You

51 16 0
                                    

WHAT IF|Chapter 3
—You

***

"Hyung, apa kepalamu terbentur sesuatu?" Tanyaku sambil memegang dahinya, memastikan. "Kurasa otakmu bergeser dua puluh derajat ke arah barat daya."

Jhonny meringis ketika mendengar pernyataan tak masuk akal dari seorang yang nyatanya akan ia direkrut.

"Yak! Aku menawarkan sesuatu yang pasti sangat menguntungkan untukmu." Katanya bersemangat.
"Kau hanya perlu menjaga seseorang wanita. Bukankah mudah menja—"

"aniya." Potongnya cepat."Kurasa aku akan memulai hidup normalku. Aku akan berhenti bertarung dan bertanding."

Jhonny terdiam, seketika raut wajahnya berubah. "Apa karena hal itu?"

Jaehyun memilih untuk memalingkan wajahnya. Seharusnya ini akan menjadi pertemuan yang menyenangkan dengan canda tawa, nyatanya pertemuan ini justru terasa menyakitkan.

Jaehyun mendongkakan kepalanya keatas, menahan air mata yang sedikit lagi akan jatuh. Tentu saja ia tidak mau terlihat aneh saat ini.

Sesaat kemudian Jhonny melebarkan kedua tangannya, mengisaratkan untuk memeluknya.

Jaehyun terkekeh sambil memukul pelan dada bidang Jhonny. "I'm fine."

Mereka terdiam sejenak. Jhonny menatapku sendu sambil tersenyum ramah. "Apa kau mau minum? Malam ini?"

"Malam ini?!"

"Eoh, aku ada urusan sebentar. Jadi tidak bisa sekarang." Jelasnya sambil melihat jam tangannya. "Atau kita bisa minum akhir pekan ini, jika kau tidak bisa malam ini."

"Ah, tidak. Aku akan datang." Ucapku cepat.

Jhonny terseyum senang. Setidaknya ia mau memberikan moment manis barang sedikit saja.

"Baiklah. Aku akan mengirim alamatnya." Senyumnya kembali mengembang sambil memberikan alamatnya. "Baiklah, sampai ketemu nanti."

***

Jhonny turun dari sebuah Range Rover dan tentu saja langsung sambut beberapa orang di depan pintu masuk sebuah restoran khas jepang di tengah kota Seoul.

Salah seorang resepsionis membungkuk hormat padanya dan bejalan untuk mengantarkannya. Jhonny mempercepat langkahnya dikala seorang pria yang duduk menatapnya tajam sambil memegang gelas berisi wine yang memiliki label Cabernet Sauvignon menunjukan sisi dominantnya.

Jhonny tak mau ambil pusing, ia terseyum lalu duduk tanpa harus mendapatkan izin terlebih dahulu, menyilangkan kakinya dan memulai percakapan. "Apa yang kau mau?" Ucapnya to the poin.

Pria itu menyeringai. "calm down boy..." Ucapnya santai, menaruh wine tersebut, menatap Jhonny tajam.

Seorang pria yang memiliki figure baik di hadapan publik tanpa tau bahwa pria tersebut salah satu pemasok narkotika terbesar di korea selatan dan tiongkok. Parasnya yang sempurna mampu membuat siapa aja mendamba-dambakanya, di tambah dengan sosoknya yang ramah di hadapan publik.

Tentu bukan sesuatu yang bagus

Pria tersebut memajukan wajahnya. "Begini saja... bagaimana jika aku menawarkan sesuatu yang tentunya menguntungkan bagi kita berdua?" Ia menatap Jhonny dengan tatapan tajam, menyeringai.

WHAT IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang