1

3.2K 104 7
                                    

'Diam-!' Teriaknya dari balik pohon besar

'Jika kalian tak bisa diam, rencana kita akan gagal ingat itu'

'Lanjutkan tugas kalian sekarang' lanjutnya

Rara cuman bisa diem aja disaat melihat Mia yang sudah terlanjur marah. Mia adalah pemimpin pasukan mereka dan cuman Mia aja yang dapat menyelesaikan dengan sempurna. Si Allen berlari tanpa suara menuju salah satu pohon disamping tersebut.

Allen melihat ke arah Michta untuk memberi kode agar mengintip sedikit saja. Minchta mengintip pelan dari belakang pohon, dia melihat musuh-musuh mereka sedang membicarakan sebuah rencana. Minchta menjelaskan rencana tersebut menggunakan kode kepada Allen dan tentu saja Allen segera berpindah lebih dekat dengan musuh.

'Kenapa maju?? astagaa' batin Michta melihat Allen

'Ya gpp biar nannti kita tau info nya' batin balas Allen ke Michta

'Tapi nanti ketauan mereka, kamu bisa dibunuh'

'Tak akan' batin Allen ke Michta

Sekejab saat ingin menoleh Allen ketahuan oleh salah satu anggota mereka. Allen terdiam pelan dan berkata pada Michta yang melihatnya.

'Sembunyilah dengan yang lain cepat-!'

Michta tidak kuasa meninggalkan Allen sendiri namun, bagaimanapun dia harus lari agar yang lain tak tertangkap. Dia perlahan berlari cepat layaknya Cheeta yang menuju kearah Rara dan Mia. Michta menjelaskan apa yang tadi dia lihat semuanya.

Mia mengangkat senjatanya dan akan segera membunuh mereka namun, Rara menghentikan Mia. Menurutnya itu terlalu bahaya lagi pula, Allen juga kuat bertahan terhadap mereka semua. Mia pun menjatuhkan senjatanya dan kembali bersama timnya yang tersisa.

'Nanti Allen kita susul Za' Ucap Mia mengelus punggung Qiza

'Tapi nanti klo Allen dibunuh gimana?' Tanya Qiza terisak

'Enggak kok Allen kan pinter jaga dirinya'
Jawab Zahira

Seketika tanpa menghiraukan perkataan Zahira, Qiza kembali menangis dengan kencang. Dia masih takut jika seandainya Allen terbunuh oleh mereka. Zahira masih meyakinkan Qiza agar tak terus berangan-angan seperti karena itu dapat membuatnya sakit.

Minchta menatap kaca didekat nya lalu melihat sesuatu yang aneh. Kertas cacatan dari seseorang dan dia mengambil kertas tersebut. Terlihat disana tertulis bahwa Allen akan selamat jika salah dari mereka datang dan memberikan barang yang mereka ingin kan. Barang itu adalah Krystal merah yang berguna untuk membuat pasukan atau meng-heal seseorang.

'Apa perlu kuberitau mereka?'

'Jika aku bertindak sendiri Krystal merah akan digunakan untuk kejahatan'

'Haishh... lebih baik aku beritahu saja'

'Teman-teman-!!!' teriak Minchta dari jauh

'Aku punya berita baik untuk kita namunn berbahaya--!!!!!' teriak lanjut Minchta

Semua berlari cepat menuju Minchta yang membawa kertas tadi serta cangkir. Mereka melihat Minchta yang menunjukan isi kertas tersebut, Qiza pun menangis lebih keras dan sekarang dia berlutut. Rara segera menenangkan Qiza dan yang lain berdiskusi dengan Michta.

'Jika kita korbankan Krystal itu yang kutakutkan hanyalah-'

'Digunakan untuk kejahatan kan?'

'Ya begitulah, lalu bagaimana?'

'Kurasa kita harus membawa Krystal merah yang palsu, bagaimana?'

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik...

'BAIKLAH-!'















T.B.C

Off-On Mafia [] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang