Part 1

13 1 0
                                    

"Papa bangun pa, feeza belum siap buat jaga adik-adik sendirian" isak tangis gadis berusia 12tahun sambil memegang batu nisan yang bertulis Ali Alatas yang tak lain adalah ayahnya.

"Udah sayang ikhlasin papa kamu ya, biar dia tenang disana. Disini masih ada tante kok kamu ga sendirian" ucap wanita disamping gadis itu yang tak lain adalah adik dari ayahnya.

"Maaf bu kami dari pihak kepolisian yang menangani kasus kecelakaan yang menimpa Alm bapak Ali hingga mengakibatkan kematian" ada beberapa polisi dan polwan datang kepemakaman untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai kecelakaan yang dialami oleh Ali.

"Iya pak, saya adik dari Alm. Saya sangat berharap kasus ini diusut dengan tuntas, dan saya harap pelaku segera tertangkap" jelas Nilam

Nilam merupakan adik dari Ali ia sudah berkepala tiga akan tetapi ia belum juga menikah, entah belum datang jodohnya atau memang ia tidak ingin menikah.

"Baik bu, kami akan melakukan yang terbaik buat keluarga. Kami hanya ingin menjelaskan bahwa kami tidak menemukan tanda-tanda adanya keberadaan istri alm pak Ali dilokasi kejadian, bisa saja istri pak Ali tidak bersama dengan beliau saat kecelakaan itu terjadi"

"Tidak.. mama bersama papa saat kecelakaan itu terjadi karna sebelum kecelakaan mama sempat videocall sama feeza, mama bilang mama akan pergi ketoko kue untuk memberikan surprise ke Hanna karna Hanna ulang tahun dan kami akan merayakannya nanti malam" jelas feeza sesegukan kepada polisi tersebut, ia masih belum bisa terima dengan apa yang terjadi hari ini.

Tepat tanggal 14 November 2017 Syahanna Alatas atau kerap dipanggil Hanna putri ke-3 dari Ali dan Ameena Ulang Tahun yang ke 3tahun, ia tumbuh menjadi gadis pintar dan aktif. Namun sayang sehari sebelum hari bahagianya justru ia harus kehilangan kedua orang tuanya sekaligus, tepat pada tanggal 13 November 2017 pukul 16:30 kedua orang tuanya mengalami kecelakaan dan ayahnya meninggal ditempat akan tetapi pihak kepolisian tidak menemukan jenazah ibu Ameena serta barang-barang beliau dilokasi kejadian.

"Apa adik masih menyimpan panggilan terakhir yang dilakukan adik bersama pak Ali dan ibu Ameena sebelum kecelakaan terjadi" tanya pihak polisi kepada feeza anak pertama dari Alm pak Ali

"Masih ada pak, tapi handphone feeza ada dirumah. Feeza tidak ingat untuk membawanya" ujar feeza kepada polisi

"Maaf pak sebelumnya kenapa keponakan saya harus ikut andil dalam kasus ini? Saya tidak ingin keponakan saya akan semakin terpuruk jika ikut penyelidikan!" Tegas Nilam kepada polisi karna dari perkataan polisi tadi ia mengangkap bahwa pihak polisi akan memintai beberapa keterangan dari keponakannya.

"Kami mengerti bu, ibu tidak ingin keponakan ibu ini ikut andil dalam kasus kecelakaan ini bukan? Tapi kami hanya ingin memastikan bahwasanya memang benar adanya komunikasi antara korban dan anak korban sebelum kecelakaan itu terjadi. Kami harap ibu juga mengerti!" Pihak polisi menjelaskan maksud dari tindakannya tersebut

"Apa dengan melihat bukti komunikasi kakak saya dan anaknya ini akan menuntaskan segera kasus kecelakaan ini!?" Nilam melontarkan pertanyaan kepada pihak polisi

"Baik jika memang ibu keberatan akan hal ini kami dari pihak kepolisian akan mencari bukti-bukti lain dari tempat TKP dan beberapa saksi mata dilokasi kejadian, kami permisi. Terima masih"

"Oke baik pak, sama-sama. Segera usut tuntas kasus kakak saya ini!"

"Ayo sayang pulang, besok kita kemakam papa lagi ya. Kasian Hanna dan Nino dirumah" Nilam memegang bahu Feeza mengajaknya untuk pulang karna sudah terlalu lama dipemakaman

"Tante, keluarga mama dan keluarga papa ga ada yang dateng ya? Nenek kakek juga ga dateng dihari pemakaman papa?" Tanya Feeza kepada Nilam dengan tatapan tajam kearahnya.

