Hari ini adalah hari pertamaku bekerja di sebuah instansi pemerintah. Baru dua bulan sejak aku lulus kuliah, aku langsung diterima di sini sebagai pegawai kontrak. Berkat mama -istri dari pamanku- yang memberikan rekomendasi kepada kepala instansi tersebut sehingga aku bisa langsung diterima di kantornya.
'Selamat pagi,Bu Marina. Saya Nadia.' Kataku mengenalkan diri kepada sekretaris kantor tersebut pada pagi pertamaku di sana. Bu Marina menyambut salamku dengan ramah dan memberiku sedikit nasihat tentang bekerja di sana, karena statusku yang sebagai mahasiswa baru lulus, lumrahlah ketika beliau menganggapku masih hijau dan perlu banyak bimbingan. Bu Marina sifatnya keibuan, beliau sempat berkata 'kamu mirip anak ibu' ketika tadi di ruangannya aku menghadap beliau untuk perkenalan. Aku anggap itu awal yang baik.
Setelah dari ruangan Bu Marina, aku ditempatkan di ruang sekretaris. Mulai hari itu, aku bekerja sebagai sekretaris Bapak Kepala kantor tersebut. Tugasku menerima dan mengirim fax, mendistribusikan surat dari berbagai bidang untuk diteruskan ke Bapak Kepala, mencatat jadwal beliau di papan tulis, bahkan terkadang juga harus membuatkan kopi bila tamu beliau datang. Di ruangan itu aku tidak sendiri, ada partnerku Mbak Anggi yang akan membimbingku dalam bekerja. 'Mbak Anggi, saya Nadia. Salam kenal ya'. Kemudian, aku dan Mbak Anggi berbincang sebentar sebelum akhirnya bel tanda apel pagi dimulai. 'Ayok dek kita apel dulu.' Ajak Mbak Anggi kepadaku. Aku mengikuti Mbak Anggi ke lapangan.
Ada 5 orang pegawai kontrak yang diterima kantor tersebut. Aku, Nia, Dadang, Miftah, dan Kurniawan. Kami berbaris di sebelah barisan para pns. Kebetulan aku berdiri paling depan, sehingga mau tidak mau aku harus maju untuk melapor kesiapan apel kepada pembina apel, yang saat itu dipimpin oleh Bu Marina. Canggung dan malu, itulah yang aku rasakan ketika maju ke depan, disaksikan mata orang-orang yang ingin tahu anak yang baru masuk hari ini.
Setelah selesai apel, kami kembali ke ruangan masing-masing. Aku berjalan bersama Mbak Anggi ke ruangan sekretaris. Setelah satu jam bekerja, rupanya Mbak Anggi ada keperluan sehingga harus pulang lebih cepat. Tinggalah aku sendirian di ruangan. Tahu apa rasanya? Grogi berat. Aku takut diberikan tugas yang belum aku mengerti. Ini hari pertamaku, ingat?
'Nadia, tolong kamu kirim fax ini ke Lampung Tengah' Pak Yono memintaku sambil menyerahkan selembar kertas.
What? For God Sake, ngeliat mesin fax langsung aja baru hari ini, apalagi makenya. Belom bisa. Ujarku dalam hati.
'Maaf pak saya belum bisa' ucapku lirih. Malu sekali rasanya, namun tidak ada yang bisa kumintai tolong. Aku sendirian di sana. Pak Yono tidak marah, tapi kecewa. Dia hanya bilang 'oh belum bisa, oke gapapa nanti nunggu Anggi aja' kemudian berlalu.
Itulah pengalamanku di hari pertama. Zonk.
Hari itu aku lewati dengan banyak hal baru. Pekerjaan pertama, orang-orang baru yang akan kuhadapi dengan berbagai sifat, dan tentu saja gaji pertamaku. 'Selamat datang di dunia nyata, Nadia!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Sembarangan, Semesta Suka Bercanda.
RomansNadia, mahasiswi yang baru dua bulan lulus langsung diterima di suatu instansi pemerintah sebagai pegawai kontrak. Pengalaman baru, orang-orang baru, dan juga cinta ia temukan di sana. Namun, akankah semua berjalan sesuai dengan harapannya? Cerita i...