Versus
Chapter 2Bismillah
Rega masih suka menulis sendiri meski karangannya suka ngawur entah ke mana. Rega suka beli buku di toko buku untuk sekedar di bacanya sebentar atau di dalamnya sendiri dan menghayati karakter yang ada. Rega adalah sebagian makhluk yang kesepian yang tengah meniti kariernya sebagai penulis meski hal itu harus di jalaninya selama bertahun-tahun lamanya kurang lebih satu atau dua tahun dia mengalaminya, mengalami alam kepenulisan.
Suatu hari seorang perempuan bertanya pada Rega yang tak lain adalah Acha Septriasa yang kebetulan bertemu di toko buku saat beli buku Novel karyanya sendiri.
"Hey, kamu penulis yang ada di buku Novel itu ya?" Acha tanya di sebuah toko Gramedia dengan busana muslim.
"Ehm, Mbak Acha ngapain ke sini?" Rega tanya tidak percaya melihat Acha yang Moro ada di situ di toko buku itu.
"Eh, jawab dulu pertanyaanku. Kamu penulis yang ada di buku novel 'Friends' yang sudah terbit itu ya?" Acha tanya sekali lagi.
"Iya, kenapa Mbak?" Rega tanya balik.
"Nggak apa, apa aku suka aja bacanya, cuman kurang dalem aja jalan ceritanya, konfliknya kurang, dan masih kurang tragis pokoknya. Kurang greget." kata Acha jelas. Rega jadi berpikir dan saling di buatnya.
"Oh, gitu ya Mbak. Maaf itu cuma iseng aja aku buatnya. Lagian aku memang tidak niat-niat amat buatnya. Malah aku lebih niat untuk buat cerita yang lain." kata Rega jelas di depan Acha.
"Oh, gitu ya?" Acha menarik kesimpulan.
"Iya Mbak, maaf kalau tulisan aku telah mengecewakan Mbak." Rega berterus terang.
"Iya, nggak apa-apa. Tapi lain kali tidak boleh gitu. Kamu harus bisa menarik pembaca untuk lebih menguatkan tulisan kamu biar mereka bisa terhibur dan puas." kata Acha menjelaskan.
"Makasih Mbak atas masukannya." Rega berucap lanjut sambil memandangi Acha yang sudah di panggil oleh asistennya untuk segera masuk ke dalam mobil.
"Mbak..!" Rega memanggil Acha.
"Iya, kenapa Mas..?" *Acha berbalik melihat Rega yang tengah berdiri di belakangnya. Waktu itu Acha tengah pakai kerudung merah hati dengan baju dengan warna senada dan celana jins biru dan sepatu hak Hitam.
"Boleh minta tanda tangannya..?" Rega memohon.
"Iya boleh." Acha dengan cepat memberikan tanda tangan pada Rega si penulis setelah itu dia pergi.
"Terimakasih ya, Mbak." Rega berucap.
"Iya." Acha langsung pergi dengan merapikan tasnya yang ia sandang di lengannya.
Rega masih melihat buku novelnya yang baru saja di ambilnya dari rak buku yang di tanda tangani oleh Acha Septriasa artis ngetop yang masih bekerja di dunia perfilman sampai sekarang.
Rega lalu pergi berjalan menghampiri kasir dan membayar buku itu yang sebelumnya memang sempat di lihatin oleh salah seorang penjaga kasir tentang Rega yang buka sampul duluan sebelum membayar uang buku tersebut.
"Berapa Mbak?" Rega tanya ke kasir perempuan yang berjilbab cokelat muda yang bernama Fatma.
"Tujuh puluh enam ribu rupiah." kata penjaga itu. Rega lalu memberikannya setelah itu dia keluar dengan membawa buku yang ingin di bacanya itu. Buku baru milik Sylvia Day yang bercerita tentang seorang laki-laki bernama Gideon Cross.
Setelah itu Rega langsung pulang dan mengambil sepeda motornya di parkiran sambil ngasih uang parkir seribu perak uang lembaran.
"Nih Pak." kata Rega pada tukang parkir itu.
"Terimakasih.." ucap tukang parkir itu sambil mengamankan tempat.
"Iya." Rega jawab.
Terbersit dalam pikiran dan hati Rega, kasihan juga tukang parkir yang kerja siang malam jadi tukang parkir. Oh iya lupa, kalau dia sudah punya kerjaan jadi tukang parkir emang. Dengan pekerjaan itu dia bisa dapat penghasilan yang berkah dan barokah.
***
Sepulang dari toko buku Rega sampai di rumah dan langsung baca itu buku karangan Sylvia Day. Buku cerita tentang Eva dan Gideon di New York.
Continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Versus
Ciencia FicciónCerita khayalan tentang Rega yang masih ragu untuk memberi keputusan pada hidupnya. Dia bertemu dengan Devan yang ganteng yang tengah beli buku barusan.