"Konflik antara Papa, mama, kakek, nenek dan juga yang lainnya kan feeza tau sendiri serumit apa" Nilam hanya menghela nafas dan menjawab pertanyaan dari keponakannya tersebut.

"Setelah kematian apa konflik itu juga belum selesai tante? Apa kakek nenek tidak mempunyai rasa kasihan sama sekali terhadap cucu-cucunya ini? Kita bertiga sekarang ga punya siapa-siapa lagi tante, dan Hanna dia masih kecil. Feeza mau jawab apa kalo seandainya Hanna nanyain keberadaan mama dan papa?"

15tahun lalu terjadi konflik antara keluarga besar Ali Alatas dan juga Ameena zalea. Mereka menikah tanpa ada restu dari keluarga Ali akan tetapi Ali tetap melangsungkan pernikahannya dengan wanita yang sangat ia cintai, Ameena adalah cinta pertama Ali. Saat acara pernikahan berlangsung keluarga Ameena merasa dipermalukan karna tidak ada kehadiran satupun dari keluarga besar Ali termasuk kedua orang tua Ali sendiri! orang tua Ameena merasa keluarga Ali tidak menghargai mereka oleh sebab itulah orangtua Ameena tidak begitu menyetujui pernikahan mereka sampai akhirnya kedua orang tua Ameena meninggal dunia karena sakit.

"Masalah Hanna dan Nino biar tante yang akan tangani, mereka masih polos tante akan menjelaskan pelan-pelan sama adik-adik kamu tentang apa yang terjadi. Yang terpenting sekarang kita pulang dulu, lupakan masa lalu papa mama kamu ya" Feeza hanya bisa mengangguk dan meninggalkan pemakaman.

Sesampainya dirumah, Hanna dan Nino berlari kearah Feeza dan memeluk erat tubuh kakaknya itu.

"Kak kenapa Nino dan Hanna ga diajak buat nganterin papa ketempat istirahat papa yang baru?" Tanya Nino sang adik yang sudah berusia 4tahun, ia sudah mengerti dengan apa yang terjadi saat ini walaupun usianya masih kecil

"Nino sama Hanna kan masih kecil jadi ga boleh ikut nganterin papa, kalo kalian ikut nanti papa istirahatnya ga tenang dong" jelas Feeza menahan tangis dan sesak akan tetapi mata feeza tidak bisa membendung lagi air matanya terlalu lama sehingga tumpah begitu saja membanjiri pipi.

"Kenapa kakak nangis, kan papa cuma istirahat nanti kalo papa udah selesai istirahatnya papa akan pulang kesini" Hanna yang masih sangat kecil belum mengerti ia menduga bahwa setelah papanya selesai istirahat ia akan kembali bersama mereka. Feeza melepaskan pelukannya dan berlari begitu saja setelah mendengar perkataan polos sang adik yang sangat membuatnya semakin sesak.

"Heii keponakan tante yang cantik dan ganteng, sekarang kita kekamar yah. Biarin kakak Feeza istirahat kan capek habis nganterin papa" jelas Nilam kepada keponakannya dan mereka mengangguk

*DIKAMAR

"Papa... kenapa papa ninggalin Feeza! Feeza mau ikut papa! Papa udah janji kan bakal temenin Feeza.. papa juga udah janji ga bakal ninggalin Feeza! Tapi sekarang apa? Papa malah ninggalin Feeza. Jelasin ke Feeza pa kemana mama kenapa mama ga bersama papa saat kecelakaan itu!? Feeza lihat sendiri pa kalo papa pergi sama mama buat beliin kue buat ngasih kejutan ke Hanna!! Aaaarrrgghhhhh Tuhan ga adil!! Kenapa harus papa dan mama yang pergi!!" Feeza terus bicara pada foto keluarga yang berukuran cukup besar dikamarnya.

"Feeza harap mama masih hidup dan akan pulang kerumah. Feeza juga berharap kita bakal kumpul lagi walau papa udah ga ada" tangan feeza terus mengusap bingkai foto berukuran kecil diatas meja belajarnya.

"Zaa.. buka pintu kamarnya sayang, tante mau bicara" Suara Nilam diambang pintu sembari mengetuk pelan.

"Tante perlu apa!? Feeza mau sendiri dulu! Jangan ganggu feeza"

"Sebentar saja, tante mau bicara penting" feeza berjalan menuju pintu untuk membukanya.

"Boleh tante masuk?" Tanya Nilam yang hanya dibalas anggukan saja.

"Tante mau bicara apa?"


Jangan lupa vote dan komen yah makasihh.

Cinta Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang