjadi permasalahan sekarang adalah fakta bahwa dirinya telah menyentuh pemuda itu. Bagian terburuknya ia tidak mengingat sama sekali apa saja yang sudah terjadi.
Ia merasa seperti bajingan brengsek. Ia bahkan tidak cukup berani untuk sekedar bertanya bagaimana keadaan Jimin pagi itu.
Bagaimana jika malam itu adalah pertama kalinya untuk Jimin?
"Ya Tuhan, maafkan aku menjadi pria yang tidak bertanggung jawab," gumam Jungkook penuh penyesalan. Ia sungguh merasa bersalah pada pemuda manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sassy Boy ∥ KM ✓ [Revisi]
FanfictionRate: M Genre(s): Boyslove / Romance / Fluff / Smut Warning(s): AU, Age gap relationship, Attempt at humor, Typo(s), Ooc, Don't like don't read, Rnr Summary: Setelah patah hati oleh mantan kekasihnya, hidup Jungkook di jungkir balikkan oleh seorang...