01

15 1 1
                                    

Maya yang tengah duduk di bangku SMP itu menentang kemauan orangtua nya yang hendak menyekolahkannya di luar negeri. Ia sudah muak dengan keluarganya yang hanya memperdulikan dan mementingkan nama baik, sampai – sampai melupakan perasaannya sebagai seorang anak.

Sebenarnya Maya hanya ingin diperlakukan seperti anak – anak lainnya yang setiap pagi ditanyakan kabarnya, bagaimana kegiatan disekolah, berbagi masalah, bertukar pendapat, memperhatikannya dan memperlakukannya dengan lembut.

Sore ini Maya yang pulang dari sekolah disuruh berganti pakaian dan menemui Alya, mamanya di ruang keluarga. "Kenapa ma?" tanya Maya setelah berada di ruang keluarga dan di dekat Alya.

"Duduk dulu" Maya pun duduk di sofa panjang sebelah Alya "Soal kelanjutan program study mu apa kamu yakin tidak mau melanjutkan sekolah di LN?" tanya Alya meyakinkan pilihan putrinya. Alya merasa ada yang aneh dengan putrii kecilnya itu, padahal biasanya Maya tidak pernah sekalipun menolak perintah apapun yang diberikannya.

"Nggak ma, pokoknya Maya ga mau lanjut sekolah di LN, Maya ga mau kemana – mana, Maya masih mau menetap disini." Jawab Maya yakin dan tetap pada pendiriannya.

"Ok jika seperti itu mau mu, mama akan membatalkan program study mu di LN, tetapi kamu harus masuk sekolah pilihan mama." Ucap Alya santai namun tegas.

"T-tapi ma..." Maya belum menyelesaikan perktaannya tetapi Alya memotongnya.

"Tidak menerima penolakan." Ucap Alya singkat kemudian meminum teh nya yang mulai dingin.

Setelah itu Maya izin pergi ke kamar dan berjalan lemas menuju kamarnya. Di dalam kamarnya ia menatap bayangannya kedalam cermin sebentar kemudian menaiki ranjangnya dan tertidur. Ia terlalu lelah dengan keluargannya yang sangat mementingkan nama baik di atas segalanya.

Meskipun sibuk keluarganya selalu meyempatkan untuk makan malam bersama. Menurut Maya kebersamaan adalah hal istimewa baginya tetapi disaat Maya tahu bahwa hal itu semata – mata hanya ingin dipandang keluarga yang harmonis Maya yang biasanya semangat mendadak lesu tek berselera ditambah lagi kini Reno ayahnya membahas tentang sekolahnya di LN. Semenjak hidangan di sajikan hingga Maya menyelesaikan makannya Reno tak henti hentinya membujuk Maya agar mau di sekolahkan ke U.S. tetapi usaha yang Reno lakukan sia – sia karena Maya tipe anak yang keras kepala, bahkan Maya mengancam jika mereka masih berusaha menyekolahkannya di LN maka Maya akan memilih pergi dari rumah dan menjadi gelandangan. Setelahnya semuanya terdiam dan hanya dentingan suara sendok dan piring saja yang berbunyi.

" Jika seperti itu mau mu maka yasudahlah, tidurlah dan jaga kesehatanmu." Ucap Reno kemudian mencium puncak kepala Maya. Setelahnya Maya pergi ke kamarnya dan merebahkan dirinya. Tak butuh waktu lama untuk terlelap karena ia terlalu memikirkan banyak hal dan membuat kepalanya pening.

Sore sepulang sekolah Maya mendapat pesan dari Alya bahwa malam ini akan ada jamuan dinner di rumah teman SMA sekaligus rekan Reno, jadi ia diminta untuk membeli pakaian sepulang sekolah nanti.

"Atha, hehe tumben hari ini cantik" ucap Maya sambal cengengesan

"Jadi biasanya gw jelek gitu" Balas Athala sambil memasang muka geram

"Ga gitu biasanya Atha juga cantik kok" lanjut Maya panik sambil menggerak – gerakkan tangannya.

"Jadi?" balas Athala dengan muka malas. Sebenarnya ia tahu alasan Maya memujinya barusan, apalagi kalau bukan mengajarinya berdandan dan memilihkan baju normal untuknya. Atha juga tidak ada niatan untuk menolak karena Atha juga memiliki hobi menghambur – hamburkan uang untuk fashion hanya saja Atha ingin mendengar Maya memintanya menemaninya berbelanja.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 17, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AKSENMAYA [TENTANG KEPALSUAN DAN KENYATAAN]Where stories live. Discover now