keutamaan bersahabat dengan mereka yang bertakwa

26 6 0
                                    

*KEUTAMAAN BERSAHABAT DENGAN MEREKA YANG BERTAKWA*

Betapa banyak umat Islam di zaman ini *tidak selektif* dalam memilih sahabat karib, tidak melihat dengan siapa ia bersahabat dan bergaul.

Kenapa bisa demikian?

Salah satu alasannya yaitu kita *belum mengetahui* keutamaan bersahabat dengan orang-orang yang bertaqwa sehingga seakan-akan bersahabat dengan siapapun sama saja, padahal kita sepakat akan besarnya pengaruh seorang teman, lebih-lebih seorang sahabat.

Sangat banyak keutamaan yang kita dapatkan saat kita menjadikan orang-orang yang bertaqwa sebagai sahabat karib, diantaranya :

*1. Langgeng di dunia dan di akhirat..*

Para sahabat pada hari kiamat akan saling mencela dan membenci kecuali orang-orang yang bertaqwa (berdasarkan QS. Az-Zukhruf: 67).

Perpecahan mereka tinggal menunggu waktu saja, apakah di dunia atau permusuhan yang menyakitkan di akhirat. Adapun persahabatan atas dasar ketakwaan akan kekal.

*2. Berinteraksi dengan kita melalui sunnah Rasulullah..*

Bersahabat dengan orang-orang yang bertaqwa sejatinya kita sedang bersahabat dengan orang-orang yang berusaha memenuhi setiap hak kita.

Jika sahabat kita orang-orang yang bertaqwa maka ia akan berinteraksi dengan kita melalui sunnah Nabi shalallaahu ’alaihi wasallam.

Saat ia bermuamalah dengan kita, maka yang dia ingat sabda Rasulullah untuk menyebarkan salam, memberi senyuman, mengucapkan perkataan yang baik terbaik, menjenguk saat sakit, memuliakan tamu, senantiasa mendoakan kita dengan doa yang diajarkan Rasulullah, memberi pujian yang menyenangkan hati kita namun tetap berusaha agar kita tidak ujub, memasukkan kegembiraan dalam hati kita, dia tidak akan mengolok atau mempermalukan kita, saat kita melakukan kesalahan maka ia memberi udzur kepada kita, mudah memaafkan, membantu kita saat lapang maupun sempit dan tidak mudah emosi.

Kenapa demikian?

Karena ia bermuamalah dengan kita *atas dasar dalil*, bukan hawa nafsunya.

Sufyan Ats-Tsauri mengatakan:

_“Lebih baik punya musuh yang bertaqwa daripada teman yang fasiq”._

Walaupun bermusuhan, orang yang bertaqwa tidak akan mendzalimi atau menghalalkan segala cara. Namun, jangan terlalu banyak berharap dengan teman yang fasiq, karena Rabb-nya saja yang telah memberikan banyak nikmat kepadanya ia maksiati, Pencipta-nya saja yang memberikan rezeki ia khianati, lantas bagaimana lagi dengan kita yang tidak bisa memberikan apa-apa kepadanya. Dia mengedepankan hawa nafsunya untuk melanggar perintah Allah lantas kita berharap ia menanggalkan hawa nafusnya untuk mendengarkan nasihat kita?

*3. Memberi pengaruh positif pada keimanan dan ketaqwaan kita..*

Tidak dipungkiri lagi bahwa taatnya sahabat yang bertaqwa akan menarik kita pada ketaatan yang sama. Nilai kebaikan yang ia sebarkan akan memotivasi kita untuk menyebarkan kebaikan pula. Termasuk nasihat-nasihat mereka akan menjadi pengingat saat kita lalai dari mengingat Allah.

*4. Jalan menuju istiqomah..*

Allah Ta’ala berfirman:

وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ ۗ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

_“Bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang *berpegang teguh kepada (agama) Allah*, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”_

(QS. Ali Imran : 101)

Ayat ini berisi pernyataan pengingkaran atas para sahabat, dimana keistiqamahan dan teguhnya keimanan para sahabat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu:

~ Ayat-ayat Allah senantiasa dibacakan di hadapan mereka.
~ Bersama mereka ada sebaik-baik manusia yaitu Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam sebagai uswatun hasanah.

Dua hal tersebuh sekaligus menunjukkan bahwa diantara penyebab istiqamahnya seseorang adalah lingkungan dan sahabat yang baik.

*5. Menguatkan dalam kebaikan..*

Allah Ta’ala berfirman tentang perkataan Nabi Musa ‘Alaihissalam:

_“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku dan jadikanlah ia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau”_

(QS. Thaha : 25-34)

Bahkan seorang Nabipun membutuhkan sahabat untuk membantu menguatkan mereka dalam kebaikan bagaimana lagi dengan kita?

*6. Berkumpul dengan mereka pada hari kiamat..*

Dari Anas bin Malik, beliau mengataan:

_Seseorang bertanya pada Nabi shallallaahu ’alaihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat wahai Rasulullah?” Beliau shallaahu’alaihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa, dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.” Beliau shallallaahu’alaihi wa sallam berkata, “(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.”_

(HR. Bukhori dan Muslim)

Dalam riwayat lain di Shahih Bukhari Anas mengatakan:

_"Kami tidak pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami mendengar sabda Nabi shallallaahu’alaihi wa sallam: Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai. Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallaahu’alaihi wa sallam, Abu Bakar dan Umar. Aku berharap bisa bersama mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”_

✍ *Penulis:*
Ummu 'Abdirrahman

https://muslimah.or.id/9786-mendekatlah-dengan-mereka-yang-bertaqwa.html
...

Artikel islamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